Corporate Governance pada Perbankan Syariah

31 a. Pengeluaran pernyataan atau Pengeluaran pernyataan atau resolusi fatwa yang releven. Pernyataan atau resolusi syariah mengacu pada opini yang berkenaan dengan hukum yang menyinggung isu-isu mengenai keuangan islam yang diberikan oleh dewan syariah yang telah diberikan mandat. Dewan syariah juga memastikan pelaksanaan pernyataan atau resolusi syariah tersebut kepada indutri jasa keuangan syariah. b. Penyebaran informasi mengenai pernyataan atau resolusi fatwa yang telah diterbitkan kepada personil operasi Lembaga Keuangan Syariah untuk memantau kesesuaian terhadap fatwa pada setiap tngkat operasional dan transaksi sehari-hari. c. Adanya reviewaudit kepatuhan syariah internal, dimana berfungsi untuk memverifikasi kepatuhan syariah telah dilaksanakan secara maksimal, serta segala bentuk kejadian atas ketidakpatuhan akan dicatat dan dilaporkan sejauh dapat diatasi dan diperbaiki. d. Melakukan reviewaudit terhadap kepatuhan syariah setiap tahun yang berfungsi untuk verifikasi bahwa kepatuhan syariah internal telah dilakukan secara tepat dan dan temuan yang didapat sepatutnya dicatat oleh Dewan Pengawas Syariah. Ilustrasi mengenai sistem Shariah Governance SG di lembaga keuangan syariah dan perbedaannya dengan lembaga keuangan 21 I slamic Financial Services Board, h. 2. 32 konvensional dilihat dari pihak yang menjalankan tata kelola, kontrol dan kepatuhannya adalah sebagai berikut: 22 Tabel 2.1 Perbedaan Good Corporate Governance Konvensional dan Syariah Fungsi Konvensional Syariah Tata Kelola Dewan Direksi Dewan Syariah Kontrol Auditor internal Auditor eksternal Unit Review Syariah Internal Unit Review Syariah Eksternal Kepatuhan Unit Aturan dan Kepatuhan Keuangan Unit Kepatuhan Syariah Internal Sumber: Islamic Financial Services Board 2010. Konsep Shariah Governance SG merupakan sistem tata kelola yang unik dan ekslusif pada lembaga keuangan syariah yang berfungsi untuk memastikan kepatuhan syariah dalam keseluruhan aktivitas dan operasi perusahaan. Elemen penting yang membedakannya dari tata kelola perusahan pada umumnya adalah sejumlah pengaturan kelembagaan dan keorganisasian dalam bentuk Dewan Syariah, Unit Review Syariah Internal atau Eksternal dan Unit Kepatuhan Syariah Internal untuk memenuhi aspek kepatuhan syariah pada seluruh aspek transaksi bisnis dan operasi lembaga keuangan syariah. 23 22 I slamic Financial Services Board, h. 4. 23 Ali Rama ,”Analisis Komparatif Model Syariah Governance Lembaga Keuangan Syariah: Studi Kasus Negara ASEAN”, Laporan Penelitian Publikasi Nasional, Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014, h. 4. 33 Gambar 2.1 StrukturOrgan Good Corporate Governance GCG pada Perbankan Syariah B. Sumber: PT. Bank Syariah Mandiri Tahun 2013

