Tujuan Penulisan Metode Penulisan

8 dimaksudkan sebagai hubungan seorang pribadi beriman dengan Allahnya dan aneka perwujudannya dalam sikap dan perbuatan Lalu, 2007: 150-151. Spiritualitas merupakan dasar kehidupan manusia dalam menjalani hidup dengan orang lain. Karena spiritualitas berasal dari dalam diri manusia itu sendiri. Jika manusia memiliki spiritualitas yang baik, maka manusia itu telah menjalin relasi yang baik pula dengan Allah dan mampu memaknai tujuan hidupnya secara utuh dan memiliki nilai moralitas yang baik pula terhadap sesamanya. Dalam hal ini spiritualitas sangat diperlukan bagi para misdinar dalam menjalankan tugas pelayanannya di gereja dalam membantu pastur memimpin perayaan Ekaristi. Spiritualitas perlu dihadirkan dalam diri para misdinar supaya para misdinar mampu menjalankan tugas pelayanannya dengan setulus hati dan sungguh- sungguh menjiwai semangat pelayanannya.

2. Sejarah Singkat St. Tarsisius

Sekitar tahun 250, keberadaan agama kristiani dilarang di Roma, bahkan Kaisar Valerianus memerintah polisi Roma untuk mencari orang-orang yang percaya kepada Kristus untuk ditangkap, disiksa dan dibunuh. Meski banyak orang kristiani banyak yang terbunuh, tetapi banyak murid-murid Kristus yang tetap setia tidak mau mempersembahkan korban kepada para berhala Romawi. Dalam situasi semacam itu, orang-orang kristiani hanya berani berkumpul pada malam hari di “katakomba”, yaitu teras kuburan bawah tanah membentuk gang yang panjang dari beberapa kuburan dalam satu gua. Di sana pulalah orang-orang kristiani biasa melakukan Ekaristi atau Misa. Pada waktu itu, ada seorang pemuda PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9 kristiani yang setiap pagi, sebelum fajar datang, dengan riang gembira ia menuju ke tempat tersebut dengan berjalan kaki melintasi lorong-lorang kota Roma untuk melayani imam merayakan Ekaristi.Suatu pagi seperti biasa, Tarsisius ke sana untuk melayani imam merayakan Ekaristi. Hari itu Paus sendiri yang mempersembahkan Ekaristi, namun saat itu hanya sedikit yang datang merayaakan Ekaristi, sebab beberapa hari yang lalu, banyak orang kristiani yang ditangkap oleh polisi Roma. Beberapa orang kristiani terpaksa menyelamatkan diri ke luar kota untuk mencari tempat yang dirasa aman. Orang yang hadir pada saat perayaan Ekaristi itu adalah orang yang selamat dari pencarian dan penggeledahan polisi Roma saat itu. Selesai Misa, Tarsisius tidak segera pulang, ia membantu mengatur alat-alat Misa. Tarsisius mendengar Paus mengeluh: “Kemarin seorang petugas penjara datang ke mari dengan diam-diam. Ia mengatakan, bahwa saudara-saudara kita yang dipenjarakan ingin sekali menyambut Tubuh Kristus sebelum mereka dibunuh. Tetapi banyak imam sudah ditangkap. Saya sendiri tidak bisa ke sana, sebab saya sudah dikenal. Mana bisa kami mengabulkan permohonan mereka?” Tarsisius lang sung menghampiri Paus, katanya: “Kenapa Bapa Suci tidak mengutus saya? Saya tidak akan dicurigai.” Paus langsung menjawab: “Jangan nak, kamu masih terlalu muda. Tugas itu terlalu berbahaya untukmu” Tarsisius tetap bertekat untuk membantu, katanya: “Tetapi setiap pagi saya datang ke mari, Santo Bapa, saya satu-satunya pelayan Misa yang selalu datang. Saya tidak takut. Apalagi hari masih pagi, jalan juga masih sepi.” Melihat semangat itu, Paus akhirnya menyetujui, katanya : “Baiklah, kamu boleh coba, tetapi hati-hatilah” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 Paus berlutut dengan hormat ke depan altar, mengambil beberapa Hosti Suci dan dimasukan dalam sebuah kotak kecil yang terbuat dari emas. Kotak kecil itu dikalungkan dengan tali dileher Tarsisius yang berlutut di hadapan Paus. Tarsisius segera menutupinya dengan “toga”, yaitu semacam mantol, yang dipakainya.Tarsisius segera berangkat. Ia memagangi kotak emas itu erat-erat dibawah toga supaya jangan hilang. Hatinya berdebar-debar. Ia merasa bahagia atas kepercayaan yang diberikan kepadanya oleh Paus sendiri. Dalam hati ia berdoa kepada Yesus, yang sedang di bawanya untuk menghibur para tawananan. Tapi tanpa disangka-sangka, hari itu beberapa teman Tarsisius telah bangun pagi dan berjalan-jalan. Seorang temannya melihat Tarsisius terburu-buru men ghampirinya dan bertanya: “Hai, Tarsisius pagi-pagi begini kamu mau pergi kemana? Kok terburu- buru?” Tarsisius tidak menjawab. Seorang teman Tarsisius yang menyusul dan menepuk bahunya, bertanya: “Kamu kok tidak seperti biasa, ada apa? Apa yang kamu bawa di bawah toga itu?” Seorang teman malah mencoba menarik toga Tarsisius. Toga Tarsisius tersingkap, dan kotak emas Hosti Suci terlihat. Temannya yang mengenali benda itu, berkata: “Lihat, sepertinya ia membawa sesuatu dari orang kristiani kepada itu” Teman-teman Tarsisius mulai berteriak serentak: “Serahkan barang itu, Ayo cepat Berikan pada kami atau kami ajar” Tarsisius tidak berkata sepatah katapun, ia juga tidak menyerahkan kotaknya. Kotak itu justru dipertahankan sekuat tenaganya. Ia tidak ingin menyerahkan Tubuh Tuhannya kepada teman-temannya yang tidak beriman itu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI