28
3. KESETIMBANGAN KIMIA
a. Reaksi Berkesudahan dan Reaksi Bolak Balik
Reaksi kimia berdasar arahnya dibedakan menjadi reaksi berkesudahan satu arah dan reaksi bolak balik dua arah. Pada reaksi berkesudahan zat
– zat hasil tidak dapat saling bereaksi kembali menjadi zat pereaksi. Contoh: NaOH aq + HCl aq
NaClaq + H
2
Ol.........................1 Pada reaksi di atas reaksi hanya berlangsung ke arah kanan, sebab bila NaCl
dilarutkan ke dalam air tidak akan pernah menjadi NaOH dan HCl. Reaksi bolak balik dapat berlangsung dalam dua arah, artinya zat-zat hasil reaksi
dapat saling bereaksi untuk membentuk zat pereaksi kembali. Sebagai contoh jika timbal II sulfat padat yang berwarna putih direaksikan dengan
larutan natrium iodida akan membentuk endapan timbal II iodida yang berwarna kuning dengan reaksi,
PbSO
4
s + 2 NaI aq PbI
2
s + Na
2
SO
4
aq...........2 putih
kuning Sebaliknya bila padatan timbalIIiodida yang berwarna kuning dari reaksi di
atas ditambah larutan natrium sulfat, maka akan terbentuk kembali endapan warna putih dari timbalIIsulfat dengan reaksi,
PbI
2
s + Na
2
SO
4
aq PbSO
4
s + 2 NaI aq............3 kuning
putih Jika diamati dari kedua reaksi tersebut maka akan tampak bahwa reaksi 3
merupakan kebalikan dari reaksi 2, dan dengan demikian reaksi di atas dikatakan reaksi bolak balik atau bila kedua reaksi itu berlangsung secara
bersamaan disebut juga sebagai reaksi bolak-balik dan ditulis ditandai dengan dua panah dengan arah berlawanan.
PbSO
4
s + 2 NaI aq PbI
2
s + Na
2
SO
4
aq...................4 Reaksi ke kanan disebut dengan reaksi maju v
1
sedangkan reaksi ke kiri disebut dengan reaksi balik v
2
29
b. Keadaan Setimbang
Reaksi antara timbal II sulfat PbSO
4
dan Natrium iodida NaI merupakan contoh reaksi kesetimbangan. Akan tetapi, pada kondisi setimbang reaksi ini
tidak ada perubahan yang dapat diamati. Bagaimanakah hal tersebut dikatakan sebagai sebuah reaksi kesetimbangan?
PbSO
4
s + 2 NaI aq PbI
2
s + Na
2
SO
4
aq Pembahasan mengenai laju reaksi pada bagian sebelumnya dijelaskan
bahwa pada reaksi ke kanan, nilai v
1
bergantung pada konsentrasi PbSO
4
dan NaI, sedangkan nilai v
2
tergantung pada konsentrasi PbI
2
dan Na
2
SO
4
. Pada awal reaksi v
1
mempunyai nilai maksimum, sedangkan v
2
=0 karena PbI
2
dan Na
2
SO
4
belum terbentuk. Selanjutnya seiring dengan berkurangnya konsentrasi PbSO
4
dan NaI, nilai v
1
semakin lama semakin kecil. Sebaliknya dengan semakin bertambahnya konsentrasi PbI
2
dan Na
2
SO
4
, nilai v
2
semakin lama semakin besar. Pada suatu keadaan laju reaksi maju v
1
akan sama dengan laju reaksi balik v
2
. Hal ini berarti bahwa laju menghilangnya suatu komponen sama dengan laju pembentukan komponen tersebut. Berarti
sejak v
1
=v
2
, jumlah setiap komponen tidak berubah terhadap waktu. Keadaan ini disebut dengan keadaan setimbang.
Sistem kesetimbangan bersifat dinamis, karena
pada keadaan
kesetimbangan tidak ada perubahan yang dapat diamati atau diukur sifat makroskopis tidak berubah, reaksi seolah-olah telah berhenti. Dari beberapa
percobaan diperoleh hasil bahwa dalam keadaan setimbang reaksi tetap berlangsung pada tingkat molekul tingkat mikroskopis. Hal ini berarti bahwa
reaksi antara PbSO
4
dan NaI tetap berlangsung, demikian pula reaksi antara PbI
2
dan Na
2
SO
4
. Meskipun hampir semua reaksi merupakan reaksi bolak balik, tetapi tidak
semua reaksi bolak balik akan dapat menjadi reaksi setimbang. Untuk dapat menjadi suatu reaksi setimbang diperlukan persyaratan antara lain, reaksinya
bolak-balik, sistemnya tertutup, dan bersifat dinamis.