Matriks Internal Matriks SWOT

3.6.2 Tahapan Analisis

Tahap ini adalah tahap analisis strategi-strategi alternatif yang dapat dilaksanakan dengan pengembangan faktor- faktor internal dan eksternal. Alat analisisnya adalah matriks IE dan matriks SWOT untuk melihat posisi perusahaan berdasarkan faktor internal dan eksternal.

3.6.2.1 Matriks Internal

– Eksternal IE Matriks I-E merupakan pemetaan skor total IF E dan EFE yang telah dihasilkan pada tahap input input stage. Sumbu horizontal pada matriks I-E memperlihatkan skor total IF E, sedangkan sumbu vertikal memperlihatkan skor total EFE. Skor antara 1,00 sampai 1,99 pada sumbu horizontal menunjukkan posisi internal perusahaan yang lemah. Skor 2,00 sampai 2,99 menunjukkan posisi sedang, dan skor 3,00 sampai dengan 4,00 menunjukkan posisi internal yang kuat. Begitu pula skor pada sumbu vertikal, skor 1,00 hingga 1,99 menunjukkan respon perusahaan yang rendah terhadap faktor eksternal, skor 2,00 hingga 2,99 menunjukkan respon yang sedang, sedangkan skor 3,00 hingga 4,00 menunjukkan respon perusahaan yang tinggi terhadap faktor eksternal. Universitas Sumatera Utara Gambar. 1 Matriks IE Sumber: David, 2004 Gambar 3.1 menunjukkan sembilan sel alternatif strategi usaha. Sembilan sel tersebut dapat dikelompokan menjadi tiga strategi utama, yaitu : 1. Strategi intensif atau integratif Strategi ini cocok untuk usaha yang berada dalam kelompok Grow and build sel I, II, IV. S trategi intensif yaitu penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk. Strategi integratif yaitu strategi Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, dan integrasi horizontal. 2. Strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi ini paling cocok bagi usaha yang berada dalam kelompok Hold and Maintain Sel III, V, VII. 3. Strategi Harvest dan Divest. Strategi ini cocok dalam untuk usaha yang yang berada dalam posisi harus memilih antara menutup atau menyelamatkan usahanya Sel VI, VIII, IX. Universitas Sumatera Utara

3.6.2.2 Matriks SWOT

Analisi SWOT merupakan alat analisis yang dipakai dalam menyusun faktor-faktor strategis berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Kekuatan Strengths merupakan suatu kelebihan khusus yang memberikan keunggulan komparatif di dalam suatu industri yang berasal dari organisasi. Kelemahan Weaknesses yaitu keterbatasan dan kekurangan dalam hal sumberdaya, keahlian dan kemampuan yang secara nyata menghambat aktivitas keragaan organisasi. Peluang Opportunities adalah situasi yang diinginkan atau disukai dalam lingkungan organisasi. Ancaman Threats adalah penghalang bagi posisi yang diharapkan oleh organisasi dan merupakan situasi yang paling tidak disukai dalam lingkungan organisasi. Kekuatan organisasi akan mendukung perkembangan usaha dengan cara memperhatikan sumber dana, citra, kepemimpinan pasar, hubungan dengan konsumen ataupun pemasok, serta faktor- faktor lainnya. Setelah diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, barulah perusahaan dapat menentukan strategi dengan memanfaatkan kekuatan yang dimilikinya untuk mengambil keuntungan dari peluang-peluang yang ada, sekaligus untuk memperkecil atau bahkan mengatasi kelemahan yang dimiliki untuk menghindari ancaman yang akan muncul. Analisis secara kualitatif dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT, berdasarkan data internal dan eksternal perusahaan. Matriks SWOt digunakan untuk meringkas faktor strategi perusahaan, yang mengilustrasikan bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat Universitas Sumatera Utara dipertemukan dengan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, agar menghasilkan empat kelompok kemungkinan alternatif strategi. Keterkaitan faktor internal dan eksternal dapat digambarkan dalam bentuk matriks. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, untuk merumuskan strategi alternatif. Tabel 3.5 Matriks SWOT IFAS EFAS STRENGH S Tentukan 5- 10 faktor- faktor kekuatan internal WEAKNESS W Tentukan 5- 10 faktor- faktor kelemahan internal OPPORTUNIES O Tentukan 5- 10 faktor peluang eksternal STRATEGI SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memenfaatkan peluang STRATEGI WO Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang TREATHS T Tentukan 5- 10 faktor ancaman eksternal STRATEGI ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman STRATEGI WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghilangkan ancaman Sumber: Rangkuti 2009 : 31  Strategi SO Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar- besarnya. Universitas Sumatera Utara  Strategi ST Adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.  Strategi WO Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.  Strategi WT Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

3.7 Tahap Pengambilan Keputusan

Tahap ini merupakan tahap akhir setelah proses pengumpulan data dan analisis alternatif strategi. Setelah berhasil mengembangkan sejumlah alternatif strategi, perusahaan harus mampu mengevaluasi dan menentukan strategi terbaik yang cocok untuk keadaan internal dan eksternal perusahaan. Alat analisis yang digunakan adalah Quantity Strategic Planning Matrix QSPM. Matriks QSP adalah alat untuk melakukan pemeringkatan alternatif – alternatif strategi hasil tahap sebelumnya sehingga menghasilkan prioritas strategi. Input yang digunakan adalah dari stage 1 the input stage dan stage 2 the matching stage. Tahapan QSPM adalah sebagai berikut : 1. Mencatat hasil analisis faktor internal kekuatan dan kelemahan dan eksternal kesempatan dan ancaman 2. Pemberian rating sesuai dengan rating matriks EFAS dan IFAS. Universitas Sumatera Utara 3. masukan alternatif strategi sesuai tahap 2 the matching stage 4. Minta kepada responden yang sama pada tahap 1 untuk menentukan Attractiveness Score AS atau nilai daya tarik, yaitu dengan cara meneliti masing- masing faktor internal dan eksternal dan menentukan peran faktor-faktor tersebut dalam pemilihan strategi. Nilai AS adalah 1 = Tidak menarik, 2 = Agak menarik, 3 = C ukup menarik, 4 = Sangat menarik. 5. Hitung total AS TAS atau total nilai daya tarik yang diperoleh dari perkalian bobot dengan nilai AS rata-rata pada masing-masing baris. Nilai TAS menunjukkan daya tarik relatif dari segi alternatif strategi. 6. Menjumlahkan nilai TAS pada setiap kolom QSPM. Alternatif strategi yang paling baik adalah alternatif strategi yang memiliki nilai TAS paling besar. Tabel 3.6 Matriks QSPM Sumber: David,2004 Keuntungan dari matriks QSPM adalah strategi-strategi dapat diperiksa secara berurutan dan bersamaan, serta tidak ada batas untuk jumlah strategi yang dapt dievaluasi secara sekaligus. Kelebihan lainnya yaitu alat analisis ini mengharuskan ahli strategi untuk memadukan faktor-faktor internal dan eksternal yang terkait dalam proses keputusan. Melalui pengembangan QSPM, faktor-faktor Faktor Utama Bobot Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 AS TAS AS TAS AS TAS Faktor Internal

1. 2.

Faktor Eksternal

1. 2.

Jumlah TAS Universitas Sumatera Utara kunci memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk terabaikan atau diberi bobot secara tidak sesuai. Keterbatasan teknik ini adalah dalam proses memerlukan penelitian intuitif dan asumsi yang diperhitungkan. Pemberian peringkat dan nilai daya tarik mengharuskan keputusan subyektif, sedangkan prosesnya harus menggunakan informasi obyektif. Universitas Sumatera Utara

Bab IV Hasil Penelitian

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Usaha Lembaga Pusat Pelatihan dan Pengembangan MasyarakatPPPM-HKI adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang dibentuk pada tahun 1980 oleh organisasi gereja pusat Huria Kristen Indonesia HKI yang bertujuan untuk memberikan program pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia dibidang pertanian, perikanan dan peternakan. Melalui program pelatihan tersebut diharapkan mampu memperbaiki serta meningkatkan taraf hidup jemaat dengan menambahkan sumber pendapatan keluarga dari hasil usaha pada bidang pertanian, perikanan dan peternakan sesuai dengan potensi sumber daya alam sekitar. Namun pada awal pembentukannya, lembaga tidak berjalan dengan baik akibat dari keterbatasan dana dan kurangnya tenaga ahli dalam pelaksanaan program pelatihan sehingga pada awal tahun 1990 lembaga tersebut vakum. Lembaga pusat pelatihan dan pengembangan masyarakat dibuka kembali di bawah pimpinan gereja yang baru pada September 2012 setelah vakum dalam kurun waktu lebih dari 20 tahun lamanya. Penanaman modal sebesar Rp 282.680.000.- dua ratus delapan puluh dua juta enam ratus delapan puluh ribu rupiah sebagai invesatasi modal usaha dan penyediaan lahan seluas 1.3 ha yang difokuskan sebagai lokasi pelatihan Training Center, adalah langkah serius Universitas Sumatera Utara untuk menjadikan lembaga ini sebagai sarana yang tepat untuk melayani masyarakat. Training Center adalah lokasi yang ditujukan sebagai tempat pelatihan dan pengembangan seluruh program kegiatan yang akan dilakukan. Adapun program kegiatan yang dilakukan oleh lembaga dalam fungsinya melayani masyarakat khususnya jemaat HKI yaitu: 1. Pelatihan rutin tentang sistem pertanian terpadu, berkelanjutan dan ramah lingkungan. 2. Penelitian dan pengembangan Research and development tentang pertanian organik. 3. Konsultasi, penyuluhan dan sosialisasi. 4. Advokasi terhadap petani yang sedang bermasalah. 5. Pemanfaatan SDM dan SDA yang berpotensi sebagai sumber pendapatan lembaga yang tergolong dalam Sosial Bisnis dengan tujuan utama pada fungsi pelayanan pengembangan jemaat secara khusus, dan masyarakat secara umum. Berdasarkan hasil penelitian, seluruh kegiatan pelatihan dan pengembangan masyarakat dalam bidang pertanian, peternakan dan perikanan, dikonsentrasikan pada sistem pertanian organik untuk menghasilkan bahan pangan dengan kualitas organik yang bebas residu kimia, sehat dan aman dikonsumsi. Hal ini didasari oleh semakin berkembangnya tren back to nature yang mempengaruhi kesadaran masyarakat akan bahaya yang ditimbulkan bahan sintetis yang terkandung dalam bahan makanan. Kesadaran tersebut telah merubah Universitas Sumatera Utara pola konsumsi masyarakat dan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat dan lebih memperhatikan kualitas lingkungan. Budidaya ayam kampung organik merupakan salah satu contoh dari kegiatan pelatihan dalam bidang peternakan yang berhasil dikembangkan dan memberikan hasil yang cukup berkualitas. Hasil budidaya ayam kampung organik tersebut mendapat respon baik dari masyarakat karena merupakan hal yang baru dan mampu menciptakan peluang usaha. Lembaga PPPM-HKI sendiri mengusahakan peternakan ayam kampung organik di lahan training center dan menjadikannya sebagai peternakan induk yang terdiri dari 15 unit kandang produksi. Usaha peternakan ayam kampung organik kini semakin ditanggapi serius oleh masyarakat sehingga terbentuklah sebuah kelompok peternak ayam kampung organik yang merupakan hasil binaan dari lembaga PPPM-HKI dimana sampai pada saat ini jumlah peternak dalam kelompok ini kini berjumlah 50 orang yang tersebar di wilayah sekitar kecamatan Tiga dolok, kota madaya Pematangsiantar dan di beberapa daerah kabupaten Simalungun lainnya. Kelompok peternak ini berkomitmen untuk melaksanakan budidaya ayam kampung organik yang dilakukan sebagai usaha bersama dan training center berperan sebagai peternakan induk sekaligus sebagai lembaga pemasaran produk. Pada saat ini, produk ayam kampung organik telah menyebar hampir di seluruh pasar tradisional di daerah kebupaten Simalungun dan kotamadya Pematangsiantar dengan target utama konsumen kelas menengah dan atas. Seluruh kegiatan pemasaran dilakukan langsung oleh lembaga untuk Universitas Sumatera Utara mempermudah para anggota dalam memasarkan produk karena lembaga telah menjalin kerjasama dengan disributor dan pedagang ayam baik pedagang besar maupun pedagang kecil pengecer. Dari hasil penelitian, dalam memasarkan produk, lembaga PPPM-HKI belum memiliki strategi yang tetap sehingga banyak permasalahan dalam pemasaran yang belum mampu diatasi sendiri oleh lembaga. Salah satu permasalahannya adalah, jaringan pemasaran yang belum luas dikarenakan keterbatasan sumberdaya dalam mengelola pemasaran dan kegiatan promosi yang kurang efektif sehingga produk masih kurang dikenal oleh masyarakat secara luas. Namun, para peternak tetap optimis bahwa peluang mengembangkan usaha budidaya ayam kampung organik masih terbuka lebar sebab konsumen dan pasar produk organik terus meningkat setiap tahunnya dan lembaga PPPM-HKI masih terus berbenah dari segi manjemen usaha terutama dalam manajemen pemasaran produk.

4.1.2 Visi dan Misi a.