Kegiatan Misdinar Paroki Santo Mikael Pangkalan

28 Sebagai misdinar kita kita perlu mecontoh Tarsisius secara detail dengan cara mengorbankan diri menyerahkan nyawanya untuk mempertahankan Sakramen Mahakudus, tetapi cukup dengan kesetiaan kita kepada Allah untuk melayani saat perayaan Ekaristi. Dan inilah yang sudah ditunjukan dan diterapkan oleh misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan. mereka dengan setia melaksanakan tugas pelayanannya sebagai misdinar dengan siap sedia dalam menjalankan tugasnya sebagai misdinar.

3. Penerapan Spiritualitas Ketaatan

Sama halnya dengan spiritualitas kesetiaan, spiritualitas ketaatan juga melihat dari ketaatannya Tarisius waktu itu yang dengan rela berkorban hingga menyerahkan nyawanya hanya untuk mempertahankan Sakramen Mahakudus yang ia bawa untuk mengirim kepada pawa tahanan yang ada dipenjara. Sikapnya yang berani menjadi contoh bagi para misdinar saat ini dan karena ketaatannya akan tugasnya dan juga penghormatannya kepada Sakramen Mahakudus. Sebagai misdinar di Paroki Santo Mikael spiritualitas ketaatan ini sudah diterapkan pula pada saat mereka bertugas. Dengan taat dan tanggung jawab mereka menjalankan tugasnya sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan bagi mereka. Baik saat tugas misdinar perayaan Ekaristi mingguan atau perayaan Ekaristi besar, seperti Natal dan Paskah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN, PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

Dalam BAB III ini penulis akan memaparkan hasil dari penelitian penulis dengan responden, yaitu para anggota misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta.

A. Latar Belakang Penelitian

Latar belakang penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah berdasarkan pengalaman yang dialami penulis sebagai misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta. Pelayanan yang dilakukan para misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan tergolong hal yang biasa dilakukan oleh para misdinar. Karena mereka menganggap hal tersebut sudah biasa dilakukan saat mereka bertugas. Dan mereka pun masih ada beberapa yang belum mengerti akan tugas dan peran mereka sebagai misdinar. Para misdinar hanya menjalankan tugasnya sesuai dengan apa yang sudah mereka lakukan dan tanpa mengerti maknanya. Sebelum menjadi seorang misdinar mereka dibekali dengan latihan terlebih dahulu. Namun latihan yang mereka peroleh belum sampai pada hal yang mendasar. Sebagai misdinar sesungguhnya adalah merelakan dirinya untuk menjadi pelayan Misa. Sebagai misdinar juga mereka harus memiliki pengetahuan akan memilih warna pakaian, menyiapkan peralatan Misa, sampai latihan untuk aneka perayaan khusus di luar Misa hari Minggu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI