38
fundamental perusahaan tersebut digunakan oleh pemodal untuk menilai prospek perusahaan, yang tercermin pada kinerja saham. Manajemen laba
yang dilakukan manajer pada laporan keuangan tersebut akan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan, yang selanjutnya akan
mempengaruhi kinerja saham.
30
Dalam penelitian ini menggunakan alat ukur rasio Return On Assets ROA sebagai dasar pengukuran kinerja finansial keuangan dan Capital
Adequacy Ratio CAR. Return On Assets adalah rasio laba setelah pajak dalam satu tahun terakhir terhadap rata-rata volume usaha dalam periode
yang sama. Return On Assets menggambarkan perputaran aktiva yang diukur dengan rasio perbandingan antara laba setelah pajak dengan total
aset. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank memperoleh keuntungan secara keseluruhan sedangkan Capital Adequacy Ratio adalah
rasio yang memperlihatkan seberapa jauh aktiva bank yang mengandung risiko kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain ikut
dibaiayai dari dana modal sendiri bank di samping memperoleh dana- dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman
hutang.
31
Kedua rasio ini dirumuskan sebagai:
30
Haris Wibisono, Pengaruh Earnings Management Terhadap Kinerja Di Seputar SEO. Tesis S2. Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro, Semarang, 2004.
31
Brigham dan Houston,”Fundamental Of Financial Management: Dasar-Dasar Manajemen Keuangan”, Edisi Sepuluh Jilid I, Jakarta: Salemba Empat, 2010, h.115.
39
Capital Adequacy Ratio CAR =
� � �
� � �
�� � ���
x 100 Return On Assets ROA =
x 100
C. Risiko 1. Pengertian Manajemen Risiko
Manajemen risiko merupakan proses antisipasi terhadap risiko agar kerugian tidak terjadi kepada organisasi. Menurut Peraturan Bank
Indonesia Nomor 1125PBI2010 mengenai Perubahan atas PBI Nomor 58PBI2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko, Risiko adalah poteni
kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa events tertentu dan Manajemen Risiko adalah serangkaian metodelogi dan prosedur yang
digunakan untuk
mengidentifikasi, mengukur,
menatau dan
mengendalikan risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha bank. Ada 8 jenis risiko yang wajib dikelola atau dipertimbangakan oleh Bank
Umum:
32
1. Risiko Kredit, yaitu risiko yang timbul akibat kegagalan debitur danatau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada Bank.
32
Lia Kartika Sari, “Penerapan Manajemen Risiko Pada Perbankan Indonesia”, Jurnal Universitas Negeri Surabaya, h. 4
40
2. Risiko Pasar, yaitu risiko pada posisi rekening administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi psar,
termasuk risiko perubahan harga option. 3. Risiko Likuditas, yaitu risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk
memenuhi kewajiban yang jatuh waktu dari sumber pendanaan arus kas danatau dari aset likud berkualitas tinggi yang dapat digunakan tanpa
menggangu aktivitas dan kondisi keuangan bank. 4. Risiko Operasional, yaitu risiko akibat adanya ketidakcukupan danatau
tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sisitem atau adanya problem eksternal yang memepengaruhi operasional bank.
5. Risiko Hukum, yaiti risiko akibat tuntutan hukum danatau kelemahan aspek yuridis.
6. Risiko Reputasi, yaitu risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap bank.
7. Risiko Stratejik, yaitu risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan danatau pelaksanaan suatu keputusan strategi serta kegagalan dalam
mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. 8. Risiko Kepatuhan, yaitu risiko akibat bank tidak meatuhi atau tidak
melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.
9. Risiko Investasi, yaitu risiko yang terjadi di perusahaan ada yang dapat dikelola atau diatasi, terdapat pula risiko yang tidak dapat diatasi, risiko
41
yang tidak dapat diatasi oleh perusahaan ini biasanya karena tidak dapat dikontrol perusahaan.
10. Risiko Imbal Hasil, yaitu ririko akibat perubahan tingkat imbal hasil yang dibayarkan Bank kepada nasabah, karena terjadi perubahan tingkat imbal
hasil yang diterima Bank dari penyaluran dana, yang dapat mempengaruhi perilaku nasabah dana pihak ketiga Bank.
2 . Pembiayaan
Pembiayaan atau financing yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dilakukan untuk mendukung
investasi yang telah direncanakan.
33
3. Kualitas Pembiayaan dan Non Performing Financing NPF
Pembiayaan menurut kualitasnya pada hakikatnya didasarkan atas risiko kemungkinan terhadap kondisi dan kepatuhan nasabah pembiayaan
dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya untuk membayar bagi hasil, serta melunasi pembiayaannya. Jadi, unsur utama dalam menentukan
33
Sheila Santika Putri, “Kajian Terhadap Manajemen Risiko Pembiayaan Pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah, KBMT WIDATUL, UMMAH
”, Skripsi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor, 2012. H, 9.
42
kualitas tersebut adalah waktu pembayaran bagi hasil, pembayaran angsuran maupun pelunasan pokok pembiayaan diperinci atas:
34
Tabel 2.2 Kualitas Pembiayaan dan Kriteria
No Kualitas Pembiayaan
Kriteria
1 Pembiayaan Lancar
a. Pembayaran angsuran pokok danatau bagi hasil tepat waktu; atau
b. Memiliki rekening yang aktif; atau c. Bagian dari pembiayaan yang dijamin dengan
agunan tunai cash colateral. 2
Perhatian Khusus a. Terdapat tunggakan angsuran pokok danatau
bagi hasil yang belum melampaui Sembilan puluh hari; atau
b. Kadang-kadang terjadi cerukan; atau c. Mutasi rekening relative aktif; atau
d. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan; atau
e. didukung oleh pinjaman baru
34
Tri Joko Purwanto, “Analisis Besarnya Pengaruh Pembiayaan, “Financing to Deposit
Ratio FDR dan Rasio Non Performing Financing NPF terhadap Laba Bank Syariah Studi Kasus PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk”, Skripsi Fakultas Ekonomi dan Manajemen, 2011. h, 19-20