Pembukaan oleh pendamping Menonton cuplikan “Panduan Misdinar”

73

F. METODE

1. Tanya jawab 2. Ceramah 3. Praktik

G. SARANA

Peralatan dan perlengkapan liturgi

H. SUMBER BAHAN

1. Marsana Windhu, L. 1997. Mengenal 25 Sikap Liturgi. Yogyakarta: Kanisius 2. Marsana Windhu, L. 1997. Mengenal Ruangan, Peralatan, dan Petugas Liturgi. Yogyakarta: Kanisius

I. PROSES PERTEMUAN

1. Pengantar Sesi II

a. Pengantar Teman-teman yang terkasih, setelah kita melewati sesi I yang membahas mengenai spiritualitas kita sebagai misdinar, sekarang kita akan bersama- sama masuk dalam sesi II yaitu tentang pengenalan liturgi. Sebelum masuk pada sesi II ini pendamping memberikan penjelasan akan liturgi. Setelah selesai menjelaskan tentang liturgi, pendamping mengadakan Tanya jawab kepada peserta seputar pengalaman mereka akan pengetahuan liturgi. 74 b. Setelah mereka mendapatkan penjelasan tentang liturgi, peserta diajak untuk mengenal perlengkapan dan peralatan misa yang digunakan saat perayaan Ekaristi. Dan dalam pengamatan bersama peserta dan pendamping saling bertukar pengalaman dan juga pengetahuan mereka. c. Setelah peserta melihat bersama dan mengetahui nama-nama dan fungsi dari perlengkapan dan peralatan misa, peserta diajak untuk mencoba menyiapkan perlengkapan dan peralatan misa sebelum misa dimulai simulasi. d. Setelah selesai simulasi peserta kembali ke ruang pertemuan dan melanjutkan sesi berikutnya. Pastor Paroki Pendamping 75 SATUAN PERTEMUAN SESI III PENDAMPINGAN DAN PELATIHAN MISDINAR PAROKI SANTO MIKAEL PANGKALAN YOGYAKARTA

A. IDENTITAS

1. Judul Pertemuan : Cinta Ekaristi 2. Peserta : Para Misdinar 3. Waktu : 60 Menit 12.30 – 13.30 WIB 4. Pelaksanaan : Minggu 5. Pelaksana : Bernadus Novan Kristianto

B. PEMIKIRAN DASAR

Misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan pada umumnya adalah anak-anak yang cinta akan Ekaristi. Mereka menjadikan Ekaristi sebagai perjumpaan akan kasih Allah yang ia terima, dalam menjalankan tugasnya sebagai misdinar mereka sadar akan tanggung jawabnya dan kecintaannya pada Ekaristi. Sehingga dalam hal menjalankan tugasnya mereka tidak merasa menjadi beban dan bahkan mereka merasa kerinduan akan Ekaristi. Sebagai misdinar rasa cinta akan Ekaristi haruslah terus-menerus dipupuk sehingga akhirnya rasa cinta itu menjadi mendarah daging bagi para misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan. Namun apakah misdinar sudah mencintai Ekaristi dengan sungguh-sungguh sesuai dengan penghayatan iman mereka akan Yesus Kristus. Hal ini lah yang akan bersama-sama mereka hayati sehingga para PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI