Bagi Penulis Bagi Para Pembaca
9
kristiani yang setiap pagi, sebelum fajar datang, dengan riang gembira ia menuju ke tempat tersebut dengan berjalan kaki melintasi lorong-lorang kota Roma untuk
melayani imam merayakan Ekaristi.Suatu pagi seperti biasa, Tarsisius ke sana untuk melayani imam merayakan Ekaristi.
Hari itu Paus sendiri yang mempersembahkan Ekaristi, namun saat itu hanya sedikit yang datang merayaakan Ekaristi, sebab beberapa hari yang lalu, banyak
orang kristiani yang ditangkap oleh polisi Roma. Beberapa orang kristiani terpaksa menyelamatkan diri ke luar kota untuk mencari tempat yang dirasa aman.
Orang yang hadir pada saat perayaan Ekaristi itu adalah orang yang selamat dari pencarian dan penggeledahan polisi Roma saat itu. Selesai Misa, Tarsisius tidak
segera pulang, ia membantu mengatur alat-alat Misa. Tarsisius mendengar Paus mengeluh: “Kemarin seorang petugas penjara datang ke mari dengan diam-diam.
Ia mengatakan, bahwa saudara-saudara kita yang dipenjarakan ingin sekali menyambut Tubuh Kristus sebelum mereka dibunuh. Tetapi banyak imam sudah
ditangkap. Saya sendiri tidak bisa ke sana, sebab saya sudah dikenal. Mana bisa kami mengabulkan permohonan mereka?”
Tarsisius lang sung menghampiri Paus, katanya: “Kenapa Bapa Suci tidak
mengutus saya? Saya tidak akan dicurigai.” Paus langsung menjawab: “Jangan nak, kamu masih terlalu muda. Tugas itu terlalu berbahaya untukmu” Tarsisius
tetap bertekat untuk membantu, katanya: “Tetapi setiap pagi saya datang ke mari, Santo Bapa, saya satu-satunya pelayan Misa yang selalu datang. Saya tidak takut.
Apalagi hari masih pagi, jalan juga masih sepi.” Melihat semangat itu, Paus akhirnya menyetujui, katanya
: “Baiklah, kamu boleh coba, tetapi hati-hatilah” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Paus berlutut dengan hormat ke depan altar, mengambil beberapa Hosti Suci dan dimasukan dalam sebuah kotak kecil yang terbuat dari emas. Kotak kecil itu
dikalungkan dengan tali dileher Tarsisius yang berlutut di hadapan Paus. Tarsisius segera
menutupinya dengan “toga”, yaitu semacam mantol, yang dipakainya.Tarsisius segera berangkat.
Ia memagangi kotak emas itu erat-erat dibawah toga supaya jangan hilang. Hatinya berdebar-debar. Ia merasa bahagia atas kepercayaan yang diberikan
kepadanya oleh Paus sendiri. Dalam hati ia berdoa kepada Yesus, yang sedang di bawanya untuk menghibur para tawananan. Tapi tanpa disangka-sangka, hari itu
beberapa teman Tarsisius telah bangun pagi dan berjalan-jalan. Seorang temannya melihat Tarsisius terburu-buru men
ghampirinya dan bertanya: “Hai, Tarsisius pagi-pagi begini kamu mau pergi kemana? Kok terburu-
buru?” Tarsisius tidak menjawab. Seorang teman Tarsisius yang menyusul dan menepuk bahunya,
bertanya: “Kamu kok tidak seperti biasa, ada apa? Apa yang kamu bawa di bawah toga itu?” Seorang teman malah mencoba menarik toga Tarsisius. Toga Tarsisius
tersingkap, dan kotak emas Hosti Suci terlihat. Temannya yang mengenali benda itu, berkata: “Lihat, sepertinya ia membawa
sesuatu dari orang kristiani kepada itu” Teman-teman Tarsisius mulai berteriak serentak: “Serahkan barang itu, Ayo cepat Berikan pada kami atau kami ajar”
Tarsisius tidak berkata sepatah katapun, ia juga tidak menyerahkan kotaknya. Kotak itu justru dipertahankan sekuat tenaganya. Ia tidak ingin menyerahkan
Tubuh Tuhannya kepada teman-temannya yang tidak beriman itu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI