Panduan Wawancara dan Observasi
keperluan tertentu. Dan orang tidak akan menggunakan pakaian renang atau pakaian santai-bermain untuk pertemuan resmi dengan tamu Negara atau sekolah. Begitu pula
musik untuk bermain atau lagu pop kiranya kurang pas untuk pertemuan resmi dengan Tuhan dalam perayaan liturgi.
2. Suara bel, gong, dan lonceng
Bel, gong, atau juga lonceng memiliki fungsi yang praktis dalam perayaan liturgi, yaitu untuk menandai dimulainya suatu peristiwa yang penting atau menunjukkan
bagian penting dari perayaan liturgi atau ibadat. Lonceng gereja juga berfungsi untuk memanggil jemaat untuk berkumpul, memaklumkan suatu doa doa Angelus misalnya,
dan memaklumkan adanya anggota jemaat yang meninggal. Cara membunyikan bel pada saat Misa Kudus dapat diatur sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
Misinar diParoki Santo Mikael Pangkalan cukup mengerti akan simbol-simbol yang ada dalam Gereja dalam merayakan perayaan Misa Kudus. Sebagian misdinar mampu
untuk menerapkan apa yang menjadi makna dari setiap simbol-simbol yang terdapat dalam Gereja. Sikap-sikap yang ditunjukkan para misdinar saat bertugas telah
menunjukkan pemahaman mereka akan simbol-simbol tersebut. namun disisi lain masih terdapat misdinar yang kurang memahami penuh akan simbol-simbol yang ada dalam
Gereja. Contoh yang paling sering dilakukan oleh beberapa misdinar yaitu mereka menganggap tugas pelayanan yang mereka berikan masih bersifat biasa. Mulai dari cara
mereka duduk, berdiri, berjalan, mengatupkan tangan. Mereka masih kurang mamahami maksud dan makna dari setiap simbol-simbol yang mereka alami.
Para pengurus misdinar mengatasi hal ini dengan cara memberikan pengarahan dan pelatihan saat sebelum mereka menjalankan tugas pelayanannya. Dan para pengurus
atau pendamping misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan lah yang mempunyai peran besar dalam hal memberikan pengetahuan dalam hal simbol-simbol yang dimiliki
oleh Gereja.