Tablet Bahan Tambahan Dalam Pembuatan Tablet Effervescent

2 Pencampuran Shear Pada pencampuran shear terjadi perubahan konfigurasi komponen penyusun campuran Schwartz and Lantz, 1990. Shear terjadi antara daerah-daerah dengan komposisi berbeda dan sejajar dengan antar mukanya, akan mengurangi skala segregasi dengan menipiskan lapisan- lapisan yang tidak sama Rippie, 1989. 3 Pencampuran Difusiv Pada pencampuran difusiv terjadi gerakan-gerakan acak partikel secara individu dalam campuran Schwartz and Lantz, 1990. Pertukaran tempat dari partikel-partikel tunggal tersebut mengakibatkan berkurangnya intensitas pemisahan Rippie, 1989.

2. Proses pembuatan tablet

Pada prinsipnya tablet dapat dibuat melalui kempa langsung atau granulasi, baik granulasi basah atau granulasi kering. Untuk menentukan metode pembuatannya apakah dibuat dengan kempa langsung atau granulasi sangat tergantung pada dosis dan sifat zat aktifnya. Dibandingkan dengan metode granulasi, metode kempa langsung dinilai lebih menguntungkan dalam hal penghematan waktu, peralatan, ruangan maupun energi yang dibutuhkan Rohdiana, 2003. Proses pembuatan tablet harus dilakukan pada ruang khusus sehingga bisa diatur kelembaban relatifnya, kira-kira di bawah 25. Apabila kelembaban relatifnya lebih dari 25 maka akan mengalami kesulitan pada proses pembuatan tablet dan sukar tercapai tablet effervescent yang stabilitasnya bagus Mohrle, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1989. Kelembaban relatif didefinisikan sebagai perbandingan antara tekanan uap air dalam atmosfer dengan tekanan uap air jenuh pada temperatur tertentu Anonim, 2007 b. Kelembaban relatif dinyatakan sebagai persentase dan dihitung dengan cara berikut : 100 x jenuh air uap tekanan atmosfir dalam air uap tekanan RH = Moechtar, 1990

D. Bahan Tambahan Dalam Pembuatan Tablet Effervescent

Bahan-bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan tablet effervescent meliputi :

a. Sumber Asam

Sumber asam yang diperlukan untuk reaksi effervescent dapat diperoleh dari tiga sumber utama, yaitu asam makanan asam sitrat, asam tartrat, asam malat, asam fumarat, asam adiptat dan asam suksinat, asam anhidrat asam suksinat anhidrat dan asam sitrat anhidrat dan asam garam natrium dihirogen pospat, dinatrium dihirogen piropospat, garam asam sitrat dan natrium asam sulfit. Asam makanan adalah yang biasa digunakan Mohrle, 1989. Asam sangat penting pada pembuatan tablet effervescent. Sumber asam jika direaksikan dengan air maka bahan tersebut akan terhidrolisa kemudian akan melepaskan asam yang dalam proses selanjutnya akan bereaksi dengan bahan karbonat sehingga terbentuklah gas CO 2 Banker and Anderson, 1986. Asam sitrat bersifat sangat mudah larut air dan mudah larut etanol Lindberg et al., 1992. Sifat asam sitrat yang higroskopis dan mudah larut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dalam air merupakan alasan yang menyebabkan asam sitrat lebih sering digunakan dalam pembuatan suasana asam pada pembuatan tablet effervescent Ansel, 1989. Asam tartrat lebih larut dalam air dan lebih higroskopis dibandingkan dengan asam sitrat Mohrle, 1989. Asam tartrat terlarut di dalam kurang dari 1 bagian air, hal ini berarti 1 bagian asam larut dalam kurang dari 1 bagian air dan larut dalam 2,5 bagian alkohol Lindberg et al., 1992. Sumber asam akan menghasilkan reaksi effervescent yang baik bila digunakan pada range konsentrasi 25-40 dari berat tablet Wehling and Fred, 2004.

b. Sumber Karbonat

Sumber karbonat untuk effervescent meliputi natrium bikarbonat, natrium karbonat, potassium karbonat, natrium sesquikarbonat, natrium glisin karbonat, L-lisin karbonat, arginin karbonat Mohrle, 1989. Natrium karbonat di pasaran tersedia dalam bentuk anhidrat atau monohidrat.. semua bentuk natrium karbonat sangat larut dalam air Lindberg et al., 1992. Natrium karbonat Na 2 CO 3 menunjukkan efek menstabilkan ketika digunakan dalam tablet effervescent dikarenakan kemampuannya mengabsorbsi lembab, hal ini dapat mencegah reaksi awal effervescent. Natrium karbonat dalam bentuk anhidrat akan mengabsorbsi lembab menjadi bentuk hidrat yang stabil Mohrle, 1989.

c. Bahan Pengikat

Bahan pengikat adalah bahan yang membantu untuk mengikat bahan lain bersama-sama Mohrle, 1989. Bahan pengikat menjamin penyatuan beberapa partikel serbuk dalam sebuah butir granulat. Demikian pula kekompakan tablet akan dipengaruhi, baik oleh tekanan pencetakan maupun bahan pengikat Voigt, 1995. Bahan pengikat dapat ditambahkan kedalam serbuk dengan beberapa cara, yaitu : 1. Serbuk kering yang dicampur dengan bahan lain sebelum penggumpalan basah. Selama prosedur penggumpalan bahan pengikat dilarutkan sebagian atau seluruhnya dalam cairan penggumpal. 2. Larutan yang digunakan sebagai cairan penggumpal selama penggumpalan basah. Yang biasa dikenal sebagai solution binder. 3. Serbuk kering yang dicampur dengan bahan lain sebelum pengempaan. Yang biasa dikenal sebagai dry binder. Alderborn, 2002 Penggunaan bahan pengikat pada tablet effervescent dibatasi bukan karena tidak dibutuhkan tetapi karena aksi dua arah bahan pengikat tersebut. Penggunaan bahan pengikat, sekalipun larut air, akan memperlambat proses desintegrasi tablet effervescent Mohrle, 1989. Oleh karena itu, sebaiknya bahan pengikat digunakan sesedikit mungkin Voigt, 1995. Bahan pengikat yang efektif untuk tablet effervescent adalah PVP polivinylpyrolidone Mohrle, 1989. PVP dapat ditambahkan ke dalam campuran dalam bentuk kering atau di granulasi. Konsentrasi PVP yang digunakan sebagai bahan pengikat berkisar antara 0,5-5 Khankari and Hortz, 1997. PVP polivinylpyrrolidone merupakan homopolimer dari N- vinylpyrrolidone. PVP bersifat larut dalam air dan pelarut polar lainnya Anonim, 2007 c. Sifat ikatan PVP meningkat dengan semakin meningkatnya berat molekul. Ikatan antar partikel yang paling kuat dibentuk oleh PVP dengan berat molekul paling tinggi Schmidt, 1999. N O C C H H H Gambar 3. N- vinylpyrrolidone C C H H H N O C C H H H N O C C H H H N O Gambar 4. poliN-vinylpyrrolidone f. Bahan Pengisi Bahan pengisi berguna untuk memperbesar volume tablet sehingga diperoleh ukuran yang sesuai. Bahan pengisi yang ideal memiliki sifat inert, non-higroskopis, larut air, memiliki kompaktibilitas yang baik, rasanya dapat diterima, dan murah Alderborn, 2002. Bahan pengisi yang umum digunakan adalah jenis pati dan laktosa Voigt, 1995. Laktosa memiliki sifat bahan pengisi yang baik, antara lain dapat larut dalam air, rasanya enak, non- higroskopis, tidak reaktif dan menunjukkan kompaktibilitas yang baik Alderborn, 2002.

g. Bahan Pelicin

Bahan pelicin merupakan salah satu komponen yang penting karena tanpa bahan ini pembuatan tablet dengan kecepatan tinggi tidak dimungkinkan Mohrle, 1989. Bahan pelicin berfungsi untuk menjamin bahwa pencetakan dan pengeluaran tablet dapat terjadi dengan gesekan yang rendah antara padatan dan dinding die. Gesekan yang tinggi selama proses penabletan dapat menimbulkan masalah, termasuk kualitas tablet yang kurang baik capping atau bahkan fragmentasi tablet selama proses pengeluaran, dan goresan vertikal pada bagian tepi tablet Alderborn, 2002. Bahan pelicin umumnya ditambahkan dalam bentuk kering. Bahan pelicin ditambahkan dan dicampur selama 2-5 menit. Pencampuran yang berlebihan dapat mengurangi desintegrasi-disolusi dan tablet dapat kehilangan ikatannya. Bahan pelicin juga dapat ditambahkan dalam granulasi sebagai larutan alkoholik dan sebagai suspensi dan emulsi Peck et al., 1989. Garam magnesium, kalsium, dan seng dari asam stearat adalah bahan pelicin yang paling efisien yang umum digunakan. Konsentrasi efektif yang digunakan adalah 1 atau kurang, karena bagaimanapun bahan-bahan tersebut tidak larut air sehingga dapat menghalangi hancurnya tablet dan menghasilkan larutan yang tidak jernih Mohrle, 1989. Mg stearat C 36 H 70 MgO 4 banyak digunakan sebagai bahan pelicin dalam proses pembuatan tablet dan lebih efisien karena dengan jumlah yang sangat sedikit sudah cukup untuk memperbaiki waktu alir serbukgranul Sheth et al., 1989.

h. Bahan Tambahan Lain

Tablet effervescent mungkin mengandung bahan tambahan lain seperti, bahan perasa, pewarna dan pemanis Mohrle, 1989. Bahan pemanis buatan yang disarankan dalam tablet effervescent adalah sakarin atau bentuk garam natrium dan kalsiumnya dan aspartame Lindberg et al., 1992. Konsentrasi natrium sakarin sebagai pemanis yang umum digunakan adalah 0,075-0,6 Allen, 2002. S N O O O Na Gambar 5. Natrium Sakarin

E. Metode Pembuatan Tablet Effervescent

Tablet effervescent dapat dibuat dengan dua cara, yaitu kempa langsung dan granulasi Alderborn, 2002.

1. Kempa Langsung

Kempa langsung adalah proses pencetakan bahan obat atau campuran bahan obat atau pencampuran bahan obat-bahan pembantu berbentuk serbuk tanpa proses pengolahan awal Voigt, 1995. Tablet diproduksi dengan mencampur bahan obat dengan bahan tambahan. Campuran serbuk kemudian dikempa secara langsung pada mesin tablet Rubinstein, 1988. Tekanan yang dibutuhkan untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI membentuk cetakan kecil sesuai dengan karakteristik kekompakan yang diinginkan, berlainan tergantung dari bahan obat Voigt, 1995. Kempa langsung menghindari banyak masalah yang timbul pada granulasi basah dan granulasi kering Anonim, 1995. Kempa langsung dinilai sangat memuaskan karena kebutuhan kerja yang rendah sehingga lebih ekonomis dari pencetakan granulat. Keuntungan utama dari kempa langsung adalah bahan obat yang peka terhadap lembab dan panas, yang stabilitasnya terganggu akibat proses granulasi dapat dibuat menjadi tablet Voigt, 1995. Keuntungan lain yang sedikit diakui dalam kempa langsung adalah waktu hancur tablet dapat dioptimalkan, dimana partikel obat dibebaskan dari tablet dan tersedia dalam bentuk larutan Shangraw, 1989. Beberapa tablet effervescent sukses diproduksi dengan kempa langsung. Dalam kempa langsung perlu diperhatikan bahan dasar yang digunakan untuk mendapatkan campuran yang mudah mengalir, tidak memisah dan kompak Lindberg et al., 1992. Zat pembawa yang digunakan harus dapat mengalir dengan baik, inert, tidak berasa, tidak berwarna dan memberikan rasa nyaman pada mulut. Zat pembawa sebaiknya dapat meningkatkan kompresibilitas dari obat yang memiliki kompresibilitas rendah Rubinstein, 1988.

2. Granulasi Kering

Granulasi kering dilakukan dengan cara menekan massa serbuk pada tekanan tinggi sehingga menjadi tablet besar yang tidak berbentuk baik, kemudian digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan. Keuntungan granuasi kering adalah tidak diperlukan panas dan kelembapan pada proses granulasi Anonim, 1995. Dengan metode ini, bahan aktif maupun pengisi harus memiliki sifat kohesif supaya massa yang jumlahnya besar dapat dibentuk. Metode ini khususnya untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah dengan metode granulasi basah, karena kepekaannya terhadap uap air atau karena untuk mengeringkannya diperlukan temperatur yang dinaikkan Ansel, 1989. Ada dua metode dalam granulasi kering : slugging dan roller compaction Miller, 1997. 1 Slugging Setelah bahan-bahan ditimbang dan dicampur, campuran serbuk di slug, atau dikempa menjadi lempengan tablet yang besar atau pelet dengan diameter kurang lebih 1 inci. Kemudian slugs dihancurkan dengan tangan atau digiling dan diayak sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Bahan pelicin ditambahkan dengan cara biasa dan tablet dibuat dengan kompresi Ansel et al., 2005. 2 Roller Compaction Metode ini digunakan untuk meningkatkan densitas dari serbuk dengan menekan serbuk diantara mesin penggilas dengan tekanan 1-6 ton. Bahan yang sudah kompak tersebut kemudian dihancurkan, diukur dan dilubrikasi, dan tablet dibuat dengan cara biasa Ansell et al., 2005. Tetapi tidak semua tablet effervescent dapat dibuat dengan granulasi kering, hanya formula yang memiliki daya ikat cukup dan mengalir dengan mudah dapat dibuat tablet dengan proses ini Parrot, 1990. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Granulasi Basah

Granulasi basah merupakan metode terluas yang digunakan dalam memproduksi tablet kompresi Ansel, 1989. Prinsip pembuatan tablet effervescent pada metode ini secara dasar sama dengan tablet konvensional. Dimana pada metode ini melibatkan pencampuran bahan – bahan kering dengan suatu bahan pengikat untuk menghasilkan massa granul. Granulasi basah pada effervescent dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu dengan penggunaan panas, dengan cairan non reaktif, dan dengan cairan reaktif Mohrle, 1989. 1. Penggunaan panas Penggunaan panas merupakan metode klasik dalam granulasi effervescent. Metode ini membutuhkan pembebasan air dari bahan hidrat pada temperatur rendah untuk membentuk masa granul yang liat. Proses ini sulit dikontrol untuk mendapatkan hasil yang sama karena tergantung pada pelepasan air bahan-bahan yang dipakai dan temperatur Mohrle, 1989. 2. Dengan cairan non reaktif Metode ini merupakan metode yang umum digunakan dan sama dengan proses granulasi pada pembuatan tablet biasa. Cairan penggranul, seperti etanol atau isopropanol ditambahkan perlahan ke dalam formulasi sambil diaduk agar cairan penggranul terdistribusi merata. Pembuatan granul asam dan granul basa dapat dipisah untuk menghindari reaksi effervescent dini. 3. Dengan cairan reaktif Salah satu cairan penggranul yang efektif adalah air. Kenyataannya reaksi effervescent terjadi dengan adanya air, oleh karena itu diperlukan kontrol PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI selama proses. Masa granul yang telah terbentuk harus segera dikeringkan untuk menghindari reaksi effervescent Mohrle, 1989. Metode granulasi basah menguntungkan dalam penggunaannya karena serbuk halus yang dibuat menjadi granul akan memberikan sifat alir yang baik, sehingga pengisian ke dalam ruang cetak menjadi konstan dan akan dihasilkan bobot yang seragam. Kelemahan metode granulasi basah adalah memerlukan peralatan dan penanganan khusus serta tenaga yang cukup besar Parrot, 1990.

F. Uji Sifat Fisis Campuran Serbuk

Uji sifat fisis campuran serbuk sebelum dikempa perlu dilakukan karena sangat mempengaruhi kualitas tablet yang dihasilkan. Uji sifat fisis campuran serbuk dapat dilakukan sebagai berikut :

a. Sifat Alir

Sifat alir campuran serbuk sangat penting tidak hanya karena efek langsungnya pada keseragaman pengisian die dan keseragaman bobot tablet, tetapi juga peranannya dalam homogenitas campuran atau serbuk. Oleh karena secara keseluruhan ukuran partikel yang kecil dijumpai dalam campuran kempa langsung, sifat alir merupakan masalah yang penting dibandingkan dengan granulasi Shangraw, 1989. Jika obat memiliki sifat alir yang jelek maka dapat dipilih bahan tambahan yang dapat memperbaiki sifat alirnya Wedke et al., 1989.

Dokumen yang terkait

PENGARUH VARIASI ASAM SITRAT, ASAM TARTRAT DAN NATRIUM BIKARBONAT DALAM FORMULASI GRANUL Pengaruh Variasi Asam Sitrat, Asam Tartrat Dan Natrium Bikarbonat Dalam Formulasi Granul Effervescent Ekstrak Etanol Daun Ashitaba (Angelica keiskei) Terhadap Sifat

0 2 13

PENGARUH VARIASI ASAM SITRAT, ASAM TARTRAT DAN NATRIUM BIKARBONAT DALAM FORMULASI GRANUL Pengaruh Variasi Asam Sitrat, Asam Tartrat Dan Natrium Bikarbonat Dalam Formulasi Granul Effervescent Ekstrak Etanol Daun Ashitaba (Angelica keiskei) Terhadap Sifat

0 6 16

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI ASAM SITRAT-ASAM TARTRAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EFFERVESCENT YANG MENGANDUNG Fe, Zn DAN VITAMIN C.

0 7 19

Optimasi komposisi asam tartrat dan natrium bikarbonat dalam tablet effervescent ekstrak herba pegagan (centellae asiaticae herba) dan ekstrak daun singkong (manihotis folium) : aplikasi metode desain faktorial.

1 0 9

Optimasi natrium bikarbonat dan campuran asam tartrat-asam fumarat sebagai eksipien dalam pembuatan granul effervescent ekstrak rimpang temulawak [Curcuma xanthorrhizaroxb.] secara granulasi basah dengan metode desain faktorial.

1 6 125

Optimasi komposisi asam sitrat dan asam tartrat dalam tablet effervescent vitamin c : aplikasi metode desain faktorial - USD Repository

0 0 117

Optimasi natrium bikarbonat dan campuran asam tartrat-asam fumarat sebagai eksipien dalam pembuatan granul effervescent ekstrak rimpang temulawak [Curcuma xanthorrhizaroxb.] secara granulasi basah dengan metode desain faktorial - USD Repository

0 0 123

Optimasi campuran asam sitrat-asam tartrat dan matrium bikarbonat sebagai eksipien dalam pembuatan granul effervescent ekstrak rimpang temulawak [Curcuma xanthorrhiza Roxb.] secara granulasi basah dengan metode desain faktorial - USD Repository

0 0 127

Optimasi asam tartrat dan natrium karbonat dalam pembuatan granul effervescent ekstrak sambiloto (andrographis paniculata ness) secara granulasi basah dengan metode desain faktorial - USD Repository

0 0 93

Optimasi komposisi asam tartrat dan natrium bikarbonat dalam tablet effervescent ekstrak herba pegagan (centellae asiaticae herba) dan ekstrak daun singkong (manihotis folium) : aplikasi metode desain faktorial - USD Repository

0 0 7