Alat Penelitian Bahan dan Alat Penelitian 1. Bahan Penelitian

Formula untuk penelitian menggunakan metode desain faktorial dengan 2 faktor dan 2 level ditentukan sebagai berikut: Tabel III. Level rendah dan level tinggi formula tablet effervescent vitamin C 250 tablet Formula Asam sitrat g Asam tartrat g 1 93,75 93,75 a 150 93,75 b 93,75 150 ab 150 150 Keterangan : Formula 1 = asam sitrat level rendah, asam tartrat level rendah Formula a = asam sitrat level tinggi, asam tartrat level rendah Formula b = asam sitrat level rendah, asam tartrat level tinggi Formula ab = asam sitrat level tinggi, asam tartrat level tinggi

2. Penyiapan Komponen Campuran

Bahan-bahan yang digunakan terlebih dahulu ditimbang dengan menggunakan neraca analitik sesuai dengan berat masing-masing sebelum proses pencampuran.

3. Pencampuran serbuk

Semua bahan dicampur selama 15 menit menggunakan pencampur kubus Erweka AR 400 dengan kecepatan 100 rpm, kecuali magnesium stearat. Magnesium stearat ditambahkan 5 menit terakhir. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Uji Sifat Fisis Campuran Serbuk Uji sifat fisis campuran serbuk meliputi:

a. Sifat alir

Seratus gram campuran serbuk dituang perlahan-lahan ke dalam corong pengukur melalui tepi corong. Setelah itu penutup corong dibuka dan serbuk dibiarkan mengalir keluar. Waktu yang diperlukan campuran serbuk untuk keluar melalui mulut corong dicatat menggunakan stopwatch Lachman dkk, 1994.

b. Kandungan Lembab

Penentuan kandungan lembab campuran serbuk dilakukan secara langsung menggunakan moisture analyser. Lima gram campuran serbuk diletakkan di atas cawan aluminium dan dimasukkan ke dalam moisture analyser, kemudian dilakukan pengukuran kandungan lembab dengan pemanasan pada suhu 105º C. Pemanasan dilakukan selama 15 menit atau sampai bobot campuran serbuk relatif konstan. Prosen kadar air merupakan hasil bagi selisih bobot sebelum dan sesudah pemanasan dengan bobot campuran serbuk sebelum pemanasan dikalikan 100. Kadar air pada campuran serbuk effervescent berkisar antara 0,4 - 0,7 Dash et al., 2000.

c. Kompaktibilitas

Ruang kompresi diatur sebesar 1 cm. Sejumlah campuran serbuk dimasukkan ke ruang cetakan sampai terisi penuh dan rata, kemudian dikempa pada kedalaman punch atas 0 mm. Ketinggian punch atas dicatat, dicatat pula kekerasan tablet yang dihasilkan. Setelah itu, punch atas diturunkan skalanya sebesar 0,5 mm. Demikian seterusnya sampai diperoleh tablet dengan kekerasan nol kg, dan ditandai dengan harga F. Apabila harga F suatu zat lebih besar dari 40 400 perseribu centimeter, maka akan dijumpai kesulitan dalam mentabletnya Guyot dalam Fudholi 1983.

5. Formulasi Tablet Effervescent Vitamin C

Campuran serbuk masing-masing formula kemudian dikempa dengan mesin tablet single punch. Proses pentabletan dilakukan dalam ruangan dengan kelembaban relatif ±45. Kelembaban yang digunakan untuk pembuatan tablet effervescent sebaiknya kurang dari 25 Mohrle, 1989. Dalam penelitian ini tidak dimungkinkan untuk mendapatkan kelembaban relatif yang memenuhi syarat karena kondisi ruangan yang digunakan masih dapat ditembus udara yang masuk dari luar dan kapasitas dehumidifier yang digunakan untuk menurunkan kelembapan kurang besar, sehingga hanya mampu menurunkan sampai batasan ±45.. Selain itu, tidak semua proses pembuatan tablet effervescent vitamin C dapat dilakukan pada ruangan dengan RH ±45 karena fasilitas ruangan yang belum memadai Tablet effervescent dibuat empat formula dengan variasi jumlah sumber asam, yaitu asam sitrat dan asam tartrat.

