175 sarana prasarana pada SD Negeri Gugus Diponegoro belum diperhatikan secara
optimal. Seperti halnya beberapa sekolah SD Negeri Gugus Diponegoro yang terletak di keramaian. SD Negeri Adiwerna 3 dan SD Negeri Adiwerna 4 terletak
di dekat pasar burung. Setiap jam sekolah, halaman sekolah sebagai lalu lalang orang yang melakukan jual beli burung. Selain itu SD Negeri Adiwerna I dan SD
Negeri Adiwerna 5 yang terletak di sebelah rel kereta api juga dapat menghambat pembelajaran membaca permulaan. Berikut ini secara lebih rinci akan dibahas
indikator-indikator pada subvariabel faktor sarana prasarana.
4.3.4.1 Ketersediaan Buku dan Sumber Belajar Membaca
Daryanto 2013:60 menjelaskan bahwa sumber belajar adalah berbagai atau semua sumber baik yang berupa data, orang, dan wujud tertentu yang dapat
digunakan oleh siswa dalam belajar baik secara terpisah maupun secara terkombinasi, sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajarnya.
Buku dan sumber belajar merupakan hal yang penting dalam pembelajaran. Tak terkecuali pada saat anak kelas I sedang belajar membaca.
Berdasarkan hasil analisis angket, sebesar 6,25 atau 1 responden yang menganggap bahwa faktor ketersediaan buku dan sumber belajar membaca
tergolong rendah dalam menghambat pembelajaran membaca permulaan. Kedua, sebanyak 2 responden atau 12,5 dari total responden menganggap bahwa faktor
ketersediaan buku dan sumber belajar membaca tergolong sedang dalam menghambat pembelajaran membaca permulaan. Selebihnya 13 responden atau
81,25 dari total responden menganggap bahwa ketersediaan buku dan sumber belajar membaca tergolong tinggi dalam menghambat pembelajaran membaca
176 permulaan. Berdasarkan penghitungan statistik deskriptif dengan menggunakan
Statistical Product and Series Solution SPSS versi 20,mean indikator faktor ketersediaan buku dan sumber belajar membaca sebesar 9,13. Bila dihubungkan
dengan Tabel 4.72 mengenai kategori interval faktor ketersediaan buku dan sumber belajar membaca, angka 9,13 tergolong tinggi. Jadi faktor ketersediaan
buku dan sumber belajar membaca tergolong tinggi dalam menghambat pembelajaran membaca permulaan pada siswa kelas I di SD Gugus Diponegoro
Kecamatan Adiwerna. Hal ini disebabkan jumlah buku dan sumber belajar yang tersedian tidak sesuai dengan jumlah siswa. Pembelajaran akan terganggu, jika
sumber belajar yang digunakan tidak mencukupi.
4.3.4.2 Ketersediaan Alat Peraga Membaca
Cronbach 1954 dalam Suyono dan Hariyanto 2011:126 menyatakan kegiatan belajar berlangsung dalam situasi belajar. Adapun yang dimaksud situasi
belajar ini adalah tempat, lingkungan sekitar, alat dan bahan yang dipelajari, Berdasarkan hasil analisi angket, sebesar 31,25 atau 5 responden yang
menganggap bahwa faktor ketersediaan alat peraga membaca tergolong sedang dalam menghambat pembelajaran membaca permulaan. Selebihnya 11 responden
atau 68,75 dari total responden menganggap bahwa ketersediaan alat peraga membaca tergolong tinggi dalam menghambat pembelajaran membaca
permulaan.Berdasarkan penghitungan statistik deskriptif dengan menggunakan Statistical Product and Series Solution SPSS versi 20, mean indikator faktor
ketersediaan alat peraga membaca sebesar 2,87.Bila dihubungkan dengan Tabel 4.76 mengenai kategori interval faktor ketersediaan alat peraga membaca, angka
2,87 tergolong sedang. Jadi faktor ketersediaan alat peraga membaca tergolong
177 sedang dalam menghambat pembelajaran membaca permulaan pada siswa kelas I
di SD Gugus Diponegoro Kecamatan Adiwerna. Hal ini sesuai dengan data lapangan dari sebelas SD Negeri Gugus Diponegoro sebagian besar sudah tersedia
alat peraga membaca, walaupun ada sekitar 4 SD yang tidak tersedia alat peraga membaca yang lengkap.
4.3.4.3 Kondisi Ruang Kelas