74 sebagai kelas yang digunakan untuk mengambil data yang nantinya akan
dipergunakan untuk menghitung kevalidan dan kereliabelan instrumen penelitian karena kelas ini bukan merupakan kelas yang akan diberikan
treatment
seperti kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Soal
pretest
dan
posttest
diujikan kepada siswa kelas VIIB pada hari Sabtu tanggal 23 Maret 2013. Soal dikerjakan selama 30 menit dengan diawasi oleh
guru mata pelajaran TIK dan peneliti. Soal
pretest
dan
posttest
merupakan soal yang sama dan digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh sebuah
treatment
perlakuan terhadap hasil belajar siswa.
Treatment
perlakuan yang diberikan oleh peneliti berupa penggunaan media dan metode yang berbeda. Soal
ini diujikan sebelum diberikan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen kemudian dihitung validitas dan reliabilitasnya. Hasil yang diperoleh soal ini
harus validsahih dan reliabel dapat dipercaya sehingga soal ini dapat digunakan untuk penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Adapun hasil pengujian
validitas dan reliabilitas dapat dijelaskan berikut ini.
a. Uji Validitas
Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi
Pearson Product Moment
. Dalam penelitian ini, terdapat 20 butir pertanyaan pada soal. Berdasarkan kriteria pengambilan kesimpulan dalam uji
validitas, jika 20 butir pertanyaan yang nilai korelasinya lebih besar daripada r- tabelnya pada taraf signifikansi 5 dapat dikatakan valid. Hal ini berarti butir-
butir pertanyaan 1-20 tersebut dapat dikatakan sahih atau valid. Berikut ini merupakan hasil kesimpulan perhitungan uji validitas soal.
75 Tabel 5.
Case Processing Summary
N Cases
Valid 32
100.0 Excluded
a
.0 Total
32 100.0
Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa 20 butir pertanyaan
dalam soal
pretest
dan
posttest
dapat dikatakan sahih atau valid dengan total nilai validitas 100 dan jumlah responden sebanyak 32 orang. Berdasarkan hasil
perhitungan uji validitas dengan teknik korelasi
Pearson Product Moment
, tidak ditemukan butir pertanyaan yang gugur atau tidak valid. Penghitungan uji
validitas butir soal selengkapnya dapat dilihat pada lampiran halaman 144,145 dan 150.
b. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Spearman Brown, yang merupakan rumus untuk menguji reliabilitas sebuah instrumen
penelitian dengan teknik belah dua. Pada pengujian reliabilitas ini, skor pada setiap item dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu kelompok skor item atas 1-
10 dan bawah 11-20. Selanjutnya dicari koefesien korelasi antara dua kelompok
item-item
tersebut. Hasil perhitungan dengan rumus Spearman Brown yang diperoleh menunjukkan tingkat reliabilitas internal instrumen penelitian tersebut.
Kategori tingkat reliabilitas internal r
i
instrumen penelitian yang dikemukakan oleh J.P. Guilford 1956, h. 145:
a. Jika 0,80 r
i
≤ 1,00 maka reliabilitas sangat tinggi
b. Jika 0,60 r
i
≤ 0,80 maka reliabilitas tinggi
c. Jika 0,40 r
i
≤ 0,60 maka reliabilitas sedang
76 d.
Jika 0,20 r
i
≤ 0,40 maka reliabilitas rendah
e. Jika r
i
≤ 0,20 maka reliabilitas sangat rendah
Suherman, 1990, h. 177 Tabel 6. Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics Correlation Between Forms
0.757 Spearman-Brown Coefficient
Equal Length 0.862
Dari hasil uji reliabilitas dapat dilihat bahwa nilai r
b
korelasi
product moment
antara belahan pertama dan kedua = 0,757 dan nilai r
i
reliabilitas internal seluruh instrumen = 0,862. Nilai r
i
sebesar 0,862 termasuk dalam kategori reliabilitas sangat tinggi sesuai dengan kategori reliabilitas instrumen
penelitian yang telah dikemukakan oleh J.P Guilford. Ini berarti instrumen soal
pretest
dan
posttest
tersebut sangat reliabel sangat dapat dipercaya. Penghitungan uji reliabilitas soal selengkapnya dapat dilihat pada lampiran
halaman 148-149. Untuk instrumen tertentu seperti tes prestasi belajar ditambah lagi dengan
dua syarat lain, yaitu daya pembeda dan tingkat kesukaran soal. Oleh karena itu, instrument tes ini juga dihitung tingkat kesukaran soal untuk melihat butir soal
yang memiliki tingkat kesukaran rendah, sedang, atau tinggi. Dan juga analisis penghitungan daya beda untuk mengukur sejauh mana suatu butir soal tes mampu
membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang kurang atau belum menguasai kompetensi berdasarkan kriteria
tertentu. Penghitungan tingkat kesukaran dan daya beda selengkapnya dapat dilihat pada lampiran halaman 146,147 dan 150.
77
2. Deskripsi Hasil Penelitian