6. Uji Sifat Fisis Tablet Effervescent

a. Keseragaman bobot

Dua puluh tablet effervescent ditimbang satu persatu dengan neraca elektrik. Dihitung purata Χ dan koefisien variasi CV. Untuk tablet yang besarnya lebih dari 300 mg, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari 5 dan tidak ada 1 tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari 10 Anonim, 1979.

b. Kekerasan

Alat yang digunakan untuk mengukur kekerasan tablet adalah Stokes- Monsanto. Sebuah tablet diletakkan vertikal di antara ujung penekan pada Stokes-Monsanto, tekanannya diatur sedemikian rupa, sehingga tablet stabil ditempatnya dan jarum penunjuk berada pada skala 0 lalu sekrup diputar hingga tablet pecah. Besarnya tekanan dibaca langsung pada skala Voigt, 1995.

c. Kerapuhan

Dua puluh tablet dibebas-debukan dari partikel halus yang menempel, lalu ditimbang. Tablet yang telah dibebas-debukan dimasukkan ke dalam friabilator alat penguji kerapuhan tablet, diputar selama 4 menit dengan kecepatan 25 rpm. Tablet dibersihkan dan ditimbang kembali. Hitung persen kehilangan berat tablet dari berat keseluruhan tablet semula Kottke and Rudnic, 2002.

d. Waktu larut

Waktu larut tablet effervescent merupakan waktu yang diperlukan oleh tablet supaya pecah menjadi bagian yang terlarut atau partikel. Uji waktu larut tablet effervescent dilakukan dengan menempatkan tablet pada air dengan volume 120-180 ml. Tablet effervescent yang baik akan hancur dan terlarut dengan cepat dalam waktu 1-2 menit Mohrle, 1989. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

PENGARUH VARIASI ASAM SITRAT, ASAM TARTRAT DAN NATRIUM BIKARBONAT DALAM FORMULASI GRANUL Pengaruh Variasi Asam Sitrat, Asam Tartrat Dan Natrium Bikarbonat Dalam Formulasi Granul Effervescent Ekstrak Etanol Daun Ashitaba (Angelica keiskei) Terhadap Sifat

0 2 13

PENGARUH VARIASI ASAM SITRAT, ASAM TARTRAT DAN NATRIUM BIKARBONAT DALAM FORMULASI GRANUL Pengaruh Variasi Asam Sitrat, Asam Tartrat Dan Natrium Bikarbonat Dalam Formulasi Granul Effervescent Ekstrak Etanol Daun Ashitaba (Angelica keiskei) Terhadap Sifat

0 6 16

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI ASAM SITRAT-ASAM TARTRAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EFFERVESCENT YANG MENGANDUNG Fe, Zn DAN VITAMIN C.

0 7 19

Optimasi komposisi asam tartrat dan natrium bikarbonat dalam tablet effervescent ekstrak herba pegagan (centellae asiaticae herba) dan ekstrak daun singkong (manihotis folium) : aplikasi metode desain faktorial.

1 0 9

Optimasi natrium bikarbonat dan campuran asam tartrat-asam fumarat sebagai eksipien dalam pembuatan granul effervescent ekstrak rimpang temulawak [Curcuma xanthorrhizaroxb.] secara granulasi basah dengan metode desain faktorial.

1 6 125

Optimasi komposisi asam sitrat dan asam tartrat dalam tablet effervescent vitamin c : aplikasi metode desain faktorial - USD Repository

0 0 117

Optimasi natrium bikarbonat dan campuran asam tartrat-asam fumarat sebagai eksipien dalam pembuatan granul effervescent ekstrak rimpang temulawak [Curcuma xanthorrhizaroxb.] secara granulasi basah dengan metode desain faktorial - USD Repository

0 0 123

Optimasi campuran asam sitrat-asam tartrat dan matrium bikarbonat sebagai eksipien dalam pembuatan granul effervescent ekstrak rimpang temulawak [Curcuma xanthorrhiza Roxb.] secara granulasi basah dengan metode desain faktorial - USD Repository

0 0 127

Optimasi asam tartrat dan natrium karbonat dalam pembuatan granul effervescent ekstrak sambiloto (andrographis paniculata ness) secara granulasi basah dengan metode desain faktorial - USD Repository

0 0 93

Optimasi komposisi asam tartrat dan natrium bikarbonat dalam tablet effervescent ekstrak herba pegagan (centellae asiaticae herba) dan ekstrak daun singkong (manihotis folium) : aplikasi metode desain faktorial - USD Repository

0 0 7