hati untuk berjumpa dengan Tuhan.Ingin berjumpa dengan Tuhan memang mesti menjadi alasan nomor satu bila kita berdoa atau berliturgi.
Hal ini bukan hanya menyangkut isi dasar liturgi kita, yang intinya perayaan pertemuan dengan Tuhan. Akan tetapi, kerinduan kepada Tuhan juga dapat menjadi
faktor yang memurnikan semua motivasi kita dalam berliturgi. Bila kita mengikuti misa kudus dan ternyata imamnya tidak mutu, tidak bisa nyanyi, marah melulu, maka orang
tidak perlu kecewa berkepanjangan karena yang penting baginya berjumpa dengan Tuhan. “saya pergi ke misa kudus ini kan untuk bertemu dengan Tuhan. Maka siapa atau
bagaimana imamnya, itu tidak terlalu penting”. Itu kata-kata orang yang menghayati motivasi dasar berliturgi pada soal kerinduan hati kepada Tuhan.
Para misdinar yang bertugas tentulah selalu datang dalam perayaan liturgi setiap Minggunya. Namun bagi mereka yang tidak bertugas misdinar waktu itu, mereka juga
datang bukan karena itu kebiasaan mereka. Terlebih karena mereka juga mengalami yang namanya kerinduan berjumpa akan Tuhan. Maka dari itu misdinar yang ada di Paroki
Santo Mikael Pangkalan ini secara keseluruhan memiliki kerinduan berjumpa akan Tuhan yang senantiasa mereka nantikan dalam hidupnya.
e. Hati yang Terbuka, Sabar, Hening, dan Penuh Iman
Berliturgi berarti memasuki ruang batin tempat perjumpaan kita dengan Tuhan secara paling didasari. Ruang batin itu akan mudah diketemukan dan dialami bilamana hati kita
adalah hati yang terbuka, sabar, hening, dan mempunyai kepasrahan iman yang mendalam. Hati yang terbuka itu tampak dalam sikap yang mau menerima dengan
gembira segala sesuatu yang terjadi dalam perayaan liturgi itu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Inilah yang dirasa sangat penting bagi para misdinar di Paroki, karena dengan mereka melayani romo saat perayaan Ekaristi, mereka harus memiliki hati yang terbuka
dan tidak merasa terbebani oleh apa yang akan diberikannya sebagai tanggung jawabnya. Sabar dalam menjalankan tugas pelayanannya meskipun sudah melayani dengan rasa
lelah mereka tidak mendapatkan upah, mereka haruslah memiliki sikap sabar dan dengan hati terbuka menerima tugas itu sebaik mungkin.
Sikap hening dan penuh iman ini ditunjukkan ketika para misdinar bertugas melayani. Karena yang menjadi sorotan pertama dalam menjalankan tugas pelayanan
adalah misdinar. Ketika para misdinar rebut sendiri, maka umat akan bertanya-tanya, mengapa misdinarnya malah rebut sendiri. Sebagai misdinar hendaknya memiliki sikap
hening yang baik untuk menghormati sakralnya perayaan Ekaristi. Tidak itu saja, sebagai misdinar juga memiliki sikap penuh iman dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang
pelayan. Karena yang mereka layani adalah Tuhan sendiri yang hadir dalam perayaan Ekaristi.
5. Doa Para Misdinar
Tuhan Yesus Kristus, terima kasih kepada-Mu sebab Engkau memanggil dan memilih kami untuk menjadi pelayan-pelayan altar-Mu. Meski kami ini banyak kekurangan Engkau
memperkenankan kami untuk melayani imam-imam-Mu dalam membagikan rahasia kudus- Mu bagi umat beriman. Arahkanlah seluruh pikiran kami kepada-Mu, murnikanlah selalu
hati kami seperti hati-Mu, laraskanlah selalu mulut kami sesuai sabda-Mu, dan letakkanlah selalu kekuatan-Mu pada tangan dan kaki kami agar kami layak menjadi alat-alat-Mu.
Semoga Ekaristi menjadi sumber hidup kami dan doa Bunda Maria, Santo Tarsisius serta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI