usaha kecil menegah. Perkiraan potensi pasar yang dijadikan potensi permintaan tepung ubi jalar pada industri kecil di wilayah Bogor oleh KTH
adalah sekitar 35-42 ton perbulannya. Dengan penyerapan pasar pada berbagai industri kecil pengolahan pangan di wilayah Bogor.
5.3. Prospek Tepung Ubi Jalar
Tepung ubi jalar sebagai tepung substitusi tepung terigu memiliki peluang yang cukup besar untuk memasuki pasar tepung Indonesia. Aspek
produksi, aspek organisasi dan aspek pemasaran menginformasikan peluang untuk mengembangkan tepung ubi jalar. Penyampaian informasi atau
edukasi tepung ubi jalar kepada industri dan konsumen akhir juga dibutuhkan guna menunjang pemasaran tepung ubi jalar.
5.3.1 Informasi Tepung Ubi Jalar Di Industri
Informasi mengenai manfaat ubi jalar maupun mengenai pengolahan ubi jalar di kalangan masyarakat dan industri kecil terbilang cukup kecil.
Sampai saat ini masih banyak masyarakat yang menganggap bahwa ubi jalar adalah makanan untuk kalangan menengah kebawah. Begitupula
dengan pengolahan ubi jalar yang masih belum beragam selain di goreng, rebus, atau dijadikan bahan untuk pembuatan kolak. Informasi mengenai
ubi jalar yang dapat dijadikan tepung dan mampu mensubstitusi tepung terigu serta manfaat yang dapat diperoleh dari tepung ubi jalarnya sendiri
masih kurang diterima oleh masyarakat. Terlebih lagi keberadaan tepung ubi jalar yang terbilang sedikit di pasaran karena belum banyak industri
yang mengelolanya menjadikan penggunaan tepung ubi jalar sedikit. Pemanfaatan tepung ubi jalar di Indonesia khususnya Bogor
terbilang kecil. Perusahaan yang pernah mendengar mengenai tepung ubi jalar hanya 26 dari sumber infor masi atau 5 perusahaanTabel 11.
Tabel 11. Penyampaian informasi tepung ubi jalar kepada industri
Penyampaian Informasi Tepung Ubi Jalar Sebelumnya
Persentase Perusahaan
Sumber
Pernah dengar informasi tepung ubi jalar
26 1.Dinas perindustrian.
2.SPAT 3.Produsen tepung ubi
jalar Tