Latar Belakang Rumusan Masalah

6 BAB III : Bab ini membahas tentang penelitian yang akan penulis lakukan, yaitu mengenai keterlibatan misdinar dalam pelayanan di Paroki Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta. BAB IV : Bab ini berisi tentang usulan kegiatan dan contoh pelatihan bagi pelayanan misdinar di Paroki Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta. BAB V : Bab ini berisi penutup yang mencangkup kesimpulan dan saran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7

BAB II SPIRITUALITAS SANTO TARSISIUS DAN PELAYANAN MISDINAR

DI PAROKI SANTO MIKAEL PANGKALAN YOGYAKARTA Dalam Bab II ini diuraikan mengenai tentang pengertian dari Spiritualitas secara umum dari berbagai sumber dan menguraikan tentang sejarah dari Santo pelindung para misdinar yakni sejarah kehidupan Santo Tarsisius dan melihat spiritualitas Santo Tarsisius yang menjadi pondasi atau dasar bagi para misdinar dalam menjalankan tugas pelayanannya di gereja dalam perayaan Ekaristi. Setelah itu dalam Bab II ini juga diuraikan mengenai arti pelayanan secara umum dan spesifik pelayanan dalam menggereja dan diuraikan pula mengenai arti dari misdinar dan spiritualitas para misdinar dan pada penutup Bab II ini diuraikan pula tentang Paroki Santo Mikael Pangkalan Yogyakarta secara umum.

A. Spiritualitas Santo Tarsisius

1. Spiritualitas

Menurut perspektif bahasa “Spiritualitas” berasal dari kata “spirit” yang berarti “jiwa”. Dan istilah “Spiritual” dapat didefinisikan sebagai pengalaman manusia secara umum dari suatu pengertian akan makna, tujuan, dan moralitas Gabriel, 2001: 78. Spiritualitas menyangkut keberadaan orang beriman sejauh dialami sebagai anugerah Roh Kudus. Maka untuk mencapainya, seseorang perlu mempererat relasinya dengan Tuhan lewat sabda-Nya. Spiritualitas merupakan segi kehidupan kita yang sangat pribadi, mengungkapkan bahwa spiritualitas pada umumnya 8 dimaksudkan sebagai hubungan seorang pribadi beriman dengan Allahnya dan aneka perwujudannya dalam sikap dan perbuatan Lalu, 2007: 150-151. Spiritualitas merupakan dasar kehidupan manusia dalam menjalani hidup dengan orang lain. Karena spiritualitas berasal dari dalam diri manusia itu sendiri. Jika manusia memiliki spiritualitas yang baik, maka manusia itu telah menjalin relasi yang baik pula dengan Allah dan mampu memaknai tujuan hidupnya secara utuh dan memiliki nilai moralitas yang baik pula terhadap sesamanya. Dalam hal ini spiritualitas sangat diperlukan bagi para misdinar dalam menjalankan tugas pelayanannya di gereja dalam membantu pastur memimpin perayaan Ekaristi. Spiritualitas perlu dihadirkan dalam diri para misdinar supaya para misdinar mampu menjalankan tugas pelayanannya dengan setulus hati dan sungguh- sungguh menjiwai semangat pelayanannya.

2. Sejarah Singkat St. Tarsisius

Sekitar tahun 250, keberadaan agama kristiani dilarang di Roma, bahkan Kaisar Valerianus memerintah polisi Roma untuk mencari orang-orang yang percaya kepada Kristus untuk ditangkap, disiksa dan dibunuh. Meski banyak orang kristiani banyak yang terbunuh, tetapi banyak murid-murid Kristus yang tetap setia tidak mau mempersembahkan korban kepada para berhala Romawi. Dalam situasi semacam itu, orang-orang kristiani hanya berani berkumpul pada malam hari di “katakomba”, yaitu teras kuburan bawah tanah membentuk gang yang panjang dari beberapa kuburan dalam satu gua. Di sana pulalah orang-orang kristiani biasa melakukan Ekaristi atau Misa. Pada waktu itu, ada seorang pemuda PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI