Pengujian terhadap variabel Kinerja Keuangan ROA Pengujian terhadap variabel Kecukupan Modal CAR

92 ROA, Capital Adequacy Ratio CAR dan Non Performing Financing NPF. a. Shariah Governance SG Dari hasil pengolahan data dan perhitungan data melalui skoring SSBSCORE pada tiga 3 indikator terhadap penilaian Dewan Pengawas Syariah DPS yang dibantu juga oleh SPSS versi 20.0 variabel SG memiliki nilai signifikan sebesar 0,049 yang menunjukkan variabel ini berpengaruh signifikan terhadap GCG. Tanda negatif koefisien regresinya, menunjukkan bahwa apabila terdapat peningkatan nilai SG maka nilai GCG akan menurun. Berdasarkan penjelasan beserta hasil analisis data yang telah diolah maka dapat dipaparkan bahwa SG memiliki hubungan berbanding terbalik dengan GCG. Ini berarti, jika SGDewan Pengawas Syariah DPS di suatu bank syariah semakin bagus, maka GCG akan semakin besar. Hal ini terjadi dikarenakan penerapan Good Corporate Governance GCG di suatu perbankan syariah semakin baik dan semakin bagus maka, semakin baik dan bagus pula kualitas pemilihan dan penilaian terhadap Dewan Pengawas Syariah DPS terhadap masing-masing perbankan syariah di Indonesia termasuk Bank Umum Syariah BUS dan Unit Usaha Syariah UUS. b. Return On Assets ROA Dari hasil pengolahan data dan perhitungan data yang dibantu oleh SPSS versi 20.0 variabel ROA memiliki nilai signifikan sebesar 0,984 93 yang menunjukkan variabel ini tidak berpengaruh terhadap GCG. Tanda negatif koefisien regresinya, menunjukkan bahwa apabila terdapat peningkatan ROA maka nilai GCG akan menrun. Berdasarkan penjelasan beseta hasil analisis data yang telah diolah maka dapat dipaparkan bahwa ROA memiliki hubungan berbanding terbalik dengan GCG. Ini berarti, jika ROA bank syariah semakin kecil, maka GCG akan semakin besar. c. Capital Adequacy Ratio CAR Dari hasil pengolahan data dan perhitungan data yang dibantu oleh SPSS versi 20.0 variabel CAR memiliki nilai signifikan sebesar 0,429 yang menunjukkan variabel ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap GCG. Tidak ada tanda negatif koefisien regresinya, ini menunjukkan bahwa nili CAR tidak berbanding terbalik terhadap nilai GCG. Berdasarkan penjelasan beserta hasil analisis data yang telah diolah maka dapat dipaparkam bahwa CAR memiliki hubungan berbanding terbalik terhadap GCG. Ini berarti, jika CAR bank syariah semakin kecil, maka GCG akan semakin besar. Hal ini terjadi dikarenakan kecukupan modal tidak terlalu berpengaruh terhadap kualitas tata kelola suatu bnk syariah. Jadi, apabila nilai komposit GCG tinggi maka bank memiliki CAR rendah, sebaliknya apabila nilai komposit GCG rendah maka bank memiliki CAR yang tinggi. Variabel CAR merupakan variabel yang memiliki dua arti. CAR terlalu rendah dapat terganggu apabila bank tersebut terpapar risiko. Sementara ketika CAR yang sangat tinggi pula,