Pengertian Respon Siswa Indikator

37 Persamaan Dasar Akuntansi. Perbedaannya adalah bentuk ukuran komik pada penelitian yang dilakukan Indriana Mei Listiyani adalah ukuran komik biasa yaitu ukuran A5, sedangkan ukuran komik pada penelitian ini adalah ukuran buku saku yaitu ukuran A6 dan penelitian Indriana Mei Listiyani dilaksanakan di SMA sedangkan penelitian ini dilakukan di SMK. 3. Uji Siti Barokah 2014 dalam penelitian yang berjudul “Pengembangan Komik Digital Berbasis Nilai Karakter Sebagai Media Pembelajaran Akuntansi pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Untuk SMA Kelas XI”. Hasil dari penelitian tersebut berdasarkan data kuesioner kemudian dianalisis pada setiap aspek, aspek pembelajaran memperoleh skor rata-rata 1,00, yang artinya media juga dikatakan sangat layak dari aspek pembelajaran. Hasil skor rata-rata pada aspek tampilan adalah 0,75 sehingga termasuk kategori layak. Aspek bahasa mendapatkan skor rata-rata 0,93 sehingga temasuk kategori sangat layak. Aspek grafika mendapatkan skor 0,97 sehingga termasik kategori sangat layak, termasuk kategori sangat layak. Sedangkan untuk skor rata-rata adalah 0,92 skor sehingga media dikatakan memperoleh respon yang sangat layak. Secara rata-rata semua aspek nilai karakter mengalami penguatan yaitu aspek nilai karakter jujur menguat 13,33 , aspek nilai karakter mandiri menguat 26,00 , aspek disiplin menguat 10,00, aspek kreatif menguat 22,67 dan aspek kerja keras menguat 36,00. 38 Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Uji Siti Barokah dengan penelitian ini adalah jenis media yang dikembangkan yaitu sama-sama berjenis media pembelajaran akuntansi dengan studi kasus perusahaan jasa. Perbedaannya adalah bentuk komik pada penelitian yang dilakukan Uji Siti Barokah adalah komik digital yaitu ukuran A5, sedangkan ukuran komik pada penelitian ini adalah ukuran buku saku yaitu ukuran A6. Perbedaan yang lain adalah penelitian Uji Siti Barokah dilaksanakan di SMA sedangkan penelitian ini dilakukan di SMK.

C. Kerangka Pikir

Proses Pembelajaran di SMK Negeri 1 Tempel masih menggunakan metode ceramah dan konvensional sehingga siswa merasa bosan dan menggalihkan kebosanan dengan membuat gaduh, bercermin, memainkan gadget, berdiskusi sendiri dengan temannya, dan tidak memperhatikan guru yang sedang mengajar. Sarana dan prasarana di SMK Negeri 1 Tempel berupa jaringan internet sekolah masih sangat terbatas dan sulit dimanfaatkan oleh siswa untuk kepentingan proses belajar dan guru dalam proses mengajar dikarenakan masih lemah jaringan internet dalam sekolah tersebut. Terbatasnya ruang komputer dan ketersediaan komputer yang dimiliki sekolah juga dirasa mengganggu guru dan siswa dalam pemanfaatan sarana dan prasarana dalam proses pembelajaran. Salah satu cara untuk mengatasi adanya fenomena di atas yaitu dengan melibatkan media pembelajaran yang menyenangkan, menarik dan