165 Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor proses pembelajaran dalam menghambat
pembelajaran membaca permulaan tergolong pada kategori sedang. Hal ini disebabkan guru-guru di SD Negeri Gugus Diponegoro sebetulnya sudah
mempersiapkan pembelajaran dengan baik. Hanya saja, saat proses pembelajaran berlangsung, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang digunakan tidak
sesuai dengan jadwal yang direncanakan. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai indikator-indikator pada subvariabel faktor proses pembelajaran,
maka akan dijelaskan seperti berikut.
4.3.3.1 Persiapan Pembelajaran
Pembelajaran yang baik harus dipersiapkan dengan matang. Persiapan tersebut berupa perencanaan pembelajaran. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor
19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 20 yang menyatakan bahwa perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil
belajar Depdiknas 2013:161. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diperoleh indikator persiapan
pembelajaran, sebesar 25 atau 4 respondenyang menganggap bahwa faktor persiapan pembelajaran tergolong rendah dalammenghambat pembelajaran
membaca permulaan. Kedua, sebanyak 9 respondenatau 56,25 dari total responden menganggap bahwa faktor persiapan pembelajaran tergolong sedang
dalam menghambat pembelajaran membaca permulaan. Selebihnya 3 responden atau 18,75 dari total responden menganggap bahwa faktor persiapan
pembelajaran tergolong tinggi dalam menghambat pembelajaran membaca
166 permulaan.Berdasarkan penghitungan statistik deskriptif dengan menggunakan
Statistical Product and Series Solution SPSS versi 20, mean indikator faktor persiapan pembelajaran sebesar 6,06. Bila dihubungkan dengan Tabel 4.44
mengenai kategori interval indikator persiapan pembelajaran, angka 6,06 tergolong sedang. Hal ini disebabkan, guru-guru di SD Negeri Gugus Diponegoro
sudah mempersiapkan pembelajaran dengan baik. Guru sudah membuat RPP setiap satu kalisemester, namun itu saja belum cukup. Guru hanya membuat RPP
saja, tanpa melaksanakan apa yang seharusnya dilaksanakan sesuai RPP.
4.3.3.2 Strategi Pembelajaran
Dick and Carrey 1985 dalam Sumantri 2015:280 menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu materi dan prosedur pembelajaran yang
digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. Berdasarkan hasil analisis angket, sebesar 12,5 atau 2 responden yang
menganggap bahwa faktor strategi pembelajaran tergolong rendah dalam menghambat pembelajaran membaca permulaan. Kedua, sebanyak 12 responden
atau 75 dari total responden menganggap bahwa faktor strategi pembelajaran tergolong sedang dalam menghambat pembelajaran membaca permulaan.
Selebihnya 2 responden atau 12,5 dari total responden menganggap bahwa faktor strategi pembelajaran tergolong tinggi menghambat pembelajaran membaca
permulaan. Berdasarkan penghitungan statistik deskriptif dengan menggunakan Statistical Product and Series Solution SPSS versi 20, mean indikator faktor
strategi pembelajaran sebesar 6,38. Bila dihubungkan dengan Tabel 4.48 mengenai kategori interval faktor strategi pembelajaran, angka 6,38 tergolong
167 sedang. Jadi faktor strategi pembelajaran tergolong sedang dalam menghambat
pembelajaran membaca permulaan pada siswa kelas I di SD Gugus Diponegoro Kecamatan Adiwerna. Hal ini sesuai dengan data lapangan yang ada, strategi yang
digunakan guru saat proses pembelajaran belum bervariasi. Seharusnya melihat karakteristik siswa SD kelas I yang tentunya senang bermain, guru tertarik untuk
menggunakan strategi pembelajaran yang menarik pula. Sesuai apa yang dijelaskan Sumantri 2013:283 bahwa ketika berpikir informasi dan kemampuan
apa yang harus dimiliki siswa, maka pada saat itu juga sebagai guru semestinya berpikir strategi apa yang harus dilakukan agar semua itu dapat tercapai secara
efektif dan efisien. Namun, strategi pembelajaran pada penelitian tidak menjadi penghambat yang tinggi, disebabkan guru lebih menyukai pembelajaran yang
menekankan pada kemampun siswa agar bisa membaca. Menurut Sumantri 2015:284 bahwa sebelum menentukan strategi pembelajaran yang dapat
digunakan, ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yaitu yang berkaitan dengan tujuan, materi, siswa, dan sebagainya. Pada pembelajaran
membaca permulaan, siswa memiliki karakteristik kemampuan membaca yang berbeda. Sesuai apa apa yang dijelaskan oleh Burns 1984 dalam
Zubaidah2013:11-3 bahwa tidak ada satu carapun yang dinyatakan paling tepat untuk mengajarkan membaca karena anak mempunyai karakteristik yang berbeda-
beda. Ada siswa yang bertipe visual, audotoris, atau kinestis.
4.3.3.3 Media Pembelajaran