Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
Pemberdayaan masyarakat berbasis zakat adalah salah satu metode pendayagunaan dana zakat yang tujuan utamanya untuk memperbaiki kualitas
hidup fakir miskin melalui pendayagunaan sumber-sumber yang ada pada mereka serta menekankan prinsip partisipasi.
7
Dalam pendayagunaan, ada beberapa kegiatan yang dapat dikembangkan oleh Lembaga Amil Zakat ataupun Badan Amil Zakat.Kegiatan tersebut
diantaranya yaitu pengembangan ekonomi, pembinaan sumber daya manusia SDM, dan bantuan yang sifatnya sosial semata.
8
Pendayagunaan zakat adalah inti dari seluruh kegiatan pengumpulan dana zakat. Di dalam mengoptimalkan fungsi zakat sebagai amal ibadah sosial yang
mengharuskan pendayagunaan zakat diarahkan pada model produktif dari pada model komsumtif seperti ketentuan yang tercantum dalam UU No. 23 Tahun
2011 tentang pengelolaan zakat.
9
Kemudian upaya pemberdayaan masyarakat telah mendapatkan perhatian besar yang meliputi aspek pemberdayaan ekonomi, sosial, dan politik.
pemberdayaan masyarakat dalam hal ini adalah dengan memberikan akses kepada masyarakat, lembaga, dan organisasi masyarakat dengan memperoleh
7
Zakat dan Pemberdayaan, di akses pada tanggal 03 Februari 2015 dari http:fatkhurrochman.blogspot.com201201zakat-pemberdayaan.html
8
Sudewo, Eri. Manajemen Zakat Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 Prinsip Dasar Institut Manajemen Zakat. Jakarta: 2004, h.226
9
UU No 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolahan Zakat, Bab III Pendayagunaan Zakat Pasal 27.
atau memanfaatkan hak masyarakat bagi peningkatan kualitas kehidupannya, karena penyebab ketidakberdayaan masyarakat disebabkan oleh keterbatasan
akses, kurangnya pengetahuan dan keterampilan, serta adanya kondisi kemiskinan yang dialami sebagian masyarakat.
10
Hal utama yang masih melandasi pendayagunaan zakat pada umumnya, baru sebatas transparansi dan kepatutan mustahik yang menjadi sasaran
penyaluran zakat. Audit pendayagunaan, masih melandaskan diri pada pandangan bahwa amil berperan dengan baik jika tidak keliru menetapkan
mustahik dan bisa mempertangungjawabkan dana yang diamanahkan melalui lembaga zakat yang dikelolanya.
11
Selain itu pendayagunaan zakat oleh beberapa lembaga pengumpul zakat masih banyak yang bersifat konvensial, berjangka pendek, dan didasari motivasi
untuk menyelesaikan masalah sesaat. Zakat yang diberikan secara cuma-cuma dalam bentuk karitas kebaikan hati, padahal mustahik mampu berusaha,
selamanya tidak akan pernah mengubah mustahik menjadi muzakki. Bukan mengentaskan kemiskinan tetapi melestarikan kemiskinan.
12
10
Rr.Suhartini dan A. Halim.Model-model Pemberdayaan Masyarakat yogyakarta: pustaka pesatren, 2005, h. 211.
11
Hadi Wahyudi, Optimalisai Pendayagunaan ZIS Bidang Kesehatan Pada LAZ PKPU Studi Kasus Lembaga Amil Zakat Nasional
PKPU,”Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013
12
Abdul Alim,”Pemberdayaan Ekonomi Mustahik Zakat Perusahaan Pada Baitulmaal Muamalat,”Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2010
Dari pada itu harta pengumpulan zakat dari masyarakat umat Islam itu kemudian didayagunakan untuk kepentingan masyarakat yang tidak mampu dan
berhak mendapatkan bagian dari harta zakat mustahik.Pendayagunaan tersebut harus didasarkan pada skala prioritas kebutuhan mustahik.Selain itu, khusus bagi
zakat harta mal, pendayagunaan zakat harus pula diorientasikan pada usaha- usaha yang bersifat produktif. Hal ini terlebih-lebih dari hasil pengumpulan infaq
dan shadaqah harus lebih diorientasikan pada usaha-usaha yang bersifat produktif.
13
Dengan adanya program-program lembaga zakat yang mendukung untuk mengembangan potensi mustahik, salah satunya dari aspek sosial untuk
menunjang masa depan. Maka mustahik tidak perlu mengkhawatirkan berapa banyak pengeluaran yang harus dikeluarkan sedangkan pendapatan belum tentu
memenuhi kebutuhan hidupnya.Kemudahan adanya program-program yang mendukung mustahik ini, dapat mengurangi beban mustahik.
Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran.kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah,
kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Kemiskinan alamiah terjadi antara lain karena sumber daya alam yang terbatas, penggunaan teknologi
yang rendah, dan bencana alam. Sedangkan kemiskinan buatan terjadi karena
13
H.A. Djazuli, Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2002 h. 48
lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian dari anggota masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain
yang tersedia, hingga mereka tetap hidup dalam kemiskinan. Persoalan pengangguran lebih dipicu oleh rendahnya kesempatan dan peluang kerja bagi
angkatan kerja di pedesaan.Upaya untuk menanggulanginya harus menggunakan pendekatan multi disiplin yang berdimensi pemberdayaan.Pemberdayaan yang
tepat harus memadukan aspek-aspek penyadaran, peningkatan kapasitas, dan pendayagunaan
.
14
Salah satu lembaga pengelolaan zakat yang mempunyai program dan konsen terhadap pemberdayaan masyarakat atau mustahik adalah yayasan Griya
Yatim dan Dhuafa GYD. GYD sebagai sebuah organisasi sosial yang fokus pada aspek sosial, GYD melakukan kegiatan pengumpulan, pengadministrasian
dan pendistribusian atau pendayagunaan zakat, infak shadaqah. Dari hasil pengumpulan yang dilakukan oleh GYD, maka GYD melakukan pembuatan
program- program salah satunya dalam pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan mustahik.
Oleh karena itu, yayasan Griya Yatim dan Dhuafa membangun sebuah program pemberdayaan yang dilakukan baik secara reguler setiap bulan maupun
yang bersifat insidentil, program diantaranya berbentuk pelatihan keterampilan,
14
kemiskinan dan pengangguran di Indonesia, di akses pada tanggal 01 Maret 2015 dari http:repository.usu.ac.idbitstream123456789212195Chapter20I.pdf
pemberian modal usaha kepada pengusaha kecil, ataupun pengembangan sumber daya manusia. Tujuanya untuk membantu masyarakat miskin khusunya para
yatim dan dhuafa agar mandiri. Ada 3 pemberdayaan yaitu PEKAN Pelatihan Keterampilan untuk Anak Yatim dan Dhuafa, SIMANTAP Santunan Peduli
anak Yatim dan Dhuafa non Panti, SMART Leadership Center pelatihan dan
pengembangan SDM remaja-remaja dhuafa dari umur 13 tahun.
Program PEKAN yaitu Pelatihan Keterampilan untuk Anak Yatim dan
Dhuafa merupakan program pemberdayaan yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. Program ini dibentuk sejak tahun 2010, dikarenakan melihat kondisi masyarakat
khususnya anak-anak banyak yang putus sekolah kemudian banyak tidak mempunyai keahlian apapun.Program PEKAN berbentuk pembinaan dalam
bentuk pelatihan life skill.Biasanya program PEKAN diadakan di asrama-asrama GYD yang terletak disetiap wilayah seperti di Jakarta timur. Program PEKAN
berupa Teknisi komputer, Handphone , sepeda motor, kursus menjahit, merangkai bunga, dan lain-lain. Program ini diperuntukkan bagi anak-anak yatim
maupun dhuafa yang sudah remaja baik yang tinggal di asrama maupun yang tidak non mukim.Kemudian Program ini dilakukan baik secara reguler setiap
bulan maupun yang bersifat insidentil, program ini berbentuk pelatihan keterampilan dan keahlian.Program ini merupakan pemberdayaan yang
dilakukan oleh yayasan Griya Yatim dan Dhuafa untuk meningkatkan kesejahteraan mustahik dalam menjalankan kehidupanya setelah memasuki dunia
kerjanya nanti. Dengan adanya pelatihan keterampilan dari GYD, dapat memberdayakan mustahik zakat sehingga mereka menjadi terampil dan
mempunyai peluang selain bekerja mereka bisa membuka usaha jasa atas pelatihan yang mereka telah miliki dari pelatihan-pelatihan program PEKAN.
Berawal dari rasa galau beberapa founding father yayasan Griya Yatim dan Dhuafa melihat kondisi anak-anak yang terpaksa putus sekolah atau tidak
sekolah sama sekali karena harus bekerja untuk menyambung hidupnya di daerah Kampung Dadap, pemukiman kumuh persis ditengah-tengah megahnya
perumahan Bumi Serpong Damai. Setelah beberapa kali mengadakan pertemuan, dibentuklah lembaga sosial yang konsen pada masalah sosial
khususnya anak-anak.Dengan menempati sebuah rumah di Jl. Magnolia 1 Sektor 1.2 BSD yang digunakan juga sebagaiasrama yatim dan dhuafa terbentuklah
organisasi sosial yang bernama Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa pada tahun 2009.
15
Hampir setiap tahunnya penghimpunan dana Zakat di yayasan Griya Yatim dan Dhuafa mengalami peningkatan. Jumlah dana yang terhimpun pada
tahun 2013 meningkat Rp.4.51 miliyar di bandingkan 2012 Rp 3,11 milyar dan tahun 2011 Rp 1,6 miliyar kemudian 2010 Rp 695 juta sehingga total
15
Griya Yatim Dhuafa GYD “ Sejarah Terbentuknya Griya Yatim Dhuafa” di akses pada tanggal 02 Desember 2014 dari
http:id.griyayatim.comprofilsejarah-gyd.html
penghimpunan sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 sejumlah Rp. 9,91 milyar.
16
Dari sinilah maka penulis tertarik membuat karya tulis dalam bentuk skripsi yang berjudul
“Pemberdayaan Mustahik Zakat Melalui Program PEKAN
Pada Yayasan Griya Yatim Dan Dhuafa” .