Latar Belakang Penelitian Pengaruh sistem shariah governace terhadap kualitas tata kelola perbankan syariah (studi pada bank umum syariah dan unit usaha syariah Indonesia Tahun 2013)
4
memiliki Pedeoman Pelaksanaan GCG yang berdasarkan pada lima prinsip dasar yaitu keterbukaan transparency, akuntabilitas accontability, pertanggungjawaban
responsibility, profesional professional dan kewajaran fairness, dimana ke lima prinsip dasar GCG tersebut sejalan dengan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan
secara islami yang berdasarkan Persaudaraan ukhuwah Keadilan “adalah
Kemaslahatan maslahah dan Keseimbangan tawazun.
1
Sistem GCG yang efektif bagi bank syariah dibangun dengan memperhatikan sejumlah pilar mekanisme GCG, antara lain: 1. Peran dan tanggung jawab Dewan
Pengawas Syariah DPS. 2. Bank syariah harus memiliki sistem pengawasan internal dan manajemen risiko yang tangguh. 3. Dalam konteks syariah, auditor eksternal
tidak saja berperan untuk memberikan opini bahwa laporan keuangan bank telah disajikan secara wajar dan sesuai standar akuntansi yang berlaku. Auditor eksternal
juga bekerja sama kepada DPS dan auditor internal untuk melaporkan laporan keuangan suatu Bank Syariah. 4. Transformasi budaya korporasi. 5. Perangkat hukum
dan peraturan Bank Indonesia.
2
Berdasarkan hasil penelitian dan laporan Bank Dunia dan ADB krisis perbankan yang terjadi di Indonesia dan keruntuhan perusahaan-perusahaan besar
dunia disebabkan oleh karena buruknya pelaksanaan praktik-praktik Good Corporate
1
http:www.bnisyariah.co.identata-kelola-perusahaan diakses pada tanggal 12 desember
2014 pukul 17:12.
2
Ahmad Ifham Sholohin, Buku Pintar Ekonomi Syariah Jakarta:Kompas Gramedia, 2010, hlm. 293
5
Governance GCG. Selain itu, Good Corporate Governance GCG juga dapat meningkatkan nilai suatu perusahaan dengan cara meningkatkan kinerja keuangan
perusahaan. Prinsip-prinsip dasar dari Good Corporate Governance GCG pada dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu
perusahaan. Dengan demikian, pengaruh kinerja perusahaan terhadap Good Corporate Governance GCG sangat berpengaruh, karena penerapan Good
Corporate Governance GCG yang profesional sangat penting sehubungan dengan meningkatnya kondisi persaingan globalisasi yaitu dengan memberikan prioritas
terhadap pebaikan penerapan Good Corporate Governance GCG, perusahaan- perusahaan dapat mengarah pada biaya lebih rendah dan kenaikan kinerja.
Perusahaan-perusahaan yang dikelola baik yaitu perusahaan yang menerepkan prinsip-prinsip pertanggungjawaban, akuntabilitas, keadilan dan transparansi akan
terciptanya perusahaan yang baik dan perusahaan yang baik pula, akan membantu terciptanya hubungan yang kondusif dan dapat dipertanggungjawabkan diantara
elemen dalam perusahaan kepemilikan instutisional, kepemilikan manajerial, dewan komisaris dan pemegang saham yang berperan dalam meningkatkan kinerja
keuangan. Selain meningkatkan kinerja perusahaan, Good Corporate Governance GCG dalam kinerja perusahaan merupakan kunci sukses bagi perusahaan untuk
memperoleh keuntungan, para investor yakin bahwa perusahaan yang menerapkan praktek GCG telah berupaya meminimalkan risiko yang akan menguntungkan diri
sendiri, sehingga meningkatkan kinerja perusahaan yang pada akhirnya dapat memaksimalkan nilai perusahaan.
6
Selain itu, dalam rangka melaksanakan PBI No. 1133PBI2009 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah, maka setiap tahun bank syariah wajib mempublikasikan Laporan hasil Self Assessment atas pelaksanaan Tata Kelola yang dicantumkan pada Laporan Tahunan
Good Corporate Governance. Laporan Self Assessment Good Corporate Governance merupakan hasil penilaian atas pelaksanaan tata kelola yang dilakukan masing-
masing bank, baik dalam nilai komposit dan prdikat komposit, yang merupakan hasil akhir dari laporan pelaksanaan prinsip tata kelola.
