47
menggunakan dokumen tertulis berupa arsip maupun buku-buku tentang teori, jurnal, dan lain-lain. Teknik ini merupakan alat pengumpulan data yang
utama karena penjelasan mengenai fenomena yang diteliti lebih rasional dan logis.
7
Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber nonmanusia. Sumber ini terdiri dari dokumen dan rekaman. Dokumen tidak
dipersiapkan secara khusus untuk tujuan tertentu, seperti surat-surat, buku harian, naskah, editorial surat kabar, catatan kasus, skrip televisi, dan foto-
foto. Penggunaan sumber dokumen dan rekaman dikarenakan sumber ini selalu tersedia dan murah, keakuratannya stabil dalam merefleksikan situasi
di masa lampau tanpa adanya perubahan, dan dapat memenuhi akuntabilitas.
8
Peneliti mengumpulkan dokumen tertulis berupa surat kabar harian Kompas edisi bulan Agsustus 2016 dari tanggal 1-10 untuk memperoleh data
yang diperlukan.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis isi, teknik analisis isi adalah teknik analisis data yang mendasarkan pada isi dari data
deskriptif.
9
Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah:
1. Tajuk rencana surat kabar Kompas dikumpulkan selama edisi awal
bulan Agustus 2016 yaitu tanggal 1-10 Agustus 2016.
2. Mencari dan mendata kata yang memperoleh afiks me-kan, me-i, pe-an
dan mengandung penasalan dalam tajuk rencana surat kabar Kompas.
3. Setelah data terkumpul, data dimasukkan ke dalam tabel sesuai dengan
jenis afiks dan bunyi nasal yang dihasilkan. Baik data yang tepat
maupun yang tidak tepat.
7
Ibid., h. 181
8
Syamsuddin AR dan Vismaia S. Damaianti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2009, cet. 3, h. 108-109
9
Cholid, Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 2004, h. 65
48
4. Mendeskripsikan penggunaan penasalan dan makna pada data yang
dikumpulkan.
5. Menjelaskan bentuk kesalahan data dan memperbaiki kesalahan
penulisan penasalan dalam tajuk rencana surat kabar Kompas 6.
Menyimpulkan hasil analisis penggunaan penasalan dalam tajuk
rencana surat kabar Kompas.
49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah Harian Kompas
Harian Kompas adalah surat kabar Indonesia yang berkantor pusat di Jakarta. Kompas diterbitkan oleh PT Kompas Media Nusantara yang
merupakan bagian dari kelompok usaha Kompas Gramedia KG, yang didirikan oleh PK. Ojong dan Jakob Oetama sejak 28 Juni 1965.
Kompas terbit pertama kali dengan empat halaman, masing-masing halaman sembilan kolom. Terbitan pertama dicetak dengan tiras hampir 5.000
eksemplar dan beredar di Jakarta. Kompas sempat dilarang terbit pada 02 Oktober 1966 terkait dengan peristiwa Gerakan 30 September.
Sehubungan dengan krisis kertas Koran, ukuran Kompas menyusut dari sembilan kolom menjadi enam kolom, dengan jumlah halaman tetap empat
lembar. Kondisi ini berlangsung hingga 9 September 1966, kemudian diresmikan percetakan Gramedia di Jalan Palmerah Selatan untuk mendukung
perkembangan Kompas. Tiras Kompas menjadi sekitar 96.000 eksemplar dengan tebal 12 halaman. Kompas juga pernah mengalami pelarangan terbit
untuk kedua kalinya, hingga 4 Februari 1978 baru terbit kembali. Pada 2 November 1986 jumlah halaman Kompas terus bertambah, sejak
saat ini seminggu sekali jumlah halaman menjadi 16 halaman. Seiring perkembangannya Kompas kemudian menerapkan cetak jarak jauh melalui
percetakan Bawen yang melayani pengiriman surat kabar untuk pelanggan di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Kompas juga memanfaatkan teknologi
dengan mengeluarkan versi internet yang diperkenalkan dengan nama Kompas Online.
Saat ini pelanggan Kompas semakin dimanjakan dengan dihadirkannya format e-paper yang pertama kali diluncurkan untuk publik pada 1 Juli 2009,
format ini menawarkan pengalaman yang berbeda bagi pembaca sebagai gerbang transformasi ke era digital.