28 c. Motivasi sebagai pengarah perbuatan
Motivasi sebagai pengarah perbuatan ini tidak terlepas dari tujuan yang akan dicapai oleh individu. Tujuan yang akan dicapai ini
mengarahkan individu untuk semakin kuat meraih tujuan. Jika motivasi dikaitkan dengan siswa maka Sardiman 2001:81,
menyebutkan bahwa motivasi yang ada pada diri siswa memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tekun menghadapi tugas b. Ulet menghadapi kesulitan
c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah d. Lebih senang bekerja mandiri
e. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin f.
Dapat mempertahankan pendapatnya g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya
h. Senang mencari dan memecahkan masalah
5. Motivasi partisipasi
Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “participation”, adalah pengambilan bagian atau pengikutsertaan Suryosubroto 2002:278. Keit
Davis dalam Suryosubroto, 2002:279 menyatakan bahwa partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi seseorang untuk pencapaian tujuan dan ikut
bertanggung jawab didalamnya. Menurut Tjokrowinoto dalam Suryosubroto, 2002:278 partisipasi adalah penyertaan mental dan emosi seseorang dalam
situasi kelompok yang mendorong mereka untuk mengembangkan daya pikir
29 dan
perasaan mereka
bagi tercapainya
tujuan-tujuan, bersama
bertanggungjawab terhadap tujuan tersebut. Berdasarkan definisi partisipasi tersebut kunci pemikirannya adalah
keterlibatan mental dan emosi. Dapat dikatakan bahwa sebenarnya partisipasi adalah suatu gejala demokrasi di mana siswa diikutsertakan dalam suatu
penyelesaian masalah dan juga memikul tanggung jawab sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya.
Partisipasi siswa dalam suatu kegiatan bimbingan dapat terlihat pada aktivitas siswa. Menurut Sardiman 2009:101 partisipasi dapat terlihat
aktivitas fisiknya, yang dimaksud adalah peserta didik giat aktif dengan anggota badan, berbuat sesuatu, bermain, atau bekerja. Peserta didik tidak
hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau pasif. Aspek aktivitas fisik dan aktivitas psikis antara lain:
1. Visual activities : membaca dan memperhatikan
2. Oral activities : menyetakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, wawancara, diskusi, interupsi, dan sebagainya
3. Listening activities: mendengarkan uraian, percakapan, diskusi 4. Writing activities : menulis, menyalin
5. Drawing activities: menggambar,
membuat grafik,
peta dan
sebagainya 6. Motor activities
: melakukan percobaan, membuat model
30 7. Mental activities : menganggap, mengingat, memecahkan masalah,
menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan 8. Emotional activities: menaruh minat, merasa bosan, gembira, tenang,
dan sebagainya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi
partisipasi siswa merupakan adanya dorongan dari dalam maupun luar diri siswa sehingga siswa mau, tertarik, dan melibatkan diri atau psikisnya dalam
suatu kegiatan bimbingan klasikal untuk mencapai suatu tujuan yaitu penguasaan nilai-nilai kehidupan. Berbagai macam partisipasi siswa di kelas
tersebut akan mempengaruhi proses bimbingan itu sendiri. Semakin siswa memiliki partisipasi tinggi maka akan semakin tercipta suasana bimbingan
yang efektif. Motivasi partisipasi siswa pada bimbingan klasikal dapat membantu