Tujuan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Masyarakat

keterampilan adalah kegiatan menguasai sesuatu keterampilan dengan tambahan bahwa mempelajari keterampilan harus dibarengi dengan kegiatan praktik, berlatih, dan mengulang-ulang suatu kerja. Seseorang yang memahami semua asas, metode pengetahuan dan teori dan mampu melaksanakan praktis adalah orang yang memiliki keterampilan. 29 Menurut Littre didalam buku Maurice Duvenger, bahwa pengertian keterampilan adalah sebagai proses kolektif dari suatu kemahiran atau manufaktur khusus. 30 Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa pendidikan ketarmpilan merupakan upaya atau usaha untuk meningkatkan pengetahuan dalam hal keterampilan kemudian sikap dan kemampuan dengan tujuan peserta dapat belajar hidup mandiri dalam melaksanakan

1. Jenis-Jenis Keterampilan

Mengenai keterampilan menurut Sardiman A.M dalam Ari Kurniawan ada dua jenis keterampilan umumnya meliputi: a. Keterampilan Jasmani, yaitu keterampilan yang dapat dilihat dan diamati, sehingga akan menitikberatkan pada keterampian gerak atau penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar. 29 Drs. Syarif Makmur, Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan Efektifitas Organisasi: Kajian Penyelenggaraan Pemerintah Desa Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2008, h. 70. 30 Maurice Duvenger, Sosiologi Politik, Penerjemah Daniel Dhakide Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h. 79. b. Keterampilan Rohani, yaitu keterampilan yang menyangkut persoalan- persoalan penghayatan, keterampilan berfikir serta kreatifitas untuk menyelesaikan dan merumuskan masalah atau konsep. 31

F. Mustahik zakat 1.

Pengertian Mustahik Zakat Mustahik zakat ialah orang-orang yang berhak menrima zakat. Pada ayat 60 surat Al-Taubah, dijelaskan kelompok-kelompok yang berhak menerima zakat, yaitu Allah SWT berfirman:                          Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk memerdekakan budak, orang-orang yang berhutang, untuk 31 Ari Kurniawan, Peran Yayasan Kumala Dalam Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Pendidikan Keterampilan di Kelurahan Rawa Badak Utara Kecamatan Koja Jakarta Utara, Skripsi SI Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu KOmunikasi, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010, h. 53. jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”.Q.S At-Taubah:60 Seperti yang tertera dalam Al- qur’an surat at-taubah ayat 60 mustahik zakat terbagi menjadi delapan golongan, yang berhak atas hasil zakat terbagi menjadi dua bagian, diantaranya: a. Golongan yang mengambil hak zakat untuk memenuhi kebutuhan mereka, seperti: fakir, miskin, hamba sahaya dan ibnu sabil. b. Golongan yang mengambilhak zakat untuk memanfaatkan harta tersebut, seperti pegawai zakat amil, muallaf, orangyang mempunyai banyak hutang untuk kepentingan yang berpiutang dan orang yang berperang di jalan allah . 32

2. Standar Mustahik Zakat

Orang-orang yang berhak menerima zakat ditentukan dalam Al- Qur’an surat At-Taubah ayat 60, dari ayat tersebut sudah ditetapkan bahwa mustahik zakat dibagi menjadi delapan ashnaf, kedelapan golongan tersebut adalah: 1. Fakir Orang fakir adalah orang yang sangat miskin dan hidupnya menderita, tidak memiliki apa-apa untuk hidup atau orang-orang yang sehat dan 32 Dr. Abdul Al-Hamid Mahmud Al- Ba’ly,ekonomi zakat, Jakarta:Pt Raja Grafindo Persada 2006, h.68