Indikator Asam Basa 1 Lakmus

73 Saat titik ekivalen, natrium asetat terbentuk. pH larutan akan lebih besar dari 7 seperti ditunjukkan dalam gambar 19, hal ini sebagai akibat adanya ion OH - yang terbentuk oleh hidrolisis asam asetat. Gambar 2. 11 Kurva titrasi antara 25 mLCH3COOH 0.1 M dengan NaOH 0.1 M

3. Titrasi Asam Kuat dengan Basa Lemah

Kita ambil contoh reaksi antara asam kuat HCl dengan basa lemah NH 3 . HCl aq + NH 3aq NH 4 Cl aq Atau lebih sederhana H + aq + NH 3aq NH 4 + aq Titik ekuivalen tercapai saat pH kurang dari 7 karena hidrolisis ion NH 4 + NH 4 + aq + H 2 O l NH 3aq + H 3 O + aq Atau lebih sederhana NH 4 + aq NH 3aq + H + aq Karena larutan ammonia bersifat volatil, maka lebih mudah menambahkan HCl dari buret kedalam larutan ammonia. Gambar 20 menunjukkan kurva titrasi antara asam kuat dengan basa lemah . 74 Gambar 2. 12 Kurva titrasi antara 25 mL NH3 0.1 M dengan HCl 0.1 M

e. Larutan Penyangga

Anda tentu pernah melihat cairan infus, pernahkah anda berfikir apa isi dari cairan infus, dan bagai mana sistem kerjanya? Cairan infus berisi larutan garam dan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh. Agar cairan ini dapat sesuai dengan pH darah maka pada cairan infus terdapat larutan penyangga yang terdiri dari H 2 CO 3 dan HCO 3 - yang berfungsi mempertahankan pH agar dapat diterima oleh tubuh. Larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari digunakan dalam berbagai bidang seperti biokimia, bakteriologi, kimia analis, industri farmasi, juga dalam fotografi dan zat warna. Dalam industri farmasi, larutan penyangga digunakan pada pembuatan obat-obatan, agar obat tersebut mempunyai pH tertentu dan tidak berubah. Darah mempunyai pH yang relatiftetap di sekitar 7,4. Hal ini dimungkinkan karena adanya sistem penyangga H 2 CO 3 dan ion HCO 3 - , sehingga meskipun setiap saat darah kemasukan berbagai zat yang bersifat asam maupun basa akan selalu dapat dinetralisir pengaruhnya terhadap perubahan pH. Bila darah kemasukan zat yang bersifat asam maka ion H+ dari asam tersebut akan bereaksi dengan ion HCO 3 = dengan persamaan reaksi berikut 75 H + aq + HCO 3- aq H 2 CO 3 aq Sebaliknya bila darah kemasukan zat yang bersifat basa maka ion OH - akan bereaksi dengan H 2 CO 3 . OH - aq +H 2 CO 3 aq HCO 3 - aq + H 2 O I Larutan penyangga atau buffer merupakan sistem larutan yang mampu mempertahankan harga pH jika kedalam larutan tersebut ditambahkan sejumlah kecil asam, basa atau dilakukan pengenceran. Larutan penyangga terdiri dari asam lemah dan basa konjugasinya atau berisi basa lemah dengan asam konjugasinya. Penambahan asam akan menurunkan sedikit pH karena sedikit asam yang ditambahkan akan dinetralkan oleh komponen basa yang ada dalam larutan. Selain dibuat dengan mencampurkan asam lemah dengan basa konjugasinya, ataupun dari basa lemah dengan asam konjugasinya larutan penyangga dapat juga dibentuk dari reaksi asam basa. Larutan penyangga dapat dibentuk oleh asam lemah dengan basa kuat dengan syarat saat akhir reaksi asam lemah tersisa dan basa kuat habis bereaksi. Berlaku juga pada basa lemah dan asam kuat, saat akhir reaksi basa lemah harus tersisa dan asam kuat habis bereaksi. Sistem penyangga fosfat H 2 PO 4 - dan HPO 4 2- merupakan sistem penyangga yang bekerja untuk menjaga pH cairan intra sel. Bila dari proses metabolisme dihasilkan banyak zat yang bersifat asam, maka akan segera bereaksi dengan ion HPO 4 2-- : HPO 4 2- aq + H + aq H 2 PO 4 aq Dan bila proses metabolisme sel menghasilkan senyawa yang bersifat basa, maka ion OH- akan bereaksi dengan ion H 2 PO 4 - H 2 PO 4 - aq + OH aq HPO 4 2- aq + H 2 O l 1 Larutan penyangga yang bersifat asam Larutan penyangga yang bersifat asam adalah larutan yang memiliki pH kurang dari 7. Larutan penyangga yang bersifat asam terbuat dari asam lemah Gambar 2. 13 Cairan infus 76 dan garammya dari basa konjugasinya atau hasil reaksi antara asam lemah berlebih dengan basa kuat.Sebagai contoh larutan penyangga asam etanoat dan natrium etanoat dapat dieroleh dari persamaan reaksi berikut: Mencampurkan larutan asam etanoat dan larutan garam natrium etanoat CH 3 COOH aq H + aq + CH 3 COO - aq CH 3 COONa aq Na + aq + CH 3 COO - aq 2. Mereaksikan larutan asam etanoat berlebih dengan larutan natrium hidoksida CH 3 COOH aq berlebih + NaOH aq CH 3 COONa aq + H 2 O l sehingga pada akhir reaksi, CH 3 COOH aq H + aq + CH 3 COO - aq CH 3 COONa aq Na + aq + CH 3 COO - aq 2 pH Larutan penyangga yang bersifat asam pH larutan penyangga asam etanoat dan larutan natrium etanoat dari contoh di atas dapat dinyatakan sebagai berikut CH 3 COOH aq H + aq + CH 3 COO - aq CH 3 COONa aq Na + aq + CH 3 COO - aq = + − [CH 3 COO - ] = [CH 3 COO - ] dari asam lemah + [CH 3 COO - ] dari garam [CH 3 COO - ] ≅ [CH 3 COO - ] dari garam Maka [ CH 3 COO - ] = [CH 3 COONa] sehingga = + + =