6. Peraturan Bank Indonesia tentang Good Corporate Governance

Dalam konteks bisnis syariah, pelaksanaan Good Corporate Governance GCG merupakan salah satu upaya untuk melindungi kepentingan stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta nilai-nilai etika yang berlaku secara umum pada industri perbankan syariah. Dengan Struktur Organ RUPS Dewan Pengawas Syariah Direksi Dewan Komisaris Komite Struktur Organ Pendukung Hubungan Investor CSR Corporate Value Communication Corporate Secretary SKAI Manajemen Risiko Compliance Komite Remunerasi Nominasi Komite Pemantau Risiko Komite Audit 34 menimbang kepentingan tersebut, maka konsep Good Corporate Governance GCG syariah sebagaimana dimuat dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 1133PBI2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG Bagi Bank Umum Syariah BUS dan Unit Usaha Syariah UUS pasal 1 ayat 10 menyebutkan bahwa Good Corporate Governance GCG yang selanjutnya disebut GCG adalah suatu tata kelola bank yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan transparancy, akuntabilitas accuntability, pertanggungjawaban responsibility, profesional professional dan kewajaran fairness Kemudian dalam penjelasannya, dijelaskan bahwa dalam rangka menerapkan kelima prinsip dasar tersebut, bank wajib berpedoman pada berbagai ketentuan dan persyaratan yang terkait dengan pelaksanaan Good Corporate Governance GCG. Selain itu dalam pelaksanaan Good Corporate Governance GCG, perbankan syariah juga harus memenuhi prinsip syariah shariah governance. Dalam pelaksanaan Good Corporate Governance GCG sebagaimana dijelaskan dalam pasal 2 ayat 1 disebutkan bahwa bank wajib melaksanakan Good Corporate Governance GCG dalam setiap kegiatan usahanya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG pada Bank Umum Syariah BUS paling kurang harus diwujudkan dalam: a. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan komisaris dan direksi, 35 b. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite dan fungsi yang menjalankan pengendalian intern BUS, c. Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab dewan pengawas syariah, d. Penerapan fungsi kepatuhan, audit intern dan audit ekstern, e. Batas maksimum penyaluran dana, dan f. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan BUS. Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG bagi Unit Usaha Syariah UUS paling kurang harus diwujudkan dalam: a. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direktur Unit Usaha Syariah, b. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah, c. Penyaluran dana kepada nasabah pembiayaan inti dan penyimpanan dana oleh deposan inti, dan d. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Unit Usaha Syariah.

B. Kinerja Keuangan

Dalam hubungannya dengan kinerja, laporan keuangan sering dijadikan dasar untuk penilaian kinerja perusahaan. Salah satu jenis laporan keuangan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan untuk suatu periode tertentu adalah laporan laba rugi. Akan tetapi angka laba yang dihasilkan dalam laporan laba rugi seringkali dipengaruhi oleh metode 36 akuntansi yang digunakan, 24 sehingga laba yang tinggi belum tentu mencerminkan kas yang besar. Dalam hal ini arus kas mempunyai nilai lebih untuk menjamin kinerja perusahaan di masa mendatang. Arus kas Cash Flow menunjukkan hasil operasi yang dananya telah diterima tunai oleh perusahaan serta dibebani dengan beban yang bersifat tunai dan benar- benar sudah dikeluarkan oleh perusahaan. 25 Cash flow return on assets CFROA merupakan salah satu pengukuran kinerja perusahaan yang menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba operasi. CFROA lebih memfokuskan pada pengukuran kinerja perusahaan saat ini dan CFROA tidak terikat dengan harga saham. 26 Laporan keuangan sebagai produk informasi yang dihasilkan perusahaan, tidak terlepas dari proses penyusunannya. Kebijakan dan keputusan yang diambil dalam rangka proses penyusunan laporan keuangan akan mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan. Menurut Theresia 27 manajemen laba merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja 24 Kieso E. Donald, dan Weygandt J Jerry. ” Akuntansi Intermediate. Jilid Satu, Edisi Ketujuh”, Binarupa Aksara. 1995. 25 Pradhono dan Yulius Jogi Cristiawan. “Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings dan Arus Kas Operasi terhadap Return yang diterima oleh Pemegang Saham Studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta ”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 6, No. 2, November. 2004. 26 Cornett M. M, J. Marcuss, Saunders dan Tehranian H. ”Earnings Management, Corporate Governance, and True Financial Performance ”. http:papers.ssrn.com . 2006 27 Theresia Dwi Hastuti. “Hubungan antara Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan dengan Kinerja Keuangan Studi Kasus pada Perusahaan yangLlisting di Bursa Efek Jakarta ”. Simposium Nasional Akuntansi VIII, IAI, 2005, h. 242.