2.2.3.3 Jenis-Jenis Reksa Dana Syariah
Secara umum reksa dana konvensional dan reksa dana syariah memiliki jenis-jenis yang sama, maka investor dapat memilih berdasarkan
jenis reksa dana yang ditawarkan Andri, 2009 : 194 diantaranya : 1.
Reksa dana pasar uang, yaitu reksa dana yang hanya melakukan investasi pada efek yang jatuh tempo kurang dari satu tahun, disini
reksa dana syariah dapat berinvestasi pada SBI syariah, deposito syariah dan sertifikat deposito syariah, sertifikat investasi mudharabah
antarbank. 2.
Reksa dana pendapatan tetap, yaitu reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80 dari aktivitasnya dalam bentuk efek
obligasi syariah, yaitu obligasi syariah yang tercatat di Jakarta Islamic index BEI.
3. Reksa dana saham, yaitu reksa dana yang melakukan investasi
sekurang-kurangnya 80 dalam efek yang bersifat ekuitas saham syariah, yaitu saham yang tercatat di Jakarta Islamic Index BEI.
4. Reksa dana campuran, yaitu reksa dana yang melakukan investasi
dalam efek bersifat ekuitas saham syariah dan efek bersifat obligasi syariah yang perbandingannnya tidak termasuk dalam kategori di atas.
5. Reksa dana terproteksi yang memberikan proteksi sebesar 100 dari
nilai investasi awal dengan syarat dan ketentuan khusus yang berlaku. Karena memberikan jaminan proteksi, reksa dana ini cenderung
diinvestasikan pada instrumen pasar modal dan pasar uang yang aman.
22
2.2.4 Teori Portofolio
Menurut Irham dan Yovi 2009 : 2 portofolio adalah sebuah bidang ilmu yang khusus mengkaji tentang bagaimana cara yang dilakukan
oleh seorang investor untuk menurunkan resiko dalam berinvestasi secara seminimal mungkin, termasuk salah satunya menganekaragamkan resiko
tersebut. Dalam berinvestasi pihak investor harus dapat memilih produk
investasi yang tepat untuk menjadi bagian dari portofolionya. Sering kita mendengar peringatan “Don’t put your eggs into one basket” yang dapat
memberikan pengertian lebih baik mempnyai berbagai macam jenis investasi daripada hanya mempunyai satu jenis investasi yang tujuannya
untuk mengurangi resiko. Teori portofolio Markovitz yang pernah dikemukakan oleh Harry
Markovitz pada tahun 1952, begitu banyak memberi inspirasi bagi perkembangan teori portofolio modern. Konsep teori ini dikenal dengan
diversifikasi investasi atau melakukan investasi yang sifatnya tidak terpusat pada satu bidang saja. Markovitz menekankan bahwa portofolio
yang paling baik adalah yang dikelola dengan cara paling optimal. Yaitu, portofolio yang menghasilkan tingkat keuntungan paling tinggi berdasrkan
suatu tahap resiko, ataupun membentuk portofolio yang beresiko paling rendah pada setiap tahap tingkat keuntungan.
William Sharpe 1963 memperkenalkan model indeks tunggal yang merupakan satu penyesuaian dari pada model Markovitz. Model
23