Selain itu juga, desain modal tata kelola perusahaan corporate governance dalam perspektif Islam memiliki fitur yang unik dan karakteristik yang khas
dibandingkan dengan konsep tata kelola perusahaan pada umumnya. Berbeda dengan lembaga keuangan konvensional, lembaga keuangan syariah punya kewajiban untuk
memastikan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah pada seluruh produk, instrumen, operasi, preaktek dan manajemennya. Konsekuensi, lembaga keuangan
syariah membutuhkan sisitem tata kelola untuk memastikan kepatuhan terhadap syariah. Istilah Shariah Governance diperkenalkan dalam sistem tata kelola lembaga
keuangan syariah sebagai respon ketiadaan istilah corporate governance dalam literatur islam. Meskipun sebenarnya konsep shariah governance SG memiliki
kesamaan peran dan fungsi yang sama dengan institusi hisbah dalam sejarah masyarakat Islam klasik, yaitu sebagai lembaga khusus yang mengawasi berjalannya
pasar sesuai dengan aturan-aturan islam. Elemen penting dalam shariah governance
7
SG adalah keberadaan Dewan Pengawas Syariah DPS sebagai bagian dari struktur organisasi perusahaan yang berperan penting dalam proses supervisi, monitoring,
audit dan pemberian opini terhadap kepatuhan syariah pada lembaga keuangan atau perusahaan yang menawarkan produk dan layanan syariah.
3
Volume pertumbuhan produk dan layanan perbankan syariah dalam kurun waktu tahun terakhir khususnya Bank Umum Syariah BUS mengalami peningkatan
yang cukup pesat. Pertumbuhan yang pesat juga didukung kinerja yang bagus, baik dari segi profitabilitas maupun pengelolaan dan risiko yang harus dihadapi. Bank
Syariah kini mulai menunjukkan bahwa mereka mampu menggunakan aset, modal dan mengontrol pembiayaannya dengan baik. Pertama, untuk aktivitas penggunaan
aset yang dihitung menggunakan rasio ROA, bank syariah mampu menghasilkan menghasilkan 2,11 persen pada Oktober 2012. Kedua, selain ROA bank syariah juga
mampu meghasilkan sisi modal yang sangat baik untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung risiko, standar angka
terbaik untuk rasio CAR pada bank menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.623DPNP Tahun 2004 adalah lebih dari 12, Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah di Indonesia sampai saat ini sudah mencapai nilai CAR lebih dari 12.
4
Besarnya nilai CAR menunjukkan tingkat kepekaan bank terhadap
3
Ali Rama “Analisis Komparatif Praktek Shariah Governance Lembaga Keuangan Syariah: Studi Kasus Negara ASEAN
”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurnal 2014
4
Rina Nuraini Dewi, “Pengaruh Capital Adequacy, Non Performing Loan, Operating Expense To Operating Income, Return On Asset, dan Net Interest Margin Terhadap Loan to Deposit
Ratio ”, Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Pasundan Bandung, 2013, h. 8
8
kepentingan umum, semakin tinggi nilai CAR, maka bank semakin peka terhadap kepentinagn publik, Akan tetapi, apabila nilai CAR rendah, maka menunjukkan
bahwa kepekaan bank terhadap publik rendah.
5
Selain itu juga, bank syariah mampu meningkatkan jumlah penyaluran dana pembiayaan perbankan syariah menjaadi
Rp.135,58 Triliun pada akhir 2012. Peningkatan jumlah pembiayaan ini harus memperhatikan risiko gagal bayar. Pada periode yang sama, bank syariah mampu
mengontrol risiko gagal bayar yang dihitung menggunakan rasio Non Performing Financing NPF menjadi 2,58 persen. Sebagai lembaga keuangan, tentunya risiko
keuangan menjadi hal yang penting untuk selalu diperhatikan oleh Bank, walaupun begitu bank juga perlu mengantisipasi seluruh kemungkinan risiko yang dapat terjadi.
Dengan demikian, dapat dikatakan bank syariah telah mengontrol aktivitas pembiayaan dengan baik karena telah mampu menurunkan angka NPF. Sebagai
lembaga keuangan, tentunya risiko keuangan menjadi hal yang penting untuk selalu diperhatikan oleh Bank, walaupun begitu bank juga perlu mengantisipasi seluruh
kemungkinan risiko yang dapat terjadi. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, hal ini mendorong
penulis untuk meneliti apakah terdapat pengaruh Shariah Governance SG, Return On Assets ROA, Capital Adequacy Ratio CAR dan Non Performing Financing
NPF terhadap Good Corporate Governance GCG pada Perbankan Syariah di
5
Ika Permatasari, Retno Novitasary, “Pengaruh Implementasi Good Corporate Governance Terhadap Permodalan dan Kinerja Perbankan di Indonesia:Manajemen Risiko Sebagai Variabel
Interevening ”, Jurnal Ekonomi Universitas Negeri Surabaya, Vol. 7 No. 1, h. 54
9
Indonesia. Dalam penelitian ini saya mengangkat judul
“Pengaruh Shariah Governance Terhadap Kualitas GCG Perbankan Syariah Di Indonesia”.