40 menggunakan metode dinamika kelompok efektif untuk menurunkan
kecenderungan perilaku seksual remaja. Berdasarkan kedua penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa
dinamika kelompok efektif dalam meningkatkan suatu variabel tertentu. Dengan kata lain dinamika kelompok telah teruji dalam meningkatkan atau
menurunkan suatu variabel penelitian. Berangkat dari hal tersebut maka dinamika kelompok khususnya dalam bentuk permainan dapat digunakan
untuk meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal. Dinamika kelompok selain menyajikan suatu kegiatan yang berbeda
dengan kegiatan bimbingan konvensional, dinamika kelompok mampu membuat suasana kelas yang berbeda, dinamis, dan interaktif. Sehingga siswa
diharapkan dapat merasa senang dalam belajar sehingga seperti belajar sambil bermain.
D. Kerangka Pikir
Peneliti menggunakan dinamika kelompok sebagai upaya perbaikan terhadap motivasi siswa mengikuti layanan bimbingan klasikal. Selama ini guru
dengan berbagai usaha telah menyiapkan metode bimbingan yang inovatif namun dalam kenyataannya belum bisa meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti
bimbingan klasikal. Siswa lebih banyak aktif bukan dalam kegiatan terkait dengan materi bimbingan namun lebih banyak aktif dalam hal seperti ribut, ramai dan
gaduh di kelas. Siswa cenderung pula malu atau bersikap tertutup dalam mengungkapkan masalah. Siswa merasa bahwa dirinya mampu menyelesaikan
41 masalah tersebut sendiri sehingga permasalahan siswa dipendam sendiri. Hal ini
yang membuat bimbingan klasikal kurang efektif sampai pada siswa. Padahal jika melihat visi dan misi pendidikan nasional yang mengangkat tema character
building, masalah-masalah yang timbul seperti di atas akan menghambat
tercapainya visi dan misi tersebut. Untuk itulah perlu ada sebuah metode yang membuat motivasi siswa
dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal benar-benar tinggi. Salah satu metode yang dimungkinkan mampu meningkatkan motivasi siswa adalah metode
dinamika kelompok. Dinamika kelompok memiliki keunggulan dalam membangkitkan semangat, gairah, minat, dan motivasi siswa untuk terlibat dalam
mengikuti kegiatan layanan. Sehingga dengan demikian siswa senang, puas, gembira dalam mengikuti layanan, dan muncul niat untuk memperbaiki diri
setelah mengikuti kegiatan tersebut. Jika sudah ada motivasi dari dalam diri siswa untuk mengikuti layanan bimbingan klasikal maka hal ini akan berdampak pada
perilaku di kelas. Hal ini juga akan membuat siswa mau dan mampu meresapi pengalaman karena siswa tertarik terlebih dahulu dengan bimbingan klasikal.
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan maka hipotesis tindakan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ha : Motivasi siswa kelas XF SMA Negeri 1 Depok, Sleman dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal dapat ditingkatkan
dengan menggunakan dinamika kelompok yang diaplikasikan dalam bentuk permainan
42 Ho : Motivasi siswa kelas XF SMA Negeri 1 Depok, Sleman dalam
mengikuti layanan bimbingan klasikal tidak dapat ditingkatkan dengan menggunakan dinamika kelompok yang diaplikasikan
dalam bentuk permainan