Pelapisan Tembaga Fungsi dari benda yang dilapisi.
101
Dapat ditempa, dibengkokan dan merupakan penghantar
panas dan listrik
Titik leleh : 1.083 C, titik didih : 2.301
C
Berat jenis tembaga sekitar 8,92 grcm
3
Sifat-sifat Kimia Tembaga
Dalam udara kering sukar teroksidasi, akan tetapi jika dipanaskan akan membentuk oksida tembaga CuO
Dalam udara lembab akan diubah menjadi senyawa karbonat
atau karat basa, menurut reaksi : 2Cu + O
2
+ CO
2
+ H
2
O ? CuOH
2
CO
3
Tidak dapat bereaksi dengan larutan HCl encer maupun
H
2
SO
4
encer
Dapat bereaksi dengan H
2
SO
4
pekat maupun HNO
3
encer dan pekat
Cu + H
2
SO
4
? CuSO
4
+2H
2
O + SO
2
Cu + 4HNO
3
pekat ? CuNO
3 2
+ 2H
2
O + 2NO
2
3Cu + 8HNO
3
encer ? 3CuNO
3 2
+ 4H
2
O + 2NO Pada umumnya lapisan Tembaga adalah lapisan dasar yang
harus dilapisi lagi dengan Nikel atau Khrom. Pada prinsipnya ini merupakan proses pengendapan logam secara elektrokimia,
digunakan listrik arus searah DC. Jenis elektrolit yang digunakan adalah tipe alkali dan tipe asam. Untuk tipe alkali komposisi
larutan dan kondisi operasi dapat dilihat pada tabel 2.3.
Tabel 2.3. Komposisi dan kondisi operasi plating tembaga sianida
Tipe : Strike Komponen dan kondisi operasi
Tembaga sianida Potasium sianida
Sodium karbonat pH
Temperatur Rapat arus katoda
Efisiensi katoda 15 grLt
23 grLt 15 grLt
12-12,6
30-40
o
C 1-2 Adm
2
30
102
Tipe : Rochelle Komponen dan kondisi operasi
Tembaga sianida Potasium sianida
Sodium karbonat Rochelle Salt
pH Temperatur
Rapat arus katoda Efisiensi katoda
40 grLt 50 grLt
30 grLt 60 grLt
10,2-10,5 40-60
o
C 2-4 Adm
2
50 Tipe : Efisiensi Tinggi
Komponen dan kondisi operasi Tembaga sianida
Potasium sianida Sodium karbonat
pH Temperatur
Rapat arus katoda Efisiensi katoda
75 grLt 100 grLt
30grLt 13
70-80
o
C 3-6 Adm
2
100 Larutan Strike menghasilkan lapisan yang sangat tipis. Larutan
strike dapat pula dipakai sebagai pembersih dengan pencelupan pada larutan sianida yang ditandai dengan keluarnya gas yang
banyak pada benda kerja sehingga
kotoran-kotoran yang menempel akan mengelupas. Larutan ini terutama digunakan
pada komponen-komponen dari baja sebagai lapisan dasar, untuk selanjutnya dilakukan pelapisan tembaga dengan logam lain.
Gambar 2.39. Proses pelapisan tembaga
103
Formula kecepatan tinggi atau efisiensi tinggi digunakan untuk plating tembaga tebal, smentara proses Rochelle digunakan untuk
menghasilkan pelapisan yang bersifat antara strike dan kecepatan tinggi. Garam-garam Rochelle tidak terdekomposisi dan hanya
berkurang melalui drag-out yaitu terikutnya larutan pada benda kerja pada saat pengambilan dari tanki tinggi disbanding larutan
strike sebab kerapatan arus katoda dan efisiensi penting dalam kecepatan plating. Larutan Rochelle dan kecepatan tinggi dapat
dioperasikan pada temperatur relatif tinggi. Komposisi larutan dan kondisi operasi untuk pelapisan tembaga
asam dapat dilihat pada tabel 2.4.
Tabel 2.4. Komposisi dan kondisi operasi plating tembaga asam
Formula 1 Komponen dan kondisi operasi
Tembaga sulfat Asam sulfat
Specific gravity Temperatur
Kerapatan katoda Efisiensi katoda
200 grLt 50 grLt, s.g. 1,84
19
o
Be pada 27
o
C 30-50
o
C 2-5 Adm
2
95-100 Formula 2, dengan klorida
Komponen dan kondisi operasi Tembaga sulfat
Asam sulfat Klorida
Kerapatan arus Perbandingan anoda :
katoda Agitasi
Temperatur 250 grLt
90 grLt 50 mgLt
2-4 Adm
2
1 : 1 Udara
24-32
o
C
Proses Pengolahan Awal adalah proses persiapan permukaan dari benda kerja yang akan mengalami proses pelapisan logam.
Pada umumnya proses pelapisan logam itu mempunyai dua tujuan pokok adalah sifat dekorasi, sifat ini untuk mendapatkan
tampak rupa yang lebih baik dari benda asalnya, dan aplikasi teknologi, sifat ini misalnya untuk mendapatkan ketahanan
104
korosinya, mampu solder, kekerasan, sifat listrik dan lain sebagainya.
Keberhasilan proses pengolahan awal ini sangat menentukan kualitas hasil pelapisan logam, baik dengan cara listrik, kimia
maupu dengan cara mekanis lainnya.
Proses pengolahan awal yang akan mengalami proses pelapisan logam pada umumnya meliputi proses-proses pembersihan dari
segala macam pengotor cleaning proses dan juga termasuk proses-proses pada olah permukaan seperti poleshing, buffing,
dan proses persiapan permukaan yang lainnya.
Untuk mendapatkan daya lekat pelapisan logam adhesi dan fisik permukaan benda kerja yang baik dari suatu lapisan logam, maka
perlu diperhatikan cara olah permukaan dan proses pembersihan permukaan. Ketidaksempurnaan kedua hal tersebut di atas dapat
menyebabkan adanya garisan-garisan pada benda kerja dan pengelupasan hasil pelapisan logam.
Pemilihan proses serta jenis bahan yang dipakai, baik pember- sihan dengan cara mekanis ataupun dengan cara mekanis
ataupun dengan cara kimia ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut :
jenis logam
jenis pengotor
tingkat kebersihan permukaan
cara pembersihan dan jenis bahan