yang diambil di kawasan ekowisata dan kemudian mengundang tanya dan penasaran sesama pengguna instagram hingga akhirnya diwujudkan dengan
mendatangi ekowisata mangrove. Selain itu promosi juga dilakukan oleh bupati setempat manakala
melakukan kunjungan keluar daerah. Tidak segan-segan beliau mengenalkan lokasi ekowisata mangrove sebagai contoh pengembangan wisata yang
memberdayakan masyarakat pesisir. Walaupun tidak ada campur tangan pemerintah dalam pengembangan ekowisata namun dengan mempromosikan
ekowisata mangrove cukup membuat objek wisata ini semakin dikenal.
3.7.2 Segment Pasar Wisata Mangrove kampoeng Nipah
Kelompok Muara Baimbai sebagai kelompok pengelola ekowisata mangrove Kampoeng Nipah juga melakukan pemetaan khusus untuk pemasaran
produk wisata. Adapun segmentasi tersebut dikelompokkan sebagai berikut: 1.
Masyarakat lokal yang menginginkan wisata pedesaaan menjadi sasaran dengan melibatkan mereka dalam kegiatan keseharian nelayan.
2. Mereka yang ingin belajar mengenai ekosistem pesisir khususnya
mahasiswa-mahasiwa yang memiliki bidang studi mengenai lingkungan dan biologi.
3. Sekolah–sekolah menjadi sasaran dalam upaya mendorong para siswa atau
pelajar untuk mencintai dan menghargai lingkungan pesisir, promosi lingkungan pesisir kepada sekolah-sekolah diluar wilayah pesisir.
4. Perusahaan perusahan yang menginginkan kegiatan outbond dan sekaligus
untuk mempromosikan pentingnya lingkungan pesisir untuk di
promosikan di lingkungan perusahaan 5.
Wisatawan yang mengingkan informasi mengenai budaya masyarakat nelayan dan lingkungan pesisir.
Segmentasi pemasaran ekowisata mangrove Kampoeng Nipah dilakukan pada tahap awal perencanaan pengembangan ekowisata oleh Ketua Kelompok
Bang Tris beserta dengan seluruh anggota kelompok sehingga saat ini segmentasi tersebut mereka wujudkan dalam pengembangan ekowisata mangrove. Hasilnya
Ekowisata mangrove memang menjadi salah satu alternatif wisata yang banyak dipilih oleh anak sekolah, mahasiswa serta masyarakat umum yang ingin belajar
dan bermain dikawasan ekowisata mangrove Kampoeng Nipah.
3.7.3 Target dan Prediksi Pengunjung Wisata Mangrove Kampoeng Nipah
Sebagai salah satu destinasi wisata yang baru di kawasan pesisir Serdang Bedagai tentu pengembangan ekowisata mangrove ini memiliki banyak
persaingan untuk menarik minat wisatawan. Di Sei Nagalawan sendiri setidaknya ada beberapa lokasi wisata yang sudah di kenal luas seperti Pantai Klang, Pantai
ATP dan Pantai Tengah. Selain itu, pengelola juga harus siap bersaing dengan objek wisata yang sudah memiliki nama seperti misalnya Pantai Cermin Theme
Park. Kelompok Muara Baimbai akhirnya membuat target dan prediksi jumlah
pengunjung yang nantinya akan didukung oleh beberapa program yang akan ditawarkan serta strategi promosi yang harus dilakukan. Adapun target dan
prediksi dirinci sebagai berikut:
Dalam satu bulan, ada 800 orang wisatawan yang berkunjung untuk wisata
konservasi atau budaya dengan mengikuti bea masuk sesuai dengan Peraturan Daerah yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai.
Dari 800 orang tersebut, 5 40 orang diantaranya akan mengikuti jasa
homestay, 50 400 orang akan membeli berbagai produk olahan makanan dan minuman mangrove dan hasil nelayan, 3,7 30 orang anak
sekolah dan 1,3 10 orang mahasiswa akan mengikuti pendidikan konservasi lingkungan pesisir dan bersedia melakukan penanaman pohon
secara sukarela. 10 80 orang akan menggunakan jasa pemandu wisata, dan 20 160 orang pengunjung akan memanfaatkan jasa menikmanti
suasana hutan mengrove dengan perahu, dan 10 80 orang pengunjung akan menikmati outbond di sekitar hutan mangrove
3.7.4 Pembentukan Kelompok Sadar Wisata