Afiks me–i Analisis Penggunaan Penasalan pada Kolom Tajuk Rencana Surat

 : Penasalan tepat X : Penasalan tidak tepat

1. Afiks me-kan

Paragraf 3, kalimat 3 : Bahkan, kelompok radikal menggunakan media sosial untuk merekrut anggota baru. Pada kalimat di atas, afiks me-kan diimbuhkan pada bentuk dasar guna yang diawali fonem g sehingga muncul nasal ng. Fonem g tetap diwujudkan. Imbuhan me-kan pada bentuk dasar guna menyatakan makna ‘melakukan yang disebut kata dasarnya akan’ yaitu memanfaatkan media sosial untuk merekrut anggota barumelakukan sesuatu dengan media sosial. Subjek pada kalimat di atas adalah kelompok radikal. Paragraf 4, kalimat 1 : Kepolisian Negara RI mengeluarkan Surat Edaran Nomor SE6X2015 tentang Penanganan Ujaran Kebencian pada Oktober 2015. Pada kalimat di atas, afiks me-kan diimbuhkan pada bentuk dasar keluar yang diawali fonem k sehingga muncul nasal ng, tetapi fonem k tidak diwujudkan melainkan disenyawakan dengan bunyi nasal ng. Imbuhan tersebut meny atakan makna ‘membuat jadi yang disebut kata dasarnya ’. Makna mengeluarkan pada kalimat di atas adalah membuat jadi keluar Surat Edaran Nomor SE6X2015 tentang Penanganan Ujaran Kebencian pada Oktober 2015 oleh Kepolisian Negara RI. Paragraf 4, kalimat 2 : Anggota kepolisian diminta lebih peka mengantisipasi kemungkinan konflik sosial dengan mendamaikan pihak- pihak yang berselisih. Pada kalimat di atas, afiks me-kan diimbuhkan pada bentuk dasar damai yang diawali fonem d sehingga muncul nasal n. Akan tetapi fonem d tetap diwujudkan. Mendamaikan menyatakan makna ‘membuat jadi damai’. Pada kalimat tersebut, pihak yang membuat jadi damai adalah anggota kepolisian dan yang didamaikan adalah pihak-pihak yang berselisih. Paragragf 5, kalimat 1 : Di dalam surat edaran Polri, ujaran kebencian mencakup penghinaan, pencemaran nama baik, penistaan, perbuatan tidak menyenangkan, provokasi, penghasutan, dan berita bohong. Pada kalimat di atas, afiks me-kan diimbuhkan pada bentuk dasar senang sehingga muncul nasal ny karena bentuk dasar senang diawali dengan fonem s. Fonem s tidak diwujudkan melainkan disenyawakan dengan bunyi nasal ny. Makna yang didapatkan adalah menyebabkan jadi yang disebut kata dasarnya. Menyenangkan artinya menjadikan senang. Terkait dengan konteks kalimat tersebut, bahwa perbuatan yang tidak menjadikan senang termasuk ke dalam ujaran kebencian yang terdapat pada surat edaran Polri. Paragraf 6, kalimat 2 : Komisi Eropa, misalnya, bersepakat bersama perusahaan teknologi informasi untuk tidak memberi peluang media sosial digunakan untuk menyebarkan ujaran kebencian. Pada kalimat di atas, afiks me-kan diimbuhkan pada bentuk dasar sebar yang diawali fonem s sehingga muncul nasal ny, fonem s tidak diwujudkan melainkan disenyawakan dengan bunyi nasal ny. Imbuhan me-kan mendapatkan makna melakukan yang disebut kata dasarnya akan. Dalam kalimat di atas menyebarkan bermakna menyebar akan ujaran kebencian. Sesuai konteks kalimat di atas bahwa Komisi Eropa bersama perusahan teknologi informasi merupakan pihak yang tidak bersepakat jika media sosial digunakan untuk menyebar akan ujaran kebencian. Paragraf 7, kalimat 2 : Ujaran kebencian bukan hanya merugikan individu dan atau kelompok sasaran, melainkan juga mereka yang menyuarakan kebebasan berpendapat, toleransi, dan anti diskriminasi. Pada kalimat di atas, afiks me-kan diimbuhkan pada bentuk dasar suara sehingga muncul nasal ny karena bentuk dasar suara diawali fonem s. Fonem s tidak diwujudkan melainkan disenyawakan dengan nasal ny. Makna yang didapatkan adalah melakukan yang disebut kata dasarnya akan. Pada kalimat di atas menyuarakan bermakna bersuara akanmenyampaikan kebebasan berpendapat. Terkait dengan konteks

Dokumen yang terkait

Penggunaan Diksi dalam Surat Pembaca Surat Kabar Harian Kompas dan Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas IX SMP

0 3 141

PENGGUNAAN EUFEMISME DAN DISFEMISME PADA TAJUK RENCANA SURAT KABAR HARIAN RADAR LAMPUNG DAN LAMPUNG POST SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA

3 25 56

DEIKSIS PERSONA DALAM TAJUK RENCANA SURAT KABAR KOMPAS EDISI NOVEMBER 2015 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP Deiksis Persona dalam Tajuk Rencana Surat Kabar Kompas Edisi November 2015 dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.

0 5 15

DEIKSIS PERSONA DALAM TAJUK RENCANA SURAT KABAR Deiksis Persona dalam Tajuk Rencana Surat Kabar Kompas Edisi November 2015 dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.

0 2 14

PENDAHULUAN Deiksis Persona dalam Tajuk Rencana Surat Kabar Kompas Edisi November 2015 dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.

0 2 4

PENGGUNAAN SUFIKS-AN PADA TAJUK RENCANA HARIAN SURAT KABAR KOMPAS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMK Penggunaan Sufiks-An Pada Tajuk Rencana Harian Surat Kabar Kompas Sebagai Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SMK Muhammadiyah 6 Gem

0 3 15

PENGGUNAAN SUFIKS-AN PADA TAJUK RENCANA HARIAN SURAT KABAR KOMPAS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMK Penggunaan Sufiks-An Pada Tajuk Rencana Harian Surat Kabar Kompas Sebagai Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SMK Muhammadiyah 6 Gem

0 3 11

PENDAHULUAN Penggunaan Sufiks-An Pada Tajuk Rencana Harian Surat Kabar Kompas Sebagai Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SMK Muhammadiyah 6 Gemolong.

0 2 7

PENANDA KOHESI PADA TAJUK RENCANA HARIAN SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI 2015 Penanda Kohesi Pada Tajuk Rencana Harian Surat Kabar Kompas Edisi Januari 2015.

0 2 12

Morfofonemik Bahasa lndonesia dalam Kolom Tajuk Rencana pada Surat Kabar Kompas.

0 1 7