Aspek-aspek Membaca Kajian Teori

23 pendidikan formal sejak kelas pertama dan selanjutnya secara fungsional kemampuan membaca akan menjadi landasan dalam proses pembelajaran. Tidak hanya pada lingkungan pendidikan formal, membaca merupakan instrumen utama bagi setiap orang. Membaca dapat menghadapi tantangan hidupdialam pekerjaan, kehidupan bermasyarakat,kehidupan berkeluarga, dan lain sebagainya.

2.1.5 Aspek-aspek Membaca

Tarigan 2008:12-3 menyatakan bahwa terdapat dua aspek penting dalam membaca, yaitu: 1 keterampilan yang bersifat mekanis dan 2 keterampilan yang bersifat pemahaman. Keterampilan yang bersifat mekanis dianggap berada pada urutan yang lebih rendah. Aspek keterampilan yang bersifat mekanis meliputi: 1 pengenalan bentuk huruf; 2 pengenalan unsur-unsur linguistik fonemgrafem, kata, frase, pola klausa, kalimat, dan lain- lain; 3 pengenalan hubungankores-pondensi pola ejaan dan bunyi kemampuan menyuarakan bahan tertulis; dan 4 kecepatan membaca taraf lambat.Keterampilan yang bersifat pemahaman dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi. Aspek ini mencakup: 1 memahami pengertian sederhana leksikal, gramatikal, retorikal; 2 memahami signifikasi atau makna maksud dan tujuan pengarang, relevansi,keadaan kebudayaan, dan rekasi pembaca; 3 evaluasi atau penilaian isi, bentuk; dan 4 kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan. Untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam keterampilan mekanis, aktivitas yang paling sesuai adalah membaca nyaring. Pada keterampilan pemahaman, yang paling erat adalah dengan membaca dalam hati. Tarigan 2008:25-6 menyatakan keterampilan-keterampilan yang harus dituntut dalam membaca nyaring pada kelas I yaitu: 1 mempergunakan ucapan yang tepat; 2 mempergunakan frase yang tepat bukan kata demi kata; 3 mempergunakan intonasi suara yang wajar agar makna mudah terpahami; 4 memiliki perawakan dan sikap yang baik serta merawat buku dengan baik; dan 5 menguasai tanda-tanda baca sederhana seperti titik ., koma ,, tanda tanya ?, dan tanda seru . 24 Berdasarkan penjelasan mengenai aspek-aspek membaca, bahwa membaca permulaan bersifat mekanis yang berada pada urutan yang lebih rendah. Membaca nyaring pada kelas rendah sekolah dasar sering disebut dengan membaca permulaan. Pada tahap membaca permulaan, anak diperkenalkan dengan bentuk huruf abjad dari A sampai Z. Huruf-huruf tersebut perlu dihafalkan dan dilafalkan anak sesuai dengan bunyinya. Setelah anak diperkenalkan dengan bentuk huruf abjad dan melafalkannya, anak dapat diperkenalkan cara membaca suku kata, kata, dan kalimat. Anak perlu diperkenalkan untuk merangkaikan huruf-huruf yang telah dilafalkannya agar dapat membentuk suku kata, kata, dan kalimat. Setelah itu, anak diperkenalkan dengan kalimat pendek. Kemudian jika anak sudah mampu membaca kalimat pendek, anak perlu dilatih membaca kalimat lengkap yang terdiri atas pola subjek-predikat-objek-keterangan. Pada membaca permulaan, anak perlu dilatih membaca dengan pelafalan yang benar. Selain pelafalan, intonasi yang tepat juga perlu dilatih. Oleh sebab itu, teknik membaca nyaring sangat baik diterapkan dalam membaca permulaan.Pada teknik membaca nyaring, anak dapat mengembangkan kemampuan membacanya.

2.1.6 Tahapan Membaca

Dokumen yang terkait

PENGARUH HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PKN MATERI HARGA DIRI KELAS III TERHADAP TINGKAT HARGA DIRI SISWA GUGUS DIPONEGORO KECAMATAN ADIWERNA KABUPATEN TEGAL

1 7 143

ANALISIS FAKTOR FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MEMBACA PUISI PADA SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS V DI SD INKLUSI KOTA TEGAL

3 60 226

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PERMAINAN BAHASA PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KRAGILAN Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Permainan Bahasa Pada Siswa Kelas I SD Negeri Kragilan 2 Gemolong Tahun 2013/2014.

0 1 14

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI PENYEMPROT HAMA DI DESA PEDESLOHOR KECAMATAN ADIWERNA KABUPATEN TEGAL.

1 8 110

IDENTIFIKASI FAKTOR – FAKTOR PENGHAMBAT SISWA DALAM PELAKSANAAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SD NEGERI 1 SANDEN KECAMATAN SANDEN KABUPATEN BANTUL.

1 5 107

ANALISIS KESULITAN MEMBACA PERMULAAN SISWA KELAS I SD NEGERI BANGUNREJO 2 KRICAK TEGALREJO YOGYAKARTA.

7 62 130

FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MURID KELAS II SD KRATON YOGYAKARTA.

8 53 89

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR GULING KE DEPAN SISWA KELAS IV SD NEGERI EX GUGUS KREATIF KECAMATAN SECANG KABUPATEN MAGELANG.

0 0 83

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMBELAJARAN PENJASKES AKTIVITAS LUAR KELAS SD GUGUS 5 DAN 6 KECAMATAN SAMIGALUH KABUPATEN KULONPROGO.

0 0 103

FAKTORFAKTOR PENGHAMBAT SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN PIANIKA DI SD NEGERI GUGUS GAJAH MADA KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA

0 1 75