Kerapuhan Uji Sifat Fisis Tablet Effervescent

yang disebabkan penggunaan magnesium stearat sebagai bahan pelicin. Dimana diketahui bahwa magnesium stearat merupakan bahan pelicin yang bersifat hidrofob tidak larut air. Dari hasil penelitian tabel VI keempat formula memenuhi syarat eaktu larut yang ditetapkan, yaitu kurang dari 2 menit. Hubungan antara pengaruh peningkatan level asam sitrat dan asam tartrat terhadap waktu larut effervescent, dapat dilihat pada grafik sebagai berikut: Gambar 13a Gambar 13b Gambar 13. Grafik hubungan antara asam sitrat g dan waktu larut detik 13a; grafik hubungan antara asam tartrat g dan waktu larut detik 13b Pada penggunaan asam tartrat level rendah maupun level tinggi dengan peningkatan jumlah asam sitrat terjadi peningkatan waktu larut tablet effervescent Gambar 13a. Peningkatan waktu larut tablet effervescent karena penggunaan asam tartrat level tinggi lebih besar dibandingkan penggunaan asam tartrat level rendah. Peningkatan waktu larut tablet effervescent juga terjadi pada penggunaan 80 90 100 110 120 90 100 110 120 130 140 150 Asam sitrat g R e s pon w a k tu la rut d e ti k level rendah asam tartrat level tinggi asam tartrat 80 90 100 110 120 90 100 110 120 130 140 150 Asam tartrat g R e s pon w a k tu la rut d e ti k level rendah asam sitrat level tinggi asam sitrat asam sitrat level rendah maupun level tinggi dengan peningkatan jumlah asam tartrat Gambar 13b. Peningkatan waktu larut tablet effervescent karena penggunaan asam sitrat level tinggi lebih besar dibandingkan penggunaan asam sitrat level rendah. Berdasarkan gambar diatas, diprediksi bahwa asam sitrat lebih dominan dalam menentukan waktu larut tablet effervescent dibandingkan dengan asam tartrat ataupun interaksi antara asam sitrat dan asam tartrat. Peningkatan level asam sitrat dari level rendah ke level tinggi Gambar 13a, menyebabkan perubahan nilai waktu larut yang lebih besar jika dibandingkan dengan perubahan waktu larut tablet karena perubahan level asam tartrat dari level rendah ke level tinggi Gambar 13b. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar 13a, dimana grafik yang dihasilkan lebih curam dibandingkan dengan grafik pada gambar 13b. Hasil perhitungan desain faktorial kekerasan tablet Tabel VII juga menunjukkan nilai efek asam sitrat yang lebih besar dibandingkan nilai efek asam tartrat maupun interaksi keduanya. Kedua gambar diatas Gambar 13, juga memperlihatkan adanya interaksi antara asam sitrat dan asam tartrat dalam menentukan respon waktu larut yang ditunjukkan oleh garis yang tidak sejajar pada masing-masing kurva. Hasil perhitungan nilai efek dari asam sitrat, asam tartrat, maupun interaksinya bernilai positif yang berarti memiliki efek meningkatkan respon waktu larut tablet effervescent. Karena nilai efek asam sitrat lebih besar daripada asam tartrat dan interaksi asam sitrat dan asam tartrat, maka asam sitrat diprediksi lebih dominan dalam meningkatkan respon waktu larut Tabel VII. Kondisi ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dapat dimengerti mengingat asam sitrat memiliki kelarutan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan asam tartrat Mohrle, 1989, sehingga dapat memperlama waktu larut tablet effervescent yang dihasilkan.

4. Uji Keseragaman Bobot

Uji keseragaman bobot penting dilakukan untuk mendapatkan tablet dengan zat aktif yang seragam. Keseragaman bobot suatu tablet ditunjukkan atas banyaknya penyimpangan bobot tablet rata-rata yang masih diperbolehkan menurut persyaratan yang ditentukan Menurut Farmakope Indonesia edisi III, tablet tidak bersalut yang mempunyai bobot rata-rata lebih dari 300 mg, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari 5 dan tidak boleh satu pun tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari 10. Dari hasil perhitungan lampiran 3, disimpulkan keempat formula memenuhi syarat keseragaman bobot. Hal ini ditunjukkan dengan tidak ada satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari kedua persyaratan tersebut. Ukuran yang digunakan untuk menentukan apakah berat tablet tersebut konstan atau tidak ditunjukkan oleh nilai CV koefisien variansi. Dengan semakin kecilnya harga CV maka berat tablet formula tersebut akan semakin seragam. Menurut Wells 1996, tablet yang baik mempunyai CV kurang dari 6. Dari hasil perhitungan Lampiran 3, dapat disimpulkan bahwa keempat formula memenuhi syarat keseragaman bobot terlihat dari nilai CV yang kurang dari 6,. Salah satu faktor yang mempengaruhi keseragaman bobot adalah sifat alir. Apabila campuran serbuk memiliki sifat alir yang baik maka volume campuran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI serbuk yang mengisi ruang kompresi akan seragam sehingga variansi berat tablet yang dihasilkan tidak terlalu besar. Tetapi jika sifat alir campuran serbuk jelek maka akan menghasilkan variansi bobot yang besar. Penambahan bahan pelicin dapat meningkatkan sifat alir dari campuran serbuk. Selain sifat alir, keseragaman bobot juga ditentukan oleh bentuk dan ukuran partikel serta faktor mekanis dari mesin pengempa.

D. Optimasi Formula

Formula tablet effervescent yang optimum adalah formula yang memiliki sifat fisis tablet effervescent yang baik seperti yang dikehendaki. Uji sifat fisis yang sering dilakukan untuk mengkontrol kualitas tablet adalah keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, dan waktu larut. Dari hasil pengukuran sifat fisis tablet effervescent yang meliputi kekerasan, kerapuhan dan waktu larut dibuat contour plot untuk memilih area optimum untuk memperoleh respon yang dikehendaki. Dari contour plot masing- masing uji sifat fisis tersebut ditentukan area optimum untuk memperoleh respon seperti yang dikehendaki. Area tersebut kemudian digabungkan dalam contour plot super imposed sifat fisis tablet effervescent, kemudian ditentukan area komposisi optimum dari eksipien yang diperoleh sebagai formula optimum tablet effervescent, terbatas pada level yang diteliti.

Dokumen yang terkait

PENGARUH VARIASI ASAM SITRAT, ASAM TARTRAT DAN NATRIUM BIKARBONAT DALAM FORMULASI GRANUL Pengaruh Variasi Asam Sitrat, Asam Tartrat Dan Natrium Bikarbonat Dalam Formulasi Granul Effervescent Ekstrak Etanol Daun Ashitaba (Angelica keiskei) Terhadap Sifat

0 2 13

PENGARUH VARIASI ASAM SITRAT, ASAM TARTRAT DAN NATRIUM BIKARBONAT DALAM FORMULASI GRANUL Pengaruh Variasi Asam Sitrat, Asam Tartrat Dan Natrium Bikarbonat Dalam Formulasi Granul Effervescent Ekstrak Etanol Daun Ashitaba (Angelica keiskei) Terhadap Sifat

0 6 16

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI ASAM SITRAT-ASAM TARTRAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EFFERVESCENT YANG MENGANDUNG Fe, Zn DAN VITAMIN C.

0 7 19

Optimasi komposisi asam tartrat dan natrium bikarbonat dalam tablet effervescent ekstrak herba pegagan (centellae asiaticae herba) dan ekstrak daun singkong (manihotis folium) : aplikasi metode desain faktorial.

1 0 9

Optimasi natrium bikarbonat dan campuran asam tartrat-asam fumarat sebagai eksipien dalam pembuatan granul effervescent ekstrak rimpang temulawak [Curcuma xanthorrhizaroxb.] secara granulasi basah dengan metode desain faktorial.

1 6 125

Optimasi komposisi asam sitrat dan asam tartrat dalam tablet effervescent vitamin c : aplikasi metode desain faktorial - USD Repository

0 0 117

Optimasi natrium bikarbonat dan campuran asam tartrat-asam fumarat sebagai eksipien dalam pembuatan granul effervescent ekstrak rimpang temulawak [Curcuma xanthorrhizaroxb.] secara granulasi basah dengan metode desain faktorial - USD Repository

0 0 123

Optimasi campuran asam sitrat-asam tartrat dan matrium bikarbonat sebagai eksipien dalam pembuatan granul effervescent ekstrak rimpang temulawak [Curcuma xanthorrhiza Roxb.] secara granulasi basah dengan metode desain faktorial - USD Repository

0 0 127

Optimasi asam tartrat dan natrium karbonat dalam pembuatan granul effervescent ekstrak sambiloto (andrographis paniculata ness) secara granulasi basah dengan metode desain faktorial - USD Repository

0 0 93

Optimasi komposisi asam tartrat dan natrium bikarbonat dalam tablet effervescent ekstrak herba pegagan (centellae asiaticae herba) dan ekstrak daun singkong (manihotis folium) : aplikasi metode desain faktorial - USD Repository

0 0 7