maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar
5. berbentuk usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk
koperasi. Oleh karena Industri Kecil tergolong dalam batasan Usaha Kecil menurut
Undang-undang No. 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil, maka batasan Industri Kecil didefinisikan sebagai berikut : “Industri Kecil adalah kegiatan
ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah-tangga maupun suatu badan, bertujuan untuk memproduksi barang ataupun jasa untuk
diperniagakan secara komersial, yang mempunyai kekayaan bersih paling banyak Rp.200 juta, dan mempunyai nilai penjualan per tahun sebesar Rp.1
milyar atau kurang.”
2.1.4. Prospek Pemasaran
Masu’ud menyatakan prospek adalah gambaran mengenai masa depan. Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk
dengan pihak lain Kotler.2002. Prospek pemasaran adalah gambaran peluang untuk menawarkan suatu produk dimasa akan datang. Analisis
prospek pemasaran melihat faktor-faktor yang dapat memberikan potensi penyerapan produk terhadap jumlah produk, jumlah dan penyebaran
penduduk atau industri, jumlah tempat penjualan, jumlah potensi lokal pengguna produk dan data pendukung lainnya yang diperlukan. Tujuannya
adalah untuk mengetahui tingkat prospek pemasaran produk dan apakah usaha tersebut layak untuk dijalankan.
2.1.5. Riset Aksi Partisipatif Participatory Action Research PAR
Penelitian Aksi merupakan “penelitian sistematis yang dilaksanakan bersama kolektif, saling bekerjasama kolaboratif, merupakan refleksi
diri, bersifat kritis dan dilaksanakan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian tersebut” McCutcheon and Jung 1990 dalam CIFOR 2004.
Penelitian aksi partisipatif memiliki dasar filosofis ilmu-ilmu kritis dengan permasalahan yang dinyatakan dalam sebuah situasi berdasarkan nilai-nilai
yang telah diklarifikasi. Dalam pertemuan negara dunia ketiga mengenai penelitian
partisipatif, disusun 16 prinsip Penelitian Aksi Partisipatif McTaggart 1989
dalam CIFOR 2004, yaitu : 1 Sebuah pendekatan untuk memperbaiki praktek sosial dengan jalan merubahnya; 2 bergantung pada partisipasi
nyata; 3 kolaboratif; 4 membangun komunitas dengan sikap kritis-diri; 5 sebuah proses belajar yang sistematis; 6 melibatkan orang-orang dalam
membangun teori mengenai praktek sosial mereka sendiri; 7 mengajak orang-orang menempatkan praktek, ide-ide dan asumsi mereka mengenai
institusi untuk diuji; 8 melibatkan pembuatan catatan; 9 mengajak partisipan memahami pengalaman mereka sendiri secara obyektif; 10
sebuah proses politik; 11 melibatkan pembuatan analisis kritis; 12 dimulai dengan hal yang kecil; 13 dimulai dengan siklus kecil; 14 dimulai
dengan kelompok kecil; 15 memperbolehkan dan mengharuskan partisipan membuat catatan; 16 memperbolehkan dan mengharuskan partisipan
memberikan sebuah alasan yang memberi justifikasi kerja sosial pendidikan mereka kepada yang lain.
Yang menjadi tujuan dasar dalam penelitian aksi partisipatif adalah menyingkap dan memahami apa yang membatasi keadilan dan mendukung
hegemoni untuk membebaskan individu dari kesadaran yang tidak benar dan merubah praktek sosial agar lebih adil. PAR berguna sebagai
pemberdayaan terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian, kerjasama yang dilakukan secara partisipasi tiap pihak, masing-masing
pihak memperoleh pengetahuan, dan terjadi perubahan sosial. Untuk mencapai tujuan tersebut peneliti dapat menggunakan siklus penelitian aksi
yang secara bertahap yaitu: perencanaan, aksi, pengamatan dan refleksi Zuber-Sker rit 1991 dalam CIFOR 2004 yang biasa disebut siklus PAR.
Gambar 1. Siklus PAR
Penelitian Aksi Partisipatif digunakan untuk memberdayakan masyarakat dengan memfasilitasi mereka untuk memecahkan masalah
secara partisipasi. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat mengerti dan dengan pendekatan evaluasi menggunakan Focus Group Discusion
masyarakat dapat memperoleh pemecahan masalah berasal dari masyarakat sendiri. Tugas fasilitator memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
membantu masyarakat memikirkan mengapa dan bagaimana seharusnya terjadi dan mengarahkan jalannya diskusi.
Narayan 1996 membedakan waktu penggunaan pendekatan konvensional dengan pendekatan partisipati. Pendekatan konvensional
digunakan pada saat data yang dibutuhkan kebanyakan kuantitatif, saat aksi tidak lanjut tidak jelas, isu yang ditujukan tidak sensitif. Pendekatan
konvensional juga digunakan saat maksud penelitian tidak memasukan keterlibatan komunitas dalam program, dan jika waktu dan sumber
memaksa dengan serius. Sedangkan penggunaan pendekatan partisipasi dilakukan untuk mengadakan hubungan dan komitmen untuk menggunakan
hasil penelitian. Digunakan jika ketertarikan dan keterlibatan masyarakat berpusat pada penerimaan tujuan program serta saat informasi yang
didapat kompleks atau sensitif. Jika isu utama tidak dapat dikenali atau relatif tidak dapat didefinisikan.
2.1.6. Penelitian Terdahulu