C C
H H
H N
O C
C H
H H
N O
C C
H H
H N
O C
OH H
OH OH
CH
2
OH
O C
C H
H H
N O
Gambar 7. Ikatan hidrogen antara PVP dan vitamin C
C C
H H
H N
O C
C H
H H
N O
C C
H H
H N
O
C
HOOC C
H H
C HO
COOH COOH
H H
C C
H H
H N
O
Gambar 8. Ikatan hidrogen antara PVP dan asam sitrat
C C
H H
H N
O C
C H
H H
N O
C C
H H
H N
O
C
HOOC C
H OH
COOH OH
H C
C H
H H
N O
Gambar 9. Ikatan hidrogen antara PVP dan asam tartrat
C C
H H
H N
O C
C H
H H
N O
C C
H H
H N
O C
C H
H H
N O
O
O OH
OH CH
2
OH OH
N O
O
OH CH
2
OH
OH OH
C C
H H
H N
O C
C H
H H
N O
C C
H H
H N
O C
C H
H H
Gambar 10. Ikatan hidrogen antara PVP dan laktosa
Bahan pelicin yang digunakan adalah Mg stearat dengan konsentrasi 0,1 dari bobot tablet. Idealnya bahan pelicin untuk sediaan effervescent memenuhi
persyaratan tidak toksik, tidak berasa, dan larut air Lindberg et al., 1992. Tapi pada kenyataannya bahan pelicin yang efisien adalah bahan pelicin yang bersifat
tidak larut air, seperti Mg stearat Mohrle, 1989. Oleh karena itu, Mg stearat dipilih sebagai bahan pelicin meskipun tidak larut air. Selain itu Mg stearat
mempunyai kemampuan sebagai lubrikan yang sangat baik Voigt, 1995. Beberapa bahan pelicin yang larut air, yaitu natrium klorida, natrium asetat, dan
leusin Lindberg et al., 1992. Menurut Wehling and Fred 2004, konsentrasi bahan pelicin yang baik digunakan adalah kurang dari 3 dari bobot tablet dan
paling baik digunakan pada konsentrasi 0,1 dari bobot tablet, karena itu bahan pelicin yang digunakan pada penelitian ini sebesar 0,1. Selain itu juga dilakukan
orientasi. Pada pembuatan tablet effervescent perlu diperhatikan konsentrasi Mg stearat yang digunakan mengingat sifat Mg stearat yang tidak larut dalam air
hidrofob, dengan semakin tingginya konsentrasi Mg stearat maka akan semakin banyak partikel Mg stearat yang menempel dan menyumbat pori partikel-partikel
lain sehingga dapat menghalangi air untuk masuk ke dalam tablet jadi dibutuhkan waktu yang lebih lama bagi tablet effervescent untuk larut dengan demikian
dibutuhkan waktu yang lebih lama pula bagi zat aktif untuk terlarut. Selain konsentrasi, faktor lain yang juga perlu diperhatikan adalah lama pencampuran,
yaitu 2-5 menit. Pada penelitian ini Mg stearat dicampur selama 5 menit. Pada saat proses pencampuran kohesifitas Mg stearat akan meningkat sehingga
partikel-partikel Mg stearat akan menggumpal, dengan semakin lamanya proses pencampuran partikel-partikel Mg stearat yang menggumpal akan lepas jadi akan
semakin banyak Mg stearat yang melapisi partikel lain sehingga dapat menghalangi air untuk masuk ke dalam tablet, yang artinya zat aktif akan terlarut
semakin lama. Laktosa dipilih sebagai bahan pengisi untuk mendapatkan bobot tablet
yang diinginkan. Laktosa memiliki sifat bahan pengisi yang baik, antara lain dapat larut dalam air, rasanya enak, non-higroskopis, tidak reaktif, dan menunjukkan
kompaktibilitas yang baik Alderborn, 2002. Bahan pemanis diperlukan untuk memperbaiki rasa dari tablet mengingat
vitamin C memiliki rasa yang sangat asam. Pemanis yang digunakan adalah natrium sakarin. Natrium sakarin merupakan bahan pemanis buatan yang
disarankan dalam tablet effervescent Lindberg et al., 1992. Berdasarkan lampiran Permenkes No. 208MenkesPerIV1985 natrium sakarin merupakan
salah satu pemanis buatan yang diijinkan untuk digunakan dengan batasan maksimum 5mgKg berat badanhari. Konsentrasi natrium sakarin sebagai
pemanis yang umum digunakan adalah 0,075-0,6 Allen, 2002. Pada penelitian ini digunakan konsentrasi 0,3375.
Pembuatan tablet dilakukan dengan menggunakan metode kempa langsung. Kempa langsung dipilih karena sifat vitamin C tidak tahan terhadap
lembab. Sebelum dicampur, masing-masing bahan ditimbang sesuai dengan berat masing-masing pada tiap-tiap formula. Semua bahan kecuali bahan pelicin
kemudian dicampur selama 15 menit dengan kecepatan 100 rpm menggunakan pencampur kubus. Bahan pelicin ditambahkan pada 5 menit terakhir.
Pencampuran yang berlebihan dapat mengurangi desintegrasi-disolusi dan tablet dapat kehilangan ikatannya Peck et al., 1980.
B. Uji Sifat Fisis Campuran Serbuk Tabel
IV.
Hasil uji sifat alir dan kandungan lembab Χ ± SD
Formula 1 X ± SD
Formula a X ± SD
Formula b X ± SD
Formula ab X ± SD
Waktu alir gdetik
3,68±0,01 4,04±0,11 3,83±0,14 3,90±0,25
Kandungan lembab
1,71±0,08 2,12±0,17 1,83±0,23 1,94 ±0,09
Tabel V. Hasil uji kompaktibilitas
Kekerasan tablet kg Skala
mm Formula 1
Formula a Formula b Formula
ab 4 0,5 1,1 1,0 1,5
5 2,1 3,7 2,2 5,8 6 5,8 6,8 6,6 7,2
1. Sifat alir
Pemeriksaan sifat alir campuran serbuk perlu dilakukan untuk mengetahui kemampuan alir campuran saat dikempa. Campuran serbuk dengan
sifat alir yang baik akan mudah mengalir dan mudah dikempa pada saat pentabletan Fassihi and Kanfer, 1986. Sifat alir campuran juga berperan dalam
homogenitas campuran atau serbuk Shangraw, 1989. Dengan sifat alir yang baik, kemungkinan campuran serbuk untuk bercampur atau mencapai
homogenitas semakin besar. Uji sifat alir dalam penelitian ini dilakukan secara langsung dengan
mengukur waktu alir sejumlah campuran serbuk. Waktu alir menunjukkan mudah tidaknya campuran serbuk mengalir dalam mesin pencetak tablet. Menurut Guyot
dalam Fudholi 1983, waktu alir untuk 100 g serbuk sebaiknya tidak melebihi 10 detik karena akan mengalami kesulitan dalam pentabletan. Dari tabel IV terlihat
bahwa keempat formula memiliki waktu alir yang memenuhi persyaratan.
2. Kandungan lembab
Kandungan lembab merupakan hal penting yang perlu diperhatikan dalam pembuatan tablet effervescent. Kandungan lembab yang terlalu banyak dalam
tablet effervescent akan menyebabkan reaksi prematur dalam sistem effervescent Mohrle, 1989. Vitamin C sebagai zat aktif juga akan rusak karena sifatnya yang
tidak tahan terhadap lembab. Menurut Fausett, Gayser Dash 2000, kandungan lembab campuran serbuk pada sediaan effervescent berkisar antara 0,4 - 0,7.
Pengukuran kandungan lembab pada penelitian ini menggunakan moisture analyzer. Pemanasan dilakukan sampai bobot konstan 15 menit pada suhu
105°C. Hasil pengukuran kandungan lembab campuran serbuk pada penelitian ini tabel IV tidak memenuhi persyaratan. Hal ini dikarenakan kelembaban ruangan
yang digunakan pada proses pembuatan tablet masih cukup tinggi ±45. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kelembaban ruangan yang masih tinggi ini dikarenakan kondisi ruangan yang digunakan masih dapat ditembus udara yang masuk dari luar dan kapasitas
dehumidifier yang digunakan untuk menurunkan kelembapan kurang besar, sehingga hanya mampu menurunkan sampai batasan ±45. Selain itu, proses
pencampuran tidak dapat dikerjakan dalam ruangan dengan kelembaban relatif RH ±45 karena keterbatasan fasilitas. Kelembaban yang digunakan untuk
pembuatan tablet effervescent sebaiknya dikendalikan kurang dari 25 Mohrle, 1989.
3. Kompaktibilitas
Kompaktibilitas memiliki pengertian yang berbeda dengan kompresibilitas. Kompaktibilitas merupakan kemampuan bahan serbuk untuk
dikempa menjadi tablet dengan tekanan tertentu, sedangkan kompresibilitas merupakan kemampuan bahan serbuk untuk berkurang volumenya dibawah
tekanan jadi tanpa pengaruh ikatan antar partikel Wadke et al., 1989. Mudah tidaknya campuran serbuk dikempa menjadi tablet dapat diketahui
dari uji kompaktibilitas campuran serbuk Guyot dalam Fudholi, 1983. Uji kompaktibilitas campuran serbuk dilakukan dengan cara mengukur kekerasan
tablet yang dibuat pada beberapa tekanan kompresi. Pengukuran dimulai dari kedalaman punch atas nol mm. Kompaktibilitas campuran serbuk dikatakan baik
jika pada kedalaman punch atas 4 mm dengan kedalaman ruang kompresi 10 mm, serbuk mampu membentuk tablet dengan kekerasan minimum. Menurut Guyot
dalam Fudholi 1983, apabila harga F suatu zat lebih besar dari 40 400 perseribu centimeter, maka akan dijumpai kesulitan dalam mentabletnya.
Dari hasil penelitian, saat kedalaman punch atas 4 mm, campuran serbuk pada masing-masing formula sudah mampu membentuk tablet. Hasil ini
menunjukkan bahwa campuran serbuk memiliki kompaktibilitas yang baik untuk dikempa. Setelah dilihat dari data kompaktibilitas untuk menyamakan kondisi
pada masing-masing formula maka semua formula dikempa pada kedalaman punch atas 6 mm. Pada kedalaman punch atas 6 mm campuran serbuk dari
keempat formula menghasilkan tablet yang memenuhi syarat kekerasan, yaitu 6–8 kp ~ 5,999-7,999 kg.
C. Uji Sifat Fisis Tablet Effervescent
Hasil uji sifat fisis tablet effervescent dari 4 formula untuk optimasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel VI. Hail uji sifat fisis tablet effervescent vitamin C
Keseragaman bobot Kekerasan Kerapuhan
Waktu larut
F Χ mg ± SD
CV Χ kg ± SD
Χ ± SD Χ detik ± SD
F1 2588,70±0,04 0,00 6,08± 0,12 0,99±0,07 83,07±3,78
Fa 2802,30±0,03 0,00 7,10± 0,67 0,51±0,07 88,92±8,77
Fb 2801,40±0,02 0,00 6,55± 0,68 1,09±0,13 87,35±4,42
Fab 3034,90±0,04 0,00 8,85± 0,87
1,27±0,20 113,73±5,72
Dengan metode desain faktorial dapat dihitung besarnya efek dari asam sitrat, asam tartrat, maupun interaksinya. Hasil perhitungan efek dengan metode
desain faktorial tablet effervescent vitamin C adalah sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel VII. Efek asam sitrat, efek asam tartrat, dan efek hasil interaksi keduanya dalam menentukan kualitas tablet
effervescent terbatas pada level yang diteliti
Efek Kekerasan Kg
Kerapuhan Waktu larut
detik Asam sitrat
1,65 [-0,15]
16,12
Asam tartrat 1,15
0,44 14,55
Interaksi 0,65 0,32 10,27
1. Kekerasan
Tablet harus cukup keras untuk tahan pecah waktu dikemas , dikirim dengan kapal dan waktu ditangani secara normal, tapi juga tablet ini akan cukup
lunak untuk melarut dan hancur sempurna begitu digunakan orang atau dapat dipatahkan diantara jari-jari bila memang tablet ini perlu dibagi untuk
pemakaiannya Ansel, 1989. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekerasan tablet adalah tekanan kompresi yang digunakan saat pentabletan, sifat bahan yang
dikempa dan bahan pengikat Lachman dkk, 1994. Untuk menyamakan kondisi percobaan pada penelitian ini digunakan
tekanan kompresi yang sama yaitu pada skala 6 mm. Menurut Wehling and Fred 2004, kekerasan tablet yang baik untuk tablet effervescent adalah 6–8 kp ~
5,999-7,999 kg. Dari hasil penelitian tabel VI hanya formula ab yang kekerasannya tidak memenuhi syarat.
Hubungan pengaruh peningkatan level asam sitrat dan asam tartrat terhadap kekerasan tablet effervescent, dapat dilihat pada grafik sebagai berikut: