Informasi Peternak Skala Kecil 50-100 ekor ayam Informasi Peternak Skala Menengah 200-500 ekor ayam Persiapan Kandang Fermentasi

pengembangan pertanian, peternakan dan perikanan yang selama ini telah banyak dikelola masyarakat sebagai lahan pertanian pribadi. Pada lahan Training Center terdapat 15 kandang yang dibedakan menjadi 2 bagian yaitu: 12 kandang pemeliharaan untuk menghasilkan daging dan 3 kandang khusus indukan produktif berumur 6-12 bulan yang dikhususkan sebagai indukan petelur. Selama penelitian berlangsung Februari-Maret, total populasi ayam 1500 ekor.

a. Informasi Peternak Skala Kecil 50-100 ekor ayam

Lokasi peternak anggota dampingan skala kecil, yaitu milik bapak Belvin Siahaan berada di Jalan.Toba I No. 33, kecamatan Siantar Selatan, Kotamadya Pematang Siantar. Keadaan usaha bapak Belvin ini pada kondisi baik dengan keberhasilan 80 setiap periode. Dalam pelaksanaan budidaya, lembaga membekali beliau dengan bahan-bahan fermentasi kandang dan DOC sebanyak 75 ekor untuk masa percobaan. Saat ini beliau sudah memiliki 4 kandang dengan siklus budidaya all in all out. Dengan manajemen pemeliharaan yang tepat, Belvin dapat menghasilkan 50- 75 ekor ayam setiap bulan. Hal yang sama juga diketahui pada peternak skala kecil lainnya yaitu bapak Firman Sibarani dan H. Simangunsong di Jalan Bahkora II Marihat Landbow. Awal ketertarikan mereka dengan sistem peternakan ayam kampung organik adalah karena kualitas daging dan telur yang dihasilkan jauh lebih baik dibandingkan dengan ayam kampung yang diumbar, serta kotoran ayam kampung organik tidak menimbulkan bau amoniak yang menyengat sehingga tidak Universitas Sumatera Utara mengganggu masyarakat sekitar dan dapat dikembangkan di pekarangan rumah tanpa mengganggu kesehatan dan kenyaman.

b. Informasi Peternak Skala Menengah 200-500 ekor ayam

Peternakan skala menengah yang diusahakan Bapak Pendeta Hisar Sitorus, S.Th selanjutnya disebut HS. Pada awal memulai usahanya HS juga difasilitasi dan didampingi PPPM-HKI. Keberhasilan yang mencapai 90 membuat skala peternakan yang dimilikinya meningkat menjadi skala menengah dengan jumlah populasi 500 ekor setiap periode. Saat ini HS memiliki kandang dengan fasilitas lengkap sebanyak 7 dan menghasilkan 100-150 ekor ayam siap panen setiap bulannya.

c. Informasi Peternak Skala Besar 1000

Peternak skala besar ini prosedur pemeliharaannya sama dengan peternak kecil dan menengah, hanya saja jumlah populasi ayam yang dipelihara lebih dari 1000 ekor dari seluruh jenis besar dan umurnya. Peternak yang menjadi informan untuk peternak skala besar adalah Bapak Darwin Girsang selanjutnya disebut DG yang beralamat di Jalan. Asahan, Batu 4, Siantar Permai. Populasi ayam berjumlah ±1200 ekor ayam dan kandang berjumlah 20 dengan luas areal 700m 2 . DG kesehariannya adalah seorang wartawan surat kabar, memiliki 3 orang anak dan 1 istri. Untuk kepengurusan peternakan, Pak Darwin mempekerjakan 2 orang pekerja. Dari hasil observasi, diketahui peternakan Pak Darwin dapat menghasilkan ±500 ekor setiap bulan dan telur sebanyak 300 butir. Universitas Sumatera Utara

4.1.4 Analisis Usaha

Analisa usaha ternak ayam kampung organik dilakukan untuk pemeliharaan ayam kampung dari DOC sampai siap panen selama 90 hari. Pemeliharaan dilakukan secara intensif dengan kandang fermentasi. Bobot ayam yang diharapkan adalah 800-900 gr karena bobot yang demikian banyak diminati oleh konsumen. Selain harga yang stabil, penjualan ayam pada bobot tersebut juga mempunyai harga yang tinggi. Adapun analisis usaha dari pembesaran ayam kampung sebagai berikut:

A. Asumsi Dasar

Dalam menghitung biaya dan pendapatan dari usaha pembesaran ayam kampung organik dalam kurun waktu 90 hari digunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:  Pembesaran dilakukan selama 90 hari dengan jumlah ayam yang dibesarkan sebanyak 50 ekor dengan bobot akhir yang diharapkan 800-900grekor dengan mortalitas 2,5 .  Total pakan selama 90 hari sebanyak 1.000grekor sampai panen.  Tenaga kerja sesuai skala usaha  Kandang didirikan pada lahan sendiri.  Harga anak ayam Rp 8.000ekor.  Harga jual ayam per ekor diasumsikan Rp 35.000.  Biaya ramuan herbal dan probiotik 10 dari biaya pakan Universitas Sumatera Utara

B. Modal Usaha

Tabel 4.1 Modal Usaha No Jenis Jumlah Rp I Modal Tetap 1 Kandang besar 1 unit Rp 1.000.000 1.000.000 2 Kotak pemanas 2 unit Rp 100.000 200.000 3 Tempat pakan dan minum 500.000 Total modal tetap 1.700.000 II Modal tidak tetap Biaya fermentasi kandang 1 Serbuk gergaji 100.000 2 Jerami padi 50.000 3 Bahan fermented juice 250.000 4 Gula merah 25.000 5 Beras 5 kg 50.000 6 Arang kayu 100.000 7 Mikroorganisme aktif 200.000 Biaya pemeliharaan 1 Pakan 50 kg Rp 5.000kg 250.000 2 DOC 50 ekor Rp 8.000ekor 400.000 3 Ramuan herbal dan probiotik 25.000 4 Upah tenaga kerja - 5 Listrik dan air 50.000 Total modal tidak tetap 1.500.000 Total Modal Usaha 3.200.000 Sumber: Data Primer

C. Biaya Produksi

Tabel 4.2 Biaya Produksi No Jenis Jumlah Rp I Biaya Tetap 1 Penyusutan kandang 100.000 2 Penyusutan kotak pemanas 20.000 3 Penyusutan tempat pakan dan minum 50.000 4 Penyusutan fermentasi kandang 258.500 5 Upah tenaga kerja - II Biaya Variabel 1 Pakan Rp 5.000kg 250.000 2 DOC Rp 8.000ekor 400.000 Universitas Sumatera Utara 3 Ramuan herbal dan probiotik 25.000 4 Upah tenaga kerja - 5 Listrik dan air 50.000 Total Biaya Produksi 1.153.500 Sumber: Data Primer Catatan : Penyusutan kandang, kotak pemanas dan peralatan tempat pakan dan minum didasarkan 10 kali panen. Penggantian lapisan fermentasi kandang maksimal setelah masa 3 kali panen dan dihitung biaya penyusutan.

D. Pendapatan

Besarnya pendapatan diperoleh dari hasil penjualan ayam kampung hidup. Berdasarkan asumsi mortalitas 2,5, maka jumlah ayam yang siap panen sebanyak 50-2 ekor= 48 ekor.  Penjualan ayam 48 ekor Rp 35.000ekor = Rp 1.680.000

E. Keuntungan

Besar keuntungan selama 90 hari pemeliharaan sebanyak 50 ekor yaitu Rp 526.500 dengan perhitungan sebagai berikut: Keuntungan = Pendapatan – biaya tetap + biaya variabel = 1.680.000 – 1.153.000 = Rp 526.500

F. Rasio RC

a = RC a = Total Penerimaan Total Biaya Universitas Sumatera Utara a = 1.680.000 1.153.000 a = 1,45 Usaha peternakan ayam kampung organik layak untuk dikembangkan dikarenakan rasio RC 1. Nilai RC 1,45 diartikan setiap penambahan modal sebesar Rp 1.000.000 akan menambahkan penerimaan sebesar Rp 1.450.000

G. Break Even Point BEP

BEP harga = Biaya produksi total Hasil produksi = 1.153.000 48 = 24.021 BEP hasil = Biaya produksi total Hasil produksi = 1.153.000 35.000 = 33 H. Payback Period Payback Period adalah indikator untuk melihat jangka waktu yang dibutuhkan terhadap pengembalian modal yang dikeluarkan. Untuk mengetahui lamanya modal kembali, bisa dengan menggunakan rumus sebagai berikut: PP = Laba + Penyusutan x 100 Total Investasi PP = 526.500 + 428.500 x 100 3.200.000 PP = 30 Berdasarkan perhitungan diatas menunjukkan bahwa investasi akan kembali sebesar 30 setiap kali panen. Ini berarti seluruh investasi akan kembali setelah 4 kali panen. Universitas Sumatera Utara Pucuk Pimpinan HKI Depatemen Diakonia Kesehatan Pengembangan masyarakat Pertanian Peternakan Komunitas Peternak Dampingan Bagian pelaksanaan dan pengawasan Produk Bagian Pemasaran Perikanan Sanitasi PME Lingkungan Hidup Dana Pensiun Sosial Beasiswa Departemen Koinonia Departemen Marturia

4.1.5 Struktur Organisasi

Lembaga PPPM-HKI merupakan sebuah lembaga swadaya masyarakat yang dimiliki oleh organisasi gereja Huria Kristen Indonesia. Secara kelembagaan, PPPM-HKI merupakan bagian dari departemen Diakonia yang mengurusi tentang seluruh kegiatan gereja dalam melayani jemaat secara khusus dan masyarakat pada umumnya. Salah satu bentuk pelayanannya adalah mensejahterakan jemaat dan masyarakat melalui pelaksanaan pelatihan dan pengembangan masyarakat dalam bidang pertanian, peternakan dan perikanan sesuai potensi daerah yang dimiliki. Adapun bagan struktur organisasi Pengembangan Masyarakat ini adalah:

4.1 Gambar Bagan Struktur Organisasi Pengembangan Masyarakat oleh HKI

Universitas Sumatera Utara Departemen Diakonia yang dipimpin langsung oleh Pucuk Pimpinan HKI membawahi 6 sub-departemen, dan bidang peternakan ayam organik merupakan bagian dari sub-departemen pengembangan masyarakat yang dipimpin oleh Pdt. Bahara Sihombing, S.Th. Sub -departemen pengembangan masyarakat bidang peternakan ini memiliki anggota yang berbentuk kemitraan dan berkomunitas antar sesama peternak dampingan PPPM -HKI. Bidang peternakan ini tidak hanya mengurusi peternakan ayam kampung organik saja, akan tetapi juga mengurusi peternakan lembu dan babi, akan tetapi pada penelitian ini, penulis memfokuskan penelitiannya kepada peternakan ayam kampung organik saja. Bidang peternakan ini mendapat perhatian lebih oleh pimpinan HKI karena usaha ini secara nyata berkontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui produk yang dihasilkan dan peningkatan pendapatan anggota agar dapat menjadi lebih mandiri. Sebagai ja minan akan keberhasilan anggota dalam usaha peternakan ayam kampung organik, lembaga PPPM-HKI membentuk dan menugaskan badan pelaksana dan pengawas produk untuk tetap memegang komitmen lembaga yaitu menghasilkan ayam kampung organik dan layak untuk dipasar kan. Pada pemasarannya pun, bidang peternakan ini memiliki divisi bagian pemasaran, dengan tujuan setiap anggota komunitas peternak dampingan melakukan pemasaran melalui PPPM-HKI. Universitas Sumatera Utara

4.1.6 Sarana dan Prasarana

a. Lahan dan bangunan Lahan seluas 1,3 ha adalah lahan yang difokuskan sebgai lahan percontohan dan lokasi pelatihan. Pada lahan terdapat sebuah bangunan rumah sebagai tempat tinggal karyawan, gudang sebagai tempat penyimpanan persediaan pakan dan sebuah ruangan kelas sebagai tempat diskusi peserta pelatihan dan anggota dampingan. Lahan telah dilengkapi dengan pasokan listrik dan air yang cukup. b. Kandang Setiap kandang memiliki standard luas dan fasilitas yang harus dipenuhi sebagai syarat utama. Luas kandang 6m 2 dengan tipe kandang postal, maksimal volume ayam 50 -75 ekor dari fase starter hingga fase finisher. Kandang harus dilengkapi dengan pemanas buatan yang bertujuan sebagai induk buatan untuk anak ayam berumur 0-14 hari. Lantai kandang harus dilengkapi denga n sistem fermentasi menggunakan serbuk gergaji, sekam padi, arang kayu, jerami dan potongan buah-buahan dan sayuran yang keseluruhannya difermentasi menggunakan bantuan bakteri positif dengan fungsi pengurai. c. Mesin Tetas Peternakan induk yaitu Training Center memiliki mesin tetas sederhana yang dirancang sendiri oleh BS guna menghasilkan DOC dengan pemilihan telur unggul. Universitas Sumatera Utara d. Peralatan Peralatan yang dimiliki sudah cukup memadai untuk mendukung proses budidaya. Peralatan yang dimiliki yaitu: tempat pakan feeder dan tempat minum ternak waterer, plastik terpal, mesin giling sederhana, tangki penampungan air, dan keranjang ayam. e. Mobil truk Berfungsi sebagai pengangkut bahan pakan ternak, dan pengangkut ayam. f. Pakan. Pakan yang digunakan dalam sistem pemelihara an organik adalah jenis pakan yang diolah sendiri menggunakan bakteri positif yang bertujuan memperoleh pakan hasil fermentasi. Hal ini diyakini oleh peternak memberikan kandungan nutrisi pada pakan lebih baik. g. Timbangan Digunakan untuk menimbang bobot ayam selama proses pemeliharaan dan saat penjualan. Universitas Sumatera Utara

4.2 Penyajian Data

Analisis lingkungan merupakan salah satu proses yang harus dilaksanakan dalam proses manajemen strategi. Analisis lingkungan terdiri atas analisis lingkungan internal dan analisis lingkungan eksternal.

4.2.1 Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal dilaksanakan untuk mengidentifikasi faktor kekuatan dan kelemahan usaha. Analisis lingkungan internal dilakukan dengan pendekatan fungsional usaha yaitu aspek manajemen organisasi, keuangan, sumber daya manusia, produksi dan operasi, pemasaran, serta penelitian dan pengembangan. 4.2.1.1 Aspek Manajemen Organisasi Dalam menganalisis manajemen organisasi PPPM -HKI dilakukan pendekatan fungsi manajemen yaitu: a. Perencanaan Lembaga PPPM-HKI khususnya bidang peternakan telah memiliki perencanaan jangka panjang dan jangka pendek. Perencanaan jangka panjang telah disusun secara tertulis dan terwujud melalui visi dan misi lembaga, yaitu menciptakan produk organik berbasis agro-ekosistem dan sumber daya lokal. Karena alasan tersebut PPPM-HKI beserta anggota dampingan memproduksi produk-poduk organik dengan pemanfaatan ilmu bioteknologi menggunakan pendekatan mikroorganisme. Rencana jangka pendeknya adalah mensejahterakan jemaatmasyarakat melalui peningkatan pendapatan keluarga. Universitas Sumatera Utara b. Pengorganisasian Sebagai langkah untuk mewujudkan visi dan misi, lembaga menyusun sebuah alur pengorganisasian. Pengorganisasian dilakukan dalam bentuk kemitraan anggota dampingan. c. Pemberian Motivasi dan Pengelolaan Anggota Bahara Sihombing adalah pemimpin yang cukup kooperatif dengan para anggota dampingan. Anggota sering kali dilibatkan dalam pengambilan keputusan perusahaan. Komando yang dilaksanakan bersifat top down, namun terbuka dengan masukan dari anggota. d. Pengendalian Proses pengendalian dilakukan pada setiap lini fungsional peternakan, baik proses budidaya, pembuatan pakan, penyediaan DOC, pemasaran dan keuangan. Pengendalian produksi dilakukan dengan berkomunikasi secara intens dengan peternak dampingan. Lembaga senantiasa mengingatkan para anggota untuk menjamin komitmen sistem peternakan organik yang telah dilaksanakan dan mensosialisasikannya kepada para peternak.

4.2.1.2 Sumber Daya Keuangan Usaha

Aspek keuangan merupakan salah satu indikator keberhasilan sebuah usaha. Keadaan keuangan peternakan induk lembaga PPPM-HKI ditinjau dari segi administrasi dan sistem akuntansi masih belum tertata dengan baik. Hal ini terlihat dari masih adanya data-data keuangan baik pendapatan dan beban usaha yang Universitas Sumatera Utara belum masuk dalam pembukuan usaha dan proses pengelolaan keuangan yang masih dilakukan langsung oleh kantor pusat gereja HKI. Sistem pembiayaan yang diperlukan selama proses budidaya ayam kampung oleh lembaga PPPM-HKI dialokasi berdasarkan analisis usaha untuk setiap periode budidaya yang dilaksanakan. Pada saat ini besar biaya operasi selama periode pemeliharaan dicatat berdasarkan pembiayaan masing-masing kandang dari total 15 kandang pembesaran yang dimiliki. Pos pembukuan untuk pendapatan yang diterima juga dilakukan dengan cara demikian tujuannya adalah untuk mempermudah lembaga dalam proses perhitungan penerimaan dari setiap usaha yang dijalankan. Demikian juga dengan peternak yang tergabung dalam lembaga PPPM- HKI, keadaan neraca keuangan usaha terkontrol dengan baik, sebab pada dasarnya keuangan usaha secara penuh merupakan kesanggupan dan kemampuan setiap anggota untuk memulai usaha dan mengembangkannya. Setiap usaha memiliki aset tetap berupa bangunan kandang dan alat-alat produksi.

4.2.1.3 Aspek Sumber Daya Manusia

Pola kemitraan yang dilaksanakan oleh lembaga PPPM-HKI merupakan strategi yang dilakukan untuk menjaga efektifitas dan efisiensi kinerja dalam melaksanakan seluruh aktivitas dalam proses budidaya dan juga guna menjaga komitmen bersama dalam mmenghasilkan produk organik yang berkualitas, sehat dan aman dikonsumsi. Universitas Sumatera Utara Dengan adanya pola kemitraan tersebut, peternak dapat dengan mudah mencari solusi untuk setiap permasalahan yang ditemui. Pola kemitraan ini juga bertujuan untuk melindungi kepentingan dan kemungkinan tersebarnya dengan mudah informasi yang hanya perlu diketahui oleh setiap anggota. Hal ini merupakan modal yang sangat penting dalam budidaya ayam kampung organik. Keahlian dan keterampilan yang dimiliki merupakan aset penting bagi lembaga dan anggotanya sehingga terdapat perbedaan antara peternak ayam kampung organik dengan peternak ayam kampung lainnya. Sedangkan tenaga kerja yang dipekerjakan dalam mengurusi peternakan induk di training center adalah tenaga kerja terdidik dan terlatih yang berasal dari masyarakat sekitar, sehingga peran lembaga dalam menyerap tenaga kerja untuk mengurangi angka penganguran yang ada di desa tempat training center berada. Demikian juga yang dilakukan oleh peternak skala besar yang dimiliki oleh bapak Darwin Girsang, beliau mempekerjakan karyawan 3 orang yang juga berasal dari masyarakat skitar kecamatan Siantar Permai tempat peternakan berada.

4.2.1.4 Aspek Produksi

Kegiatan produksi yang dilakukan adalah budidaya ayam kampung secara intensif dengan prinsip organik melalui pendekatan bioteknologi dengan pemanfaatan mikroorganisme. Keberhasilan budidaya ditentukan oleh standard kandang dengan fasilitas fermentasi yang dimiliki, kualitas kandungan nutrisi pakan hasil fermentasi dan manajemen pemeliharaan yang tepat. Adapun kelemahan yang dimiliki lembaga dan anggota adalah volume Universitas Sumatera Utara produksi yang masih rendah. perubahan iklim dan wabah penyakit hewan ternak merupakan faktor terbesar yang mengakibatkan pro duksi menurun. Kegiatan pembudidayaan ayam kampung organik yang dilakukan meliputi:

a. Persiapan Kandang Fermentasi

Hal pertama yang dilakukan dalam proses budidaya adalah dengan mendirikan bangunan kandang dengan luas 6m 2 . Kandang dibuat setinggi 3m agar sirkulasi udara terjaga. Jenis kandang yang digunakan adalah jenis postal yaitu berlantai tanah. Penerapan prinsip organik pada proses budidaya dimulai dari pembuatan lantai kandang dengan lapisan bahan -bahan organik yang difermentasi dengan memanfaatkan bakteri positif sebagai mikroorganisme pengurai. Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam membuat lapisan fermentasi lantai kandang yaitu: 1. Fermented juice yang berasal dari potongan buah pepaya, nenas, pisang dan buah-buahan lain yang tidak layak dikomsumsi manusia. 2. Jerami kering. 3. Serbuk gergajisekam 4. Sekam padi 5. Arang padi dan arang kayu 6. Bakteri Positif Pembuatan lapisan fermentasi kandang yang terdiri dari lapisan potongan buah-buahan dan sayuran yang tidak layak konsumsi, disebarkan Universitas Sumatera Utara secara rata pada seluruh lantai kemudian lapisan tersebut disemprot dengan cairan yang didalamnya terdapat unsur bakteri positifEM4. Lapisan selanjutnya adalah pemberian arang kayu dan arang padi dengan tujuan menjaga kelembaban kandang, pemberian micro -organisme dilakukan kembali. Lapisan ketiga adalah jerami kering dan serbuk kayu yang berfungsi menahan feses ayam. Seluruh proses fermentasi ditentukan oleh kualitas mikroorganisme. Hasil dari fermentasi kandang tersebut akan memicu pertumbuhan jamur yang dapat dikonsumsi oleh ternak dan menimbulkan bakteri baik di dalam kandang guna menjaga ekosistem kandang terjaga dari serangan penyakit yang dapat menular pada ayam. Fermentasi kandang ini juga berfungsi menjaga biologi tanah agar tidak tercemar begitu juga dengan udara, sehingga udara tidak berbau kotoran ayam yang berasal dari dalam kandang. Waktu yang dibutuhkan untuk proses fermentasi sekitar 2 minggu sebelum kandang dapat digunakan.

b. Fermentasi Pakan