Kondisi Lingkungan Sekitar Sekolah

178 Menjadi perhatian dan kepedulian guru supaya siswa dapat belajar secara optimal. Berkaitan dengan luas ruang kelas, guru harus dapat menciptakan kondisi yang nyaman walaupun ruang kelas tersebut sebetulnya sempit. Kelas sebagai ruangan belajar harus memungkinkan siswa agar dapat bergerak leluasa dan tidak berdesak-desakan, sehingga tidak saling mengganggu satu sama lain. Ruang kelas yang ideal menurut Ekosiswoyo dan Rachman 2002: 67 yaitu, kelas yangluasnya 8m x 7m dengan jumlah siswa tidak lebih dari 40 siswa. Beberapa SD Negeri Gugus Diponegoro, jumlah siswa setiap kelas melenbihi 40 siswa. hal tersebut sudah menyalahi aturan yang ada, sehingga kondisi ruang kelas menjadi penghambat yang tinggi dalam pembelajaran membaca permulaan.

4.3.4.4 Kondisi Lingkungan Sekitar Sekolah

Berdasarkan hasil analisis angket, sebesar 31,25 atau 5 responden yang menganggap bahwa faktor kondisi ruang kelas tergolong rendah dalam menghambat pembelajaran membaca permulaan. Selebihnya 11 responden atau 68,75 dari total responden menganggap bahwa kondisi lingkungan sekitar sekolah tergolong sedang dalam menghambat pembelajaran membaca permulaan.Berdasarkan penghitungan statistik deskriptif dengan menggunakan Statistical Product and Series Solution SPSS versi 20, mean indikator faktor kondisi lingkungan sekitar sekolah sebesar 6. Bila dihubungkan dengan Tabel 4.84 mengenai kategori intervalfaktor kondisi lingkungan sekitar sekolah,, angka 6 tergolong sedang. Jadi faktor kondisi lingkungan sekitar sekolah tergolong sedang dalam menghambat pembelajaran membaca permulaan pada siswa kelas I di SD Gugus Diponegoro Kecamatan Adiwerna. Hal ini disebabkan lingkungan SD Negeri Gugus Diponegoro banyak yang berada di pinggir jalan raya. Seperti SD 179 Negeri Adiwerna 3 dan SD Negeri Adiwerna 4 terletak di dekat pasar, sehingga pembelajaran dapat terhambat, karena kondisi sekolah yang berada di dekat pasar. Indikator dengan jumlah responden yang memiliki faktor penghambat pem belajaran membaca permulaan pada subvariabel faktor proses sarana prasarana dengan kategori tinggitebesar persentasenya pada indikator ketersediaan buku dan sumber belajar membaca dan kondisi ruang kelas. Buku dan sumber belajar untuk membaca yang tersedia di SD Negeri Gugus Diponegoro sebagian besar masih kurang ketersediaanya. Ada beberapa kondisi ruang kelas yang sempit. Luas ruang kelas tidak sesuai dengan jumlah siswa yang ada terjadi di beberapa sekolah Gugus Diponegoro. Hal tersebut dapat menjadi penghambat pembelajaranmembaca permulaan, karena dalam pembelajaran membaca permulaan membutuhkan kondisi kelas yang nyaman dan menyenangkan. Selain itu ketersediaan alat peraga tidak dimanfaatkan dengan baik. Alat peraga hanya untuk pemajang saja. Seharusnya alat peraga bisa dimanfaatkan dengan baik oleh guru-guru SD Gugus Diponegoro. Guru selalu tidak ingin repot. Guru tidak memanfaatkan alat peraga yang ada, dikarenakan repot. Cara berpikir guru seperti inilah yang ditemui pada guru-guru yang usianya masih terbilang muda di SD Gugus Diponegoro. Berbeda dengan guru kelas I yang sudah tidak muda lagi, masih semangat saat mengajar. Selain itu kondisi ruang kelas yang tidak sesuai dengan jumlah siswa harus segera di atasi. Jika memang keaadan jumlah kelas tidak memungkinkan dengan jumlah banyak, saat penerimaan siswa baru, sekolah harus memperhitungkan jumlah siswa yang sesuai dengan luas ruang kelas. Hal ini tidak akan merugikan siswa sebagai objek pembelajar. 180

4.3.5 Faktor Siswa yang berasal dari Keluarga

Dokumen yang terkait

PENGARUH HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PKN MATERI HARGA DIRI KELAS III TERHADAP TINGKAT HARGA DIRI SISWA GUGUS DIPONEGORO KECAMATAN ADIWERNA KABUPATEN TEGAL

1 7 143

ANALISIS FAKTOR FAKTOR PENGHAMBAT GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MEMBACA PUISI PADA SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS V DI SD INKLUSI KOTA TEGAL

3 60 226

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PERMAINAN BAHASA PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KRAGILAN Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Permainan Bahasa Pada Siswa Kelas I SD Negeri Kragilan 2 Gemolong Tahun 2013/2014.

0 1 14

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI PENYEMPROT HAMA DI DESA PEDESLOHOR KECAMATAN ADIWERNA KABUPATEN TEGAL.

1 8 110

IDENTIFIKASI FAKTOR – FAKTOR PENGHAMBAT SISWA DALAM PELAKSANAAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SD NEGERI 1 SANDEN KECAMATAN SANDEN KABUPATEN BANTUL.

1 5 107

ANALISIS KESULITAN MEMBACA PERMULAAN SISWA KELAS I SD NEGERI BANGUNREJO 2 KRICAK TEGALREJO YOGYAKARTA.

7 62 130

FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MURID KELAS II SD KRATON YOGYAKARTA.

8 53 89

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR GULING KE DEPAN SISWA KELAS IV SD NEGERI EX GUGUS KREATIF KECAMATAN SECANG KABUPATEN MAGELANG.

0 0 83

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMBELAJARAN PENJASKES AKTIVITAS LUAR KELAS SD GUGUS 5 DAN 6 KECAMATAN SAMIGALUH KABUPATEN KULONPROGO.

0 0 103

FAKTORFAKTOR PENGHAMBAT SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN PIANIKA DI SD NEGERI GUGUS GAJAH MADA KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA

0 1 75