Instrumen Penelitian METODE PENELITIAN

55 Lembar pengamatanobservasi motivasi siswa merupakan lembar yang berisi pedoman dalam melaksanakan pengamatan aktivitas siswa pada saat bimbingan di dalam kelas dan kelompok. Lembar pengamatan digunakan untuk mengamati perubahan-perubahan yang terjadi selama kegiatan bimbingan klasikal berlangsung. Lembar observasi ini dibuat oleh peneliti dan diisi oleh mitra kolaboratif dan pengamat lain setiap pelaksanaan kegiatan berdasarkan kisi-kisi yang terdapat pada lampiran 3. Setiap indikator diberikan nilai sesuai dengan pengamatan observer terhadap siswa dalam satu kelompok dengan kriteria panduan pengamatan terdapat pada Tabel 2 dibawah ini. Tabel 2. Kriteria Panduan Pengamatan Aspek Indikator Jumlah Responsi siswa terhadap layanan bimbingan klasikal a. Perilaku siswa yang menunjukan tidak termotivasi dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal 17 butir b. Perilaku siswa yang menunjukan termotivasi mengikuti layanan bimbingan klasikal 12 butir c. Pedoman Wawancara Menurut Nasir 1988:234 wawancara adalah teknis dalam upaya menghimpun data yang akurat tentang keperluan melaksanakan proses pemecahan masalah tertentu yang sesuai dengan data. Wawancara dilakukan kepada 2 orang siswa yang mengikuti layanan bimbingan klasikal. Wawancara dilakukan setelah kegiatan layanan bimbingan klasikal dilaksanakan sehingga akan mendapatkan data yang cukup 56 objektif. Data wawancara akan digunakan untuk mendukung data angket dan data pengamatan. Kriteria panduan wawancara terdapat pada Tabel 3 dibawah ini. Tabel 3. Kriteria Panduan Wawancara Terstruktur Siswa Aspek Indikator Sumber Responsi siswa terhadap layanan bimbingan klasikal menggunakan dinamika kelompok permainan a. Materi Bimbingan b. Dinamika Kelompok c. Penggunaan Dinamika Kelompok dalam bentuk Permainan d. Ketercapaian Motivasi Siswa yang Tinggi Siswa kelas XF d. Skala Kiraan Sifat Skala kiraan sifat bertujuan untuk mengetahui komentar dari siswa mengenai kegiatan bimbingan klasikal. Skala kiraan sifat sangat sederhana dan diharapkan mampu menggali banyak informasi dari siswa. Kisi-kisi skala kiraan sifat selengkapnya terdapat pada lampiran. Berikut ini adalah kriteria skala kiraan sifat yang disebarkan pada siswa: Tabel 4. Kriteria Skala Kiraan Sifat Aspek Indikator Jumlah Responsi siswa terhadap layanan bimbingan klasikal a. Siswa menunjukkan sikap positif terhadap kegiatan layanan bimbingan klasikal b. Siswa menunjukkan sikap negatif terhadap kegiatan layanan bimbingan klasikal 9 butir 9 butir 57 e. Studi Dokumen Dokumentasi dalam penelitian ini adalah catatan lapangan dan foto-foto selama proses layanan bimbingan klasikal. 2. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Validitas berarti proses untuk mengetahui sejauh mana instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang seharusnya diukur Sugiyono, 2011: 173. a. Validitas Konstrak Sugiyono 2011 menjelaskan untuk menguji validitas konstrak dapat digunakan pendapat dari ahli judgment experts. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini telah diuji oleh ahli yaitu Dr. Gendon Barus, M.Si. Hasil yang diperoleh melalui uji ahli tersebut yaitu perlu dilakukan perbaikan pada butir-butir kuesioner agar setiap butir kuesioner menjadi kalimat yang efektif sehingga mudah dipahami dan butir kuesioner secara logis sesuai dengan kisi-kisi kuesioner. b. Uji Validitas Empirik Setelah melakukan uji validitas konstrak maka tahap selajutnya adalah melakukan uji coba kuesioner uji empirik. Menurut Purwanto 2007 teknik uji yang digunakan menggunakan rumus korelasi product- moment sebagai berikut: XY r =                      2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N 58 Keterangan : XY r = korelasi skor-skor total kuesioner dan total butir-butir n = jumlah subyek X = skor butir atau aspek Y = skor skala XY = hasil perkalian antara skor X dan skor Y Menurut Sugiyono 2011: 178 bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan konstruk yang kuat. Jadi berdasarkan analisis faktor itu dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang baik. Namun apabila kurang daripada 0,3 biasanya dianggap sebagai tidak memuaskan Azwar, 2011: 103. Jadi dapat dikatakan bahwa jika item kurang dari 0,3 maka tidak valid sehingga harus diperbaiki atau dibuang. Pelaksanaan uji coba terhadap kuesioner dilakukan pada tanggal 29 April 2013. Hasil uji coba kemudian dihitung dengan menggunakan rumus korelasi product-moment dengan jumlah subjek n sebanyak 32 siswa. Perhitungan validitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 15.0. Berdasarkan penghitungan melalui SPSS 15 didapatkan 4 item yang tidak valid. Item yang tidak valid kemudian dibuang untuk mendapatkan item- item yang valid sehingga tersisa 23 item yang siap digunakan. Hasil uji validitas pada SPSS selengkapnya terdapat pada lampiran. 59 c. Uji Reliabilitas Reliabilitas sebenarnya mengacu kepada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur Azwar, 2011; 83. Reliabilitas mengukur sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya. Bila dilakukan pengukuran di waktu yang berbeda pada kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Untuk mengukur reliabilitas kuesioner digunakan dua rumus. Rumus yang pertama adalah rumus dari Pearson yaitu rumus korelasi product-moment. Hasil dari perhitungan rumus Pearson kemudian dimasukan ke dalam rumus Spearman Brown. Rumus koefisien skor-skor belahan ganjil-genap dengan teknik korelasi product-moment disajikan sebagai berikut: Rumus Korelasi Product-Moment Pearson XY r =                      2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N Keterangan: r xy = koefisien reliabilitas belahan ganjil-genap X = belahan ganjil Y = belahan genap N = jumlah siswa Koefisien korelasi antar item-item ganjil dan item-item genap yang diperoleh dari hasil perhitungan rumus di atas baru mencerminkan taraf reliabilitas separuh atau setengah tes. Untuk memperoleh taraf reliabilitas 60 satu tes digunakan formula koreksi dari Spearman Brown. Rumusnya adalah sebagai berikut: r 1 = 2rb 1+rb Keterangan: r 1 = Reliabilitas internal seluruh instrumen r b = korelasi belahan ganjil-genap Kemudian ditentukan derajat reliabilitas dengan berpedoman dengan daftar indeks korelasi reliabilitas Masidjo, 1995: 209 seperti yang disajikan dalam tabel 5. Hasil perhitungan reliabilitas selengkapnya terdapat pada lampiran. Tabel 5. Daftar Indeks Korelasi Reliabilitas Koefisien Korelasi Kualifikasi ±0,91 - ±1,00 Sangat Tinggi ±0,71 - ± 0,90 Tinggi ±0,41 - ± 0,70 Cukup ±0,20 - ± 0,40 Rendah 0,00 - ± 0,20 Sangat Rendah Hasil penghitungan uji reliabilitas r 1 = 2rb 1+rb r 1 = 2. 0,900 1+ 0,900 r 1 = 1,800 1,900 r 1 = 0,947 Setelah dikoreksi dengan rumus Spearman Brown diperoleh koefisien reliabilitas r 1 = 0,947. Atas dasar taraf signifikasi 5 untuk N = 31 dituntut 61 r xy = 0,355 Sugiyono, 2011. Jadi taraf reliabilitas yang diperoleh ternyata signifikan pada taraf 5 r1 = 0,947 0,355; ini termasuk tinggi. Jadi dapat dikatakan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini dapat dipercaya atau reliabel.

I. Teknik Analisis Data

Moleong 2005 dalam Hidayat dan Aib Badrujaman 2012: 170 menyatakan bahwa analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga data ditemukan dan dapat dirumuskan hipotesis kerja yang disarankan oleh data. teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif dan data kuantitatif. Analisis data kuantitatif digunakan untuk data yang berasal dari skala motivasi dan skala kiraan sedangkan analisis data kualitatif digunakan pada data yang diperoleh dari pengamatan, wawancara dan studi dokumen. 1. Analisis Data Skala Motivasi dan Skala Kiraan a. Skala Motivasi Skala motivasi pada penelitian ini di analisis dengan menggunakan pengkatagorisasian lima jenjang ordinal. Azwar 2010:6 menjelaskan bahwa mengkategorikan subjek dan butir item berdasarkan kriteria kategori. Oleh karena itu perlu dihitung untuk mendapatkan rentang kategori subjek dan rentang kategori butir item. Perhitungannya adalah sebagai berikut: 62 1 Kategori skor subjek Kategori ini untuk menentukan nilai skor tiap subjek berada dalam daerah kategori tertentu. Kategori skor subjek didapatkan berdasarkan perhitungan berikut ini: Xmaksimum : 23 x 4 = 92 Xminimum : 23 x 1 = 23 Range : 92 – 23 = 69 σ simpangan baku : 69 6 = 11,5 μ mean teoritik : 92+232 = 57,5 Sehingga akan didapatkan kategorisasi pada Tabel 6 dibawah ini. Tabel 6. Kategorisasi Skor Subjek Formula Kategori Rentang Nilai Skoring Subjek Angket Motivasi Kategori X ≤µ - 1,5 σ X ≤40,25 Motivasi Sangat Rendah µ - 1,5σ X ≤µ - 0,5σ 40,25 X ≤51,75 Motivasi Rendah µ - 0,5σ X µ + 0,5σ 51,75 X ≤63,25 Motivasi Sedang µ + 0,5σ X ≤µ + 1,5σ 63,25 X ≤74,75 Motivasi Tinggi µ + 1,5σ X 74,75 X Motivasi Sangat Tinggi 2 Kategori Skor Item Kategori skor item ini bertujuan agar mudah untuk menentukan tinggi atau rendahnya suatu item. Sehingga jika item itu rendah maka 63 item itu yang digunakan sebagai pedoman perbaikan pada siklus selanjutnya. Kategori skor item didapatkan melalui perhitungan berikut ini: Xmaksimum : 32 x 4 = 128 Xminimum : 32 x 1 = 32 Range : 128 – 32 = 96 σ simpangan baku : = 16 μ mean teotitik : 128+322 = 80 Sehingga akan didapatkan tabel seperti dibawah ini: Tabel 7. Kategorisasi Skor Item Formula Kategori Rentang Skoring Item Angket Motivasi Kategori X ≤µ - 1,5 σ X ≤56 Item Sangat Rendah µ - 1,5σ X ≤µ - 0,5σ 56 X ≤72 Item Rendah µ - 0,5σ X µ + 0,5σ 72 X ≤88 Item Sedang µ + 0,5σ X ≤µ + 1,5σ 88 X ≤104 Item Tinggi µ + 1,5σ X 104 X Item Sangat Tinggi b. Skala Kiraan Sifat Data skala kiraan sifat setelah pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan klasikal dihitung jumlah turusnya kemudian dipersentasekan. Rumus untuk menghitung skala kiraan sebagai berikut: Jumlah siswa = Jumlah turusJumlah seluruh siswax100 64 2. Analisis Data Wawancara, Pengamatan dan Studi Dokumen Data kualitatif diperoleh dari lembar pengamatan, wawancara siswa dan guru serta studi dokumen. Data kualitatif yang diperoleh kemudian diolah sehingga menjadi paparan data yang sistematis. Data yang diperoleh melalui wawancara, pengamatan dan studi dokumen ini dianalisis dengan teknik triagulasi data. Analisis data kualitatif bersifat induktif Sugiyono, 2011. Proses analisis data dilakukan sejak sebelum penelitian, proses penelitian dan setelah selesai penelitian. Dalam analisis data kualitatif diperlukan validitas dan reliabilitas. Validitas dan reliabilitas dalam analisis data kualitatif disebut uji keabsahan dan uji dependability. Reliabilitas dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Audit tersebut dilakukan oleh auditor untuk mengetahui proses yang terjadi dalam penelitian. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari manipulasi data dalam penelitian.

J. Kriteria Keberhasilan

Penelitian tindakan bimbingan dan konseling ini memiliki kriteria keberhasilan pada tiap pelaksanaan perbaikan. Kriteria keberhasilan sebagai tolak ukur keberhasilan yang harus dicapai. Kriteria keberhasilan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 65 a. Kuantitatif Tabel 8. Kriteria Keberhasilan Peubah Indikator Kriteria Keberhasilan Pra Penelitian Siklus 1 Siklus 2 Motivasi siswa mengikuti layanan bimbingan klasikal dengan menggunakan dinamika kelompok permainan a. Rata-rata kuesioner skor subjek motivasi siswa b. Rata-rata persentase skala kiraan sifat siswa 67 139+ 101 - 70 150 + 50 - 75 200 + 20 - b. Kualitatif 1. Bertanya kepada guru atau merespon pertanyaaninstruksi guru Siswa mengajukan pertanyaan, baik kepada guru maupun kepada siswa lainnya. Pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan materi yang dipelajari pada saat proses belajar mengajar. Siswa menjawab pertanyaan guru jika guru mengajukan pertanyaan. Ketika guru menyampaikan suatu instruksi, siswa memberikan respon instruksi tersebut. 2. Mengajukan pendapat kepada guru atau kepada siswa lain Siswa berani mengajukan pendapatnya baik kepada guru atau kepada siswa lain. 66 3. Berpartisipasi dalam kelompok Siswa tidak hanya berdiam diri ketika belajar secara berkelompok namun siswa terlibat aktif dalam kegiatan kelompok. 4. Siswa memperhatikan penjelasan guru BK Siswa tidak mengobrol dengan teman lain atau mengganggu teman lain saat kegiatan bimbingan klasikal berlangsung 5. Siswa melakukan refleksi dengan baik Siswa melakukan refleksi dengan benar dan baik serta sesuai dengan yang dialami oleh siswa pada saat mengikuti kegiatan bimbingan klasikal.