Aspek Politik KERANGKA TEORI

beternak ayam kampung dianggap seperti sebuah tabungan bahan makanan dan uang. Karena proses pemeliharaan ayam kampung yang sangat mudah sehingga hal ini sangat memungkinkan untuk dilakukan. Suku batak Simalungun, sebagai salah satu contoh, dalam kehidupan sehari-hari mengkonsumsi ayam kampung dipengaruhi oleh budaya dan adat istiadatnya. mengkonsumsi ayam kampung baik secarfa pribadi ataupun dalam upacara adat istiadat adalah hal yang sudah turun-temurun yang disebut dengan manuk na pinatur. Sedangkan bagi masyarakat lainnya, khususnya bagi suku jawa dan melayu, memiliki berbagai resep makanan olahan berbahan dasar ayam kampung merupakan peluang bisnis yang menguntungkan seperti usaha rumah makan dan restoran.

c. Aspek Politik

Gaya hidup masyarakat yang telah mengalami perubahan dengan menyadari bahwa penggunaan bahan-bahan kimia seperti pupuk dan pestisida kimia sintetis dalam produksi bahan-bahan pangan di sektor pertanian maupun peternakan menimbulkan efek negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Adanya preferensi konsumen inilah yang menyebabkan permintaan produk-produk organik di seluruh dunia tumbuh rata-rata 20 pertahun. Indonesia yang dulu dikenal sebagai negara agraria memiliki potensi untuk pengembangan pertanian organik dan memanfaatkan peluang tersebut demi tujuan mensejahterakan masyarakt khususnya petani. Pemerintah sebagai pemegang kepentingan di negara ini telah menyadari hal ini sejak tahun 1960-an dengan mencanangkan wacana dan program Revolusi Hijau sebagai solusi dari kerusakan Universitas Sumatera Utara lingkungan dan berkurangnya kesuburan tanah akibat pemakaian pupuk kimia dan pestisida yang melebihi ambang batas dan tidak terkendali. Selanjutnya, pada tahun 2010 pemerintah menyusun agenda melalui Kementrian Pertanian dengan slogan “Go Organic” dengan tujuan untuk mempercepat terwujudnya pembangunan agribisnis berwawasan lingkungan eco- agribisnis guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya petani. Visi dalam program ini adalah: “Meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan kelestarian lingkungan alam Indonesia dengan mendorong berkembangnya pertanian organik yang berdaya saing dan berkelan jutan” sedangkan yang ingin dicapai dalam program ini adalah mewujudkan Indonesia sebagai salah satu produsen dan pengekspor pangan organik utama pada tahun 2010. Program dan kebijakan pemerintah dalam menerapkan sistem pertanian organik juga merambat ke sub-sektor peternakan. Kebijakan pemerintah dalam mengatur standar prosedur produksi dan pengolahan makanan dengan bahan dasar dari daging diatur dalam Peraturan Menteri Nomor 381KPTSOT.140102005 Tentang Pedoman Sertifikasi Kontrol Veteriner Unit Usaha Pangan Asal Hewan. Peraturan Menteri Pertanian ini didasari oleh Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 yang menyebutkan bahwa keamanan pangan merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk melindungi pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat menggangu dan merugikan kesehatan manusia. Sitem pertanian dan peternakan organik dalam perkembangannya juga diikuti oleh terbentuknya kelembagaan dalam mengatur standar produksi dan Universitas Sumatera Utara prosedur pemasaran. Di Indonesia melalui konsensus yang dikoordinasikan oleh Pusat Standardisasi dan Akreditasi - Deptan pada tanggal 8 Juli 2002, telah dihasilkan SNI No. 01-6729-2002 tentang Sistem Pangan Organik. Di dalam SNI ini telah tertulis berbagai hal yang mengatur tentang lahan, saprodi, pengolahan, labelling sampai pemasaran produk pangan organik. SNI ini merupakan adopsi dengan modifikasi dari standar internasional Codex GL32.1999, rev.I 2001. Tujuan utama dari standar ini adalah untuk memfasilitasi produsen produk pangan organik di Indonesia yang akhir-akhir ini semakin marak, agar mempunyai acuan di dalam melabel produknya. Tidak mudah mendapatkan sertifikatlabel SNI organik karena untuk mendapatkan label organik pada produk terlebih dahulu harus dilakukan serangkaian kegiatan sertifikasi organik oleh lembaga sertifikasi produk pangan organik yang kredibel. Sertifikat organik untuk produk ayam kampung ini sendiri belum dimiliki sehingga hal ini menjadi kelemahan Lembaga dalam memasarkan produk bagi konsumen yang mengerti tentang sertikat yang harus dimiliki sebuah produk organik.

d. Aspek Teknologi