Peluang dan Tantangan Reksa Dana Syariah Indonesia

Reksa dana yang mencatat pertumbuhan paling fantastis pada tahun 2009 adalah reksa dana syariah. Reksa dana syariah berhasil tumbuh hingga 283 selama periode Januari – Mei 2009, dimana pada bulan Januari tercatat dana kelolaan sebesar Rp 769,78 miliar menjadi Rp 2,946 triliun pada Mei 2009 selanjutnya meningkat lagi 4,63 triliun pada Desember 2009. Dana kelolaan tahun 2009 ini jauh diatas, NAB tahun 2007 yang tercatat 2,20 triliun dan NAB tahun 2008 yang sebesar 1,814 triliun. Jadi bisa dibilang NAB reksa dana syariah malah berhasil pulih, bahkan lebih baik dibandingkan masa sebelum krisis. Sepanjang tahun 2009 terdapat 11 reksa dana syariah yang memperoleh pernyataan efektif dari BapepamLK. Secara kumulatif samapai dengan akhir tahun 2009 terdapat 46 reksa dana syariah, meningkat sebesar 24,3 dibanding akhir tahun 2008 yang berjumlah 37 reksa dana syariah, fakta tersebut merupakan pertumbuhan industri reksa dana syariah yang sangat menjanjikan bagi para investor. Ditambah lagi dengan adanya Sukuk maka manajer investasi dari reksa dana syariah akan lebih variatif dalam menyusun portofolio khusus instrumen syariah selama tahun 2009 terdapat 12 sukuk dari 7 emiten yang memperoleh pernyataan efektif dari BapepamLK dengan total nilai emisi dari penerbitan sukuk tersebut mencapai 1.22 triliun pada akhir 2009. Secara kumulatif pada akhir 2009 terdapat 41 sukuk, total nilai emisi sukuk mencapai 6,71 triliun. 49 Mengamati perilaku investor pada industri reksa dana syariah, maka dapat dikategorikan : 1. Investor moderat, yaitu investor dengan profil resiko rendah diperkirakan akan memburu reksa dana syariah pendapatan tetap dengan resiko yang rendah. 2. Investor agresif, yaitu investor dengan profil resiko tinggi akan memilih reksa dana saham atau campuran yang tingkat fluktuasinya lebih besar. Tantangan bagi manajer investasi dari reksa dana syariah yang paling berat adalah meyakinkan nasabah, mengingat nasabah banyak yang belum teredukasi dan familiar dengan investasi reksa dana. Selain itu, masih sedikitnya manajer investasi yang mengeluarkan reksa dana syariah menyebabkan terbatasnya inovasi produk reksa dana syariah di Indonesia. Sumber daya manusia yang profesional yang masih terbatas juga menjadi kendala pengembangan reksa dana syariah di Indonesia.

4.1.3 Sejarah Singkat Jakarta Islamic Index PT. BEI

Penggabungan PT. Bursa Efek Surabaya BES ke dalam PT. Bursa Efek Jakarta BEJ yang kemudian menjadi PT. Bursa Efek Indonesia BEI, telah efektif mulai tanggal 30 November 2007. Bursa hasil merger ini telah memulai operasional pertamanya pada tanggal 3 desember 2007. Jakarta Islamic Index JII adalah salah satu indeks saham yang ada di Indonesia yang menghitung indeks harga rata-rata saham untuk jenis saham 50 yang memenuhi kriteria syariah. Pembentukan JII tidak lepas dari kerja sama antara pasar modal Indonesia PT BEJ dengan PT Danareksa Investment Management PT DIM pada tanggal 3 juli 2000. Sementara itu, pasar modal syariah baru berdiri pada 14 maret 2003. Obligasi dan reksa dana syariah juga tumbuh semakin pesat. Tujuan pembentukan JII adalah untuk meningkatkan kepercayaan investor untuk melakukan investasi pada saham berbasis syariah dan memberikan manfaat bagi pemodal dalam menjalankan syariah Islam untuk melakukan investasi di bursa efek. JII juga diharapkan dapat mendukung proses transparansi dan akuntabilitas saham berbasis syariah di Indonesia. JII menjadi jawaban atas keinginan investor yang ingin berinvestasi sesuai syariah. Dengan kata lain, JII menjadi pemandu bagi investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah tanpa takut tercampur dengan dana ribawi. Selain itu, JII menjadi tolak ukur kinerja benchmark dalam memilih portofolio saham yang halal. Penentuan kriteria dalam pemilihan saham dalam JII melibatkan Dewan Pengawas Syariah PT DIM. Saham-saham yang akan masuk ke JII harus melalui filter syariah terlebih dahulu. Berdasarkan arahan Dewan Pengawas Syariah PT DIM, ada 4 syarat yang harus dipenuhi agar saham- saham tersebut dapat masuk ke JII: 51