Resiko Reksa Dana Reksa Dana

Resiko ini dipengaruhi oleh turunya harga dari efek saham, obligasi, surat berharga yang menjadi bagian portofolio reksa dana di bursa mengakibatkan menurunya nilai unit penyertaan. b. Resiko likuiditas. Penjualan kembali redemption sebagian besar unit penyertaan oleh pemilik kepada manajer investasi secara bersamaan dapat menyulitkan manajer investasi dalam menyediakan uang tunai bagi pembayaran tersebut. c. Resiko politik ekonomi Perubahan kebijaksanaan di dalam bidang politik dan ekonomi dapat mempengaruhi kinerja perusahaan, tidak terkecuali perusahaan yang telah go publiclisting di bursa efek. Hal tersebut jelas mempengaruhi harga efek yang termasuk dalam portofolio reksa dana. d. Resiko wanprestasi Resiko ini dapat timbul saat perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan reksa dana tidak segara membayar ganti rugi atau lebih rendah dari nilai pertanggungjawaban saat terjadi hal- hal yang tidak diinginkan, seperti wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan reksa dana; pialang, bank Kustodian, agen pembayaran, atau bencana alam, kebakaran serta kerusuhan, yang dapat mempengaruhi penurunan NAB reksa dana yang bersangkutan. 19

2.2.3 Reksa Dana Syariah

Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional no. 20DSN- MUIIX2000 yang dikutip oleh Andri 2009 : 168 pengertian reksa dana syariah adalah reksa dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip Syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta sahib al-malrabb al-mal dengan manajer investasi sebagai wakil sahib al-amal dengan pengguna investasi. Dengan demikian, reksa dana syariah adalah reksa dana yang pengelolaannya dan kebijakan investasinya mengacu pada investasi Syariah Islam. Reksa dana syariah tidak akan menginvestasikan dananya pada perusahaan yang tidak sesuai dengan ketentuan hukum Syariah islam.

2.2.3.1 Sistem keuangan Syariah

Sistem keuangan syariah merupakan sistem keuangan yang menjembatani pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang memiliki kelebihan dana melalui produk dan jasa keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Seluruh transaksi yang terjadi dalam kegiatan keuangan syariah harus dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Prinsip syariah adalah prinsip yang didasarkan kepada ajaran Al-Quran dan Sunnah Andri, 2009 : 19. Bank dan lembaga keuangan syariah merupakan implementasi dari sistem keuangan syariah yang menerapkan prinsip-prinsip islam dengan tujuan untuk kebaikan kemaslahatan dan keseimbangan seluruh umat manusia karena agama islam adalah rahmatan lil alamin universal. 20

2.2.3.2 Prinsip-Prinsip Operasional Lembaga Keuangan Syariah

Prinsip utama yang dianut oleh lembaga keuangan syariah yang menjalankan kegiatan usahanya menurut Andri 2009 : 36 adalah : 1. Bebas masyir, secara bahasa maknanya judi secara umum mengundi nasib dan setiap kegiatan yang sifatnya untung-untungan spekulasi. 2. Gharar, Secara bahasa berarti menipu, memperdaya, ketidakpastian. Gharar adalah sesuatu yang memperdayakan manusia di dalam harta, kemegahan, jabatan, syahwat keinginan, dan lain. 3. Haram, secara bahasa berarti larangan dan penegasan. Larangan bisa timbul karena beberapa kemungkinan, yaitu dilarang oleh tuhan dan bisa juga karena pertimbangan akal. Umat islam hanya memproduksi, mekomsumsi dan mendistribusi produk dan jasa yang halal saja. 4. Riba, secara bahasaa berarti bertambah dan tumbuh. Riba adalah penambahan pendapatan secara tidak sah batil antara lain pertukaran barang sejenis yang tidak sama kualitas, kuantitas dan waktu penyerahannya fadhl atau dalam transaksi pinjam-meminjam yang memprasyaratkan nasabah penerima fasilitas mengembalikan dana yang diterima melebihi pokok pinjaman karena berjalannya waktu nasiā€™ah. 5. Batil, secara bahasa artinya batal,tidak sah dalam aktivitas jual beli allah menegaskan manusia dilarang mengambil harta dengan cara yang batil. 21