169 merupakan isi pendidikan dari guru untuk mengatur, mengarahkan, dan
membimbing kehidupan siswa. Berdasarkan hasil analisis angket, indikator interaksi guru dan siswa,
sebesar 25 atau 4 responden yang menganggap bahwa faktor interaksi guru dan siswa tergolong rendah dalam menghambat pembelajaran membaca permulaan.
Kedua, sebanyak 10 responden atau 62,5 dari total responden menganggap bahwa faktor interaksi guru dan siswa tergolong sedang dalam menghambat
pembelajaran membaca permulaan. Selebihnya 2 responden atau 12,5 dari total responden menganggap bahwa faktor interaksi guru dan siswa tergolong tinggi
dalam menghambat pembelajaran membaca permulaan. Berdasarkan penghitungan statistik deskriptif dengan menggunakan Statistical Product and
Series Solution SPSS versi 20, mean indikator faktor interaksi guru dan siswa sebesar 1,88. Bila dihubungkan dengan Tabel 4.56 mengenai kategori interval
faktor interaksi guru dan siswa, angka 1,88 tergolong rendah. Jadi faktor interaksi guru dan siswa tergolong rendah dalam menghambat pembelajaran membaca
permulaan pada siswa kelas I di SD Gugus Diponegoro Kecamatan Adiwerna. Hal ini sesuai dengan data lapangan, bahwa interkasi guru dan siswa di SD Negeri
Gugus Diponegoro sudah berjalan lancar, sehingga faktor interaksi guru dan siswa termasuk faktor yang rendah dalam menghambat pembelajaran membaca
permulaan.
4.3.3.5 Penilaian Hasil Belajar
Penilaian merupakan suatu proses untuk menggambarkan perubahan dari diri siswa setelah pembelajaran Sumantri 2015:231. Menurut Permendiknas No.
20 Tahun 2007 penilaian hasil belajar oleh guru menggunakan berbagai teknik
170 penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan
bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan siswa.
Berdasarkan hasil analisis angket indikator penilaian hasil belajar, sebesar 6,25 atau 1 responden yang menganggap bahwa faktor penilaian hasil belajar
tergolong rendah dalam menghambat pembelajaran membaca permulaan. Kedua, sebanyak 12 responden atau 75 dari total responden menganggap bahwa faktor
penilaian hasil belajar tergolong sedang dalam menghambat pembelajaran membaca permulaan. Selebihnya 3 responden atau 18,75 dari total responden
menganggap bahwa faktor penilaian hasil belajar tergolong tinggi dalam menghambat pembelajaran membaca permulaan.Berdasarkan penghitungan
statistik deskriptif dengan menggunakan Statistical Product and Series Solution SPSS versi 20, mean indikator faktor penilaian hasil belajar sebesar 6,75. Bila
dihubungkan dengan Tabel 4.60 mengenai kategori interval faktor penilaian hasil belajar siswa, angka 6,75 tergolong sedang. Jadi faktor penilaian hasil belajar
tergolong sedang dalam menghambat pembelajaran membaca permulaan pada siswa kelas I di SDGugus Diponegoro Kecamatan Adiwerna. Hal ini disebabkan
guru-guru di SD Negeri Gugus Diponegoro tidak mengalami hambatan yang berarti dalam menentukan jenis penilaian hasil belajar membaca permulan.
4.3.3.6 Tindak Lanjut Penilaian Hasil Belajar
Setelah guru melakukan penilaian hasil belajar, maka saat proses pembelajaran berlangsung, guru melakukan tindak lanjut penilaian hasil belajar.
Tindak lanjut penilaian hasil belajar dapat berupa remedial dan pengayaan. Ketentuan siswa yang mendapat nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal
171 KKM, maka siswa tersebut diberi remedial. Jika siswa mendapat nilai yang
sudah tuntas, maka siswa diberi pengayaan. Berdasarkan hasil analisis angket, sebesar 37,5 atau 6 responden yang
menganggap bahwa faktor tindak lanjut penilaian hasil belajar tergolong rendah dalam menghambat pembelajaran membaca permulaan. Kedua, sebanyak 9
responden atau 56,25 dari total responden menganggap bahwa faktor tindak lanjut penilaian hasil belajar tergolong sedang dalam menghambat pembelajaran
membaca permulaan. Selebihnya 1 responden atau 6,25 menganggap bahwa faktor tindak lanjut penilaian hasil belajar tergolong tinggi menghambat
pembelajaran membaca permulaan.Berdasarkan penghitungan statistik deskriptif dengan menggunakan Statistical Product and Series Solution SPSS versi 20,
mean indikator faktor tindak lanjut penilaian hasil belajar sebesar 5,63. Bila dihubungkan dengan Tabel 4.64 mengenai kategori interval faktor tindak lanjut
penilaian hasil belajar, angka 5,63 tergolong sedang. Jadi faktor tindak lanjut penilaian hasil belajar tergolong sedang dalam menghambat pembelajaran
membaca permulaan pada siswa kelas I di SD Gugus Diponegoro Kecamatan Adiwerna. Namun guru belum melaksanakan tindak lanjut penilaian hasil belajar,
disebabkan guru mengalami kekurangan waktu. Indikator dengan jumlah responden yang memiliki faktor penghambat pem
belajaran membaca permulaan pada subvariabel faktor proses pembelajaran dengan kategori tinggi terbesar persentasenya pada indikator tindak lanjut
penilaian hasil belajar. Sejalan dengan hasil analisis angket, bahwa guru kelas I di SD Gugus Diponegoro masih mengalami hambatan dalam memberikan tindak
lanjut penilaian hasil belajar membaca permulaan. Hal ini disebabkan banyak guru
172 yang belum melaksanakan tindak lanjut penilaian hasil belajar dengan alasan
kurangnya jam pelajaran. Pada saat proses pembelajaran membaca permulaan berlangsung, strategi
pembelajaran yang digunakan guru belum bervariasi. Metode pembelajaran membaca permulaan bermacam-macam, akan tetapi guru jarang menggunakan
metode yang bervariasi dengan alasan waktu. Sebetulnya pembelajaran yang menarik dapat merangsang anak lebih cepat. Walaupun pada akhirnya
membutuhkan waktu yang lama, tetapi siswa merasa senang mengikuti pembelajaran. Karakteristik siswa kelas I masih dalam tahap bermain. Jadi proses
pembelajaran harus dirancang semenarik mungkin. Saat mengamati proses pembelajaran bahasa Indonesia yang berkaitan dengan membaca permulaan, guru
belum mengajarkan materi yang sesuai dengan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Terkadang saat mengajar, ada guru yang tidak menggunakan
RPP. Bahkan ada satu responden yang mengatakan bahwa RPP hanya sekedar formalitas saja. Hal ini seharusnya tidak boleh terjadi. Bagaimana pun guru saat
akan mengajar, harus mempersiapkan apa yang akan disampaikan, sehingga proses pembelajaran berjalan dengan sistematis. Berkaitan dengan pemberian
tindak lanjut penilaian hasil belajar, sebisa mungkin guru harus memberikan tindak lanjut kepada siswa. Siswa yang belum bisa membaca dengan lafal dan
intonasi yang tepat, harus diberikan bimbingan serta remidial.
4.3.4 Faktor Sarana prasarana