30 7. Mental activities : menganggap, mengingat, memecahkan masalah,
menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan 8. Emotional activities: menaruh minat, merasa bosan, gembira, tenang,
dan sebagainya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi
partisipasi siswa merupakan adanya dorongan dari dalam maupun luar diri siswa sehingga siswa mau, tertarik, dan melibatkan diri atau psikisnya dalam
suatu kegiatan bimbingan klasikal untuk mencapai suatu tujuan yaitu penguasaan nilai-nilai kehidupan. Berbagai macam partisipasi siswa di kelas
tersebut akan mempengaruhi proses bimbingan itu sendiri. Semakin siswa memiliki partisipasi tinggi maka akan semakin tercipta suasana bimbingan
yang efektif. Motivasi partisipasi siswa pada bimbingan klasikal dapat membantu
siswa mendapatkan pengetahuan yang bermakna. Dengan berpartisipasi, siswa akan berperan dalam proses perkembangan dirinya sendiri sehingga
secara sadar akan menuntun kemandirian sekaligus belajar berinteraksi dengan sesama. Tidak ada proses bimbingan tanpa partisipasi dan keaktifan
peserta didik yang melakukan kegiatan. Setiap peserta didik pasti termotivasi dalam mengikuti bimbingan. Perbedaannya hanya terletak pada kadar bobot
motivasi peserta didik dalam mengikuti bimbingan, ada yang rendah, sedang, atau tinggi.
Guru dapat meningkatkan motivasi partisipasi siswa dengan melakukan berbagai kegiatan yang dapat direncanakan sebelumnya.
31 Kebanyakan siswa tidak akan melakukan partisipasi aktif dengan inisiatif
mereka sendiri tanpa stimulus dan dorongan yang dilakukan oleh guru BK melalui berbagai metode yang telah disiapkan. Untuk itu diperlukan
kreativitas dan komitmen guru BK dalam memberikan dorongan-dorongan tersebut agar siswa terbiasa dan dapat berpartisipasi aktif dalam bimbingan
klasikal. Guru bimbingan dan konseling tidak hanya melakukan kegiatan
menyampaikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada siswa. Namun guru bimbingan dan konseling mampu membawa sikap untuk aktif dalam
berbagai metode pada bimbingan klasikal. Guru bimbingan dan konseling dapat pula mengarahkan siswa untuk lebih berperan serta, lebih terbuka, dan
sensitif dalam kegiatan bimbingan klasikal, sehingga mampu menciptakan suasana kelas yang hidup, yaitu ada interaksi antara guru dengan siswa atau
siswa dengan siswa. Dengan melibatkan siswa berperan dalam kegiatan bimbingan klasikal, berarti kita mengembangkan kapasitas diri siswa dan
potensi siswa secara penuh.
C. Hakikat Dinamika Kelompok 1. Pengertian Dinamika Kelompok
Jika kita berbicara mengenai kelompok maka ruang lingkupnya akan sangat luas. Membicarakan mengenai dinamika kelompok tidak dapat
dilepaskan dari tokoh pentingnya yaitu Kurt Lewin. Lewin merupakan tokoh penting yang menunjukkan hubungan antara pengetahuan dinamika kelompok
32 dengan keterampilan kelompok kecil yang ada pada dunia nyata. Dinamika
kelompok adalah suatu lingkup pengetahuan sosial yang lebih berkonsentrasi pada pengetahuan tentang hakikat kehidupan berkelompok yang menunjukkan
kemajuan Johnson dan Johnson, 2012. Bukan hanya mengenai apa saja yang ada dalam kelompok namun dinamika kelompok lebih menekankan pada
interaksi dalam kelompok dan adanya usaha bersama menumbuhkembangkan pribadi dalam kelompok.
Berbeda dengan kegiatan instruksional pembelajaran mata pelajaran yang pada umumnya menekankan prosedur didaktis, penyelenggaraan layanan
bimbingan kelompok klasikal lebih menekankan penggunaan teknik dinamika kelompok group dynamic atau cara-cara kegiatan kelompok lainnya Winkel
Sri Hastuti, 2004. Cartwright dalam Winkel Sri Hastuti, 2004:549 menunjukkan beberapa implikasi dari dinamika kelompok yang diterapkan
dalam layanan bimbingan atau konseling kelompok terhadap kerjasama antarpeserta dalam kelompok yang berusaha menghasilkan berbagai
perubahan dalam pribadi para anggota, yaitu rasa keterikatan yang kuat terhadap kelompok; daya tarik terhadap kegiatan kelompok bagi masing-
masing anggota; relevansi dari sikap, pandangan, dan perilaku yang akan diubah bagi semua anggota kelompok; penghargaan dari anggota yang satu
terhadap yang lain, sehingga semua sumbangan pikiran dan perasaan diakui dan diterima; kesepakatan bersama mengenai tuntutan untuk berubah diri dan
ke arah mana perubahan itu harus diusahakan. Menurut Sudjarwo 2011:16
33 kata kunci dari dinamika kelompok adalah pada kekompakan atau kesatuan
kelompok unity. Prayitno, dkk 1998:90-91, menegaskan bahwa layanan bimbingan
kelompok maupun konseling kelompok pada dasarnya difasilitasi dengan penerapan dinamika kelompok atau group proccess yang menekankan
keterlibatan aktif seluruh anggota kelompok untuk melahirkan kualitas- kualitas sebagai berikut: 1 Membina keakraban dalam kelompok, 2
Melibatkan diri secara penuh dalam suasana kelompok, 3 Bersama-sama mencapai tujuan kelompok, 4 Membina dan mematuhi aturan kegiatan
kelompok, 5 Ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok, 6 Berkomunikasi secara bebas dan terbuka, 7 Membantu anggota lain dalam kelompok, 8
Memberikan kesempatan kepada anggota lain dalam kelompok, dan 9 Menyadari pentingnya kegiatan kelompok. Nurihsan 2006:24 menyatakan
pula bahwa bimbingan melalui aktivitas kelompok lebih efektif karena selain peran individu lebih aktif, juga memungkinkan terjadinya pertukaran
pemikiran, pengalaman, rencana dan penyelesaian masalah.
2. Tujuan, Fungsi, Manfaat Dinamika Kelompok
Dinamika kelompok merupakan studi mengenai interaksi dan ketergantungan positif antara masing-masing individu dalam kelompok.
Dinamika kelompok mengedepankan proses dalam sebuah kelompok untuk membangun karakter individu. Melalui proses dalam kelompok tersebut
diharapkan potensi-potensi individu menjadi berkembang secara optimal.