B. Landasan  Hukum Zakat, Infak dan Shadaqah
1. Landasan Hukum Zakat
Zakat  diwajibkan  di  Madinah  pada  bulan  Syawal  tahun  kedua Hijriyah.Pewajibnya  terjadi  setelah  pewajiban  puasa  bulan  Ramadhan  dan
zakat  fitrah.Tetapi,  zakat  tidak  diwajibkan  atas  para  Nabi.Pendapat  yang terakhir  ini  disepakati  para  ulama  karena  zakat  dimaksudkan  sebagai
penyucian  untuk  orang-orang  yang  berdosa,  sedangkan  para  Nabi  terbebas dari hal demikian.Lagi pula, mereka mengemban titipan-titipan Allah swt dan
disamping itu pula mereka tidak memiliki harta dan tidak diwarisi. Dalam  Al-
Qur’an,  zakat  digandengkan  dengan  kata  “Shalat”  dalam delapan  puluh  dua  tempat.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  keduanya  memiliki
keterkaitan  yang sangat  erat.  Zakat diwajibkan dalam Al- Qur’an, sunnah dan
ijma’ulama.
7
a Adapun  dasar  hukum  kewajiban  zakat  diantaranya  dalam  surat  Al-
Baqarah:43:
Artinya:
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang- orang yang rukuk
”.Qs. Al-Baqarah: 43
7
Wahbah  Al-Zuhayly,  Zakat:  Kajian  Berbagai  Mazhab,  Penerjemah  Agus  Efendi,  dkk Bandung: Remaja Rosada,2008 h.89
b Dalil Sunnah
Dalam hadits Rasulullah SAW disebutkan antara lain: yaitu dalam hadits riwayat Ibnu Umar ra. Rasulullah SAW bersabda:
ْبا  ْ ع ع ه  ص ه ل ْ سر لاق ا ْ ع ه يضر ر ع
اْساا ي ب : س   ْي ع
ح   أ  ه اا  لا ا  ْ ا  ا ش :سْ خ ل ْ سر اً
ا  اقأ  ,ه اكزلا ءاتْيا   اصل
را لا  ر  اض ر  ْ ص  جحْلا
8
“Dari  Ibnu  Umar,  Rasulullah  bersabda:  Islam  dibangun  di  atas  lima perkara.  Mengakui  bahwasanya  tiada  Tuhan  selain  Allah  dan  mengakui
bahwasanya Muhammad Rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, melaksanakan  haji,  dan  puasa  di  bulan  Ramadhan.  Riwayat  Imam  Al-
Bukhori 2:2
c Ijma’ Ulama’
Para  ulama  baik  salaf  klasik  maupun  khalaf  kontemporer  telah sepakat  tentang  adanya  kewajiban  zakat  dan  merupakan  salah  satu  rukun
Islam serta menghukumi kafir bagi yang mengingkari kewajibannya.
9
2. Landasan Hukum Infaq
Bahwa  Allah  mengemukakan  anjurannya  kepada  umat  islam  agar membangun  citra  keislaman  dan  ketaqwaannya  melalui  amal  harta,  yakni
menginfakkan  sebagian  dari  yang  dimiliki  dan  disukainya  dalam  jalur-jalur
8
Al-Imam al Hafidz ibnu Hajra al-Asqalani, Fathul Al- Bahari, Penerjemah: Team Azzam. Amiruddin, Lc Jakarta : Pustaka „Azzam, 2004, h 57
9
Fakhruddin,  Fiqh    Manajemen Zakat di Indonesia. Malang: UIN Malang Press, 2008 h.23