PENUTUP A. Pemberdayaan mustahik zakat melalui program pekan yayasan griya yatim dan dhuafa

xiv DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Keterangan Dosen Pembimbing Lampiran 2 Surat Permohonan Penelitian Di Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Di Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa Lampiran 4 Hasil Wawancara dengan Maneger Humas Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa Lampiran 5 Hasil Wawancara dengan Lulusan dan Anak mukim Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa Lampiran 6 Laporan Penyaluran Program Lampiran 7 Legalitas Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa Lampiran 8 Brosur Program-Program Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Zakat adalah tumbuh atau menumbuhkan, yaitu menumbuhkan dan mengembangkan martabat manusia.Batasan ini, menegaskan keharusan zakat sebagai pemberdaya kaum lemah.Zakat harus menjadi kekuatan pendorong, perbaikan dan peningkatan keadaan penerimanya mustahik. 1 Kadar zakat disebut dengan sedekah, semua zakat adalah sedekah, akan tetapi tidak semua sedekah adalah zakat, tetapi zakat adalah sedekah wajib. 2 Dengan pengelolaan yang baik zakat merupakan sumber dana potensial yang dimanfaatkan untuk memajukan kesejahteraan umum bagi seluruh masyarakat. 3 Dalil diwajibkanya pemungutan zakat, Allah SWT dalam Firmanya sebagaimana dijelaskan dalam surat At- Taubah: 103:                    1 Noor Aflah.Ed., Strategi Pengelolaan zakat di Indonesia, Jakarta: Penerbit Forum Zakat,cet.Pertama Januari 2011, h.3 2 Dr. Husein Syahatah, Cara Praktis Menghitung Zakat, Ciputat : Penerbit Kalam Pustaka, cet. Pertama Oktober 2005, h.16 3 Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, Jakarta: PT. Grasindo, 2007, h.1 Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkandan mensucikanmereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahu i”. Q.s At-Taubah: 103. Pembayaran zakat bukan hanya menunjukkan kesalehan individual tetapi juga mencerminkan kesalehan sosial. Zakat dibayarkan oleh aghniya, orang yang dipandang kaya menurut aturan syara wajib membayar zakat muzakki kepada orang- orang miskin sesuai pedoman Syar’i fuqoro yang dikategorisasikan dalam 8 delapan golongan penerima mustahik. Zakat merupakan sumber dana potensial dalam program pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat level bawah. 4 Dasar pendayagunaan zakat umumnya didasarkan pada surat At-Taubah ayat 60:                          Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang- orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk memerdekakan budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang 4 Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha,Jakarta: CV. Pustaka Amri, 2005, cet. 1, h. 1 diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana ”. Q.s At- Taubah: 60. Secara umum terdapat dua tujuan dari ajaran zakat, yaitu untuk kehidupan individu muzakki, meliputi pencucian jiwa dari sifat kikir, mendidik berinfak dan suka memberi, berakhlak dengan akhlak Allah, merupakan menifestasi syukur atas nikmat Allah SWT, mengobati hati dari cinta dunia, mengembangkan kekayaan batin, dan menarik rasa simpaticinta. bagi penerima, zakat membebaskan penerima dari kebutuhan, dan menghilangkan sifat dengki dan benci. Bagi harta yang di zakati, zakat mensucikan harta dan mengembangkan harta.Tujuan kedua memiliki dampak kehidupan kemasyarakatan secara luas yaitu secara perlindungan asuransi dan jaminan sosial. 5 Pengumpulan zakat tidak dapat melalui pemaksaan terhadap muzakki, melainkan muzakki melakukan dengan kesadaran sendiri, menghitung sendiri jumlah hartanya dan kewajiban zakatnya, muzakki dapat meminta bantuan kepada BAZLAZ Lembaga Pengelolaan Zakat LPZ. Idealnya UPZ menyediakan panduan dalam penghimpunan dana, jenis dana, dan cara dana itu diterima. Organisasi pengelola menetapkan jenis dana yang diterima sebagai sumber dana. Setiap jenis dana memiliki jenis karakteristik sumber konsekuensi pembatasan perbedaan yang harus dipenuhi oleh pengelola zakat. 6 5 Yusuf Al-Qaardhawi, Hukum Zakat, Jakarta: Litera Antar Nusa,1993, cet. Ke-3, h. 847- 885 6 Lili Bariadi,dkk, Zakat dan Wirausaha, Jakarta: CED, 2005, Cet. 1, h.20 Pemberdayaan masyarakat berbasis zakat adalah salah satu metode pendayagunaan dana zakat yang tujuan utamanya untuk memperbaiki kualitas hidup fakir miskin melalui pendayagunaan sumber-sumber yang ada pada mereka serta menekankan prinsip partisipasi. 7 Dalam pendayagunaan, ada beberapa kegiatan yang dapat dikembangkan oleh Lembaga Amil Zakat ataupun Badan Amil Zakat.Kegiatan tersebut diantaranya yaitu pengembangan ekonomi, pembinaan sumber daya manusia SDM, dan bantuan yang sifatnya sosial semata. 8 Pendayagunaan zakat adalah inti dari seluruh kegiatan pengumpulan dana zakat. Di dalam mengoptimalkan fungsi zakat sebagai amal ibadah sosial yang mengharuskan pendayagunaan zakat diarahkan pada model produktif dari pada model komsumtif seperti ketentuan yang tercantum dalam UU No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat. 9 Kemudian upaya pemberdayaan masyarakat telah mendapatkan perhatian besar yang meliputi aspek pemberdayaan ekonomi, sosial, dan politik. pemberdayaan masyarakat dalam hal ini adalah dengan memberikan akses kepada masyarakat, lembaga, dan organisasi masyarakat dengan memperoleh 7 Zakat dan Pemberdayaan, di akses pada tanggal 03 Februari 2015 dari http:fatkhurrochman.blogspot.com201201zakat-pemberdayaan.html 8 Sudewo, Eri. Manajemen Zakat Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 Prinsip Dasar Institut Manajemen Zakat. Jakarta: 2004, h.226 9 UU No 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolahan Zakat, Bab III Pendayagunaan Zakat Pasal 27.