Teknik Observasi Teknik Wawancara

Untuk mendapatkan data-data yang mendukung dilapangan, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1.5.1 Teknik Observasi

Observasi adalah tindakan untuk meneliti suatu gejala tindakan atau peristiwa atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Dengan observasi maka kita dapat mengamati gambaran sosial budaya. Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis. Adapun observasi yang dilakukan peneliti disini adalah observasi partisipasi yang melibatkan peneliti atau observer secara langsung dalam kegiatan pengamatan di lapangan. Dalam melakukan observasi partisipasi, peneliti mengamati secara langsung dan merasakan apa yang ada dalam masyarakat tersebut. Peneliti juga berusaha sedekat mungkin membangun rapport 31 dengan orang-orang yang terlibat dalam kegiatan sehari-hari di desa wisata. Peneliti turut serta di lapangan, misalnya ikut terlibat dalam kegiatan produksi hasil mangrove, penjualan ikan di tempat pelelangan ikan di dalam kawasan ekowisata, pengelolaan manajemen operasional dan lain-lain. 31 Rapport adalah hubungan antara peneliti dan informan yang sudah begitu dekat seolah tidak ada jarak antara keduanya

1.5.2 Teknik Wawancara

Teknik wawancara merupakan salah satu cara pengumpulan data dalam suatu penelitian. Wawancara interview dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi data dari informan dengan cara bertanya langsung dan bertatap muka face to face 32 Wawancara yang dilakukan peneliti adalah wawancara mendalam indept interview. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data secara akurat dan mendalam. Wawancara mendalam akan dilakukan terhadap beberapa informan kunci. Informan kunci merupakan orang yang dianggap penting yang tahu tentang pengelolaan ekowisata tersebut serta kepada pemangku kepentingan terhadap keberadaan tempat wisata tersebut. Adapun informan kunci tersebut meliputi Ketua Kelompok Muara Bambai, Manajer Unit Wisata serta Kepala Desa Sei Nagalawan. Adapun alasan peneliti menetapkan ketiga informan diatas menjadi informan kunci berkaitan dengan kedudukan strategis mereka dalam sistem pengelolaan ekowisata. Ketua Kelompok Muara Baimbai Bang Tris merupakan informan yang telah terlibat dalam pengembangan kawasan ekowisata sejak pertama kali mangrove mulai ditanam. Beliau merupakan orang yang terlibat dari awal proses penanaman hutan mangrove sampai menjadi kawasan ekowisata. Selain Bang Tris, saya juga menetapkan Ibu Jumiati sebagai informan kunci karena beliau menjabat sebagai Manajer Unit Wisata sehingga segala sesuatu yang berhubungan dengan pengelolaan ekowisata harus berkoordinasi dengan beliau. Selain itu, beliau juga merupakan salah satu wanita penggerak yang . 32 Bagong Suyanto Suninah, Metode Penelitian Sosial. Jakarta:Prenada Media. 2005. Hal:69 menggerakan masyarakat setempat untuk menanam mangrove saat kawasan pantai Sei Nagalawan dalam kondisi rusak. Informan kunci terakhir saya adalah pihak Kepala Desa yang diwakili oleh Sekretaris desa yang cukup mengetahui tentang Sei Nagalawan serta permasalahan didalamnya. Adapun penetapan informan ini mengaju pada pedoman metode etnografi James Spradley dimana terdapat lima syarat yang disarankan Spradley untuk memilih informan yang baik, yaitu: 1 enkulturasi penuh, 2 keterlibatan langsung, 3 suasana budaya yang tidak dikenal, 4 waktu yang cukup, 5 non- analitis 33

1.5.3 Analisis Data

Dokumen yang terkait

Kajian Strategi Pengembangan Ekowisata Mangrove di Pesisir Sei Nagalawan Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara

16 108 104

Kontestasi Masyarakat Nelayan (Studi etnografi Mengenai Polemik Dalam Pengelolaan Lahan Mangrove di Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

3 41 146

Kontestasi Masyarakat Nelayan (Studi etnografi Mengenai Polemik Dalam Pengelolaan Lahan Mangrove di Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 16

Kontestasi Masyarakat Nelayan (Studi etnografi Mengenai Polemik Dalam Pengelolaan Lahan Mangrove di Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 1

BAB II GAMBARAN UMUM SEI NAGALAWAN 2.1 Sekilas Tentang Desa Sei Nagalawan - Ekowisata Mangrove (Studi Etnografi Tentang Pengelolaan Ekowisata Mangrove Berbasis Masyarakat Di Kampoeng Nipah, Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Serdang Bedagai)

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Ekowisata Mangrove (Studi Etnografi Tentang Pengelolaan Ekowisata Mangrove Berbasis Masyarakat Di Kampoeng Nipah, Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Serdang Bedagai)

0 1 28

Ekowisata Mangrove (Studi Etnografi Tentang Pengelolaan Ekowisata Mangrove Berbasis Masyarakat Di Kampoeng Nipah, Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Serdang Bedagai)

1 1 17

Kajian Strategi Pengembangan Ekowisata Mangrove di Pesisir Sei Nagalawan Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara

0 1 16

Kajian Strategi Pengembangan Ekowisata Mangrove di Pesisir Sei Nagalawan Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara

0 1 13

KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA MANGROVE DI PESISIR SEI NAGALAWAN KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI SUMATERA UTARA

1 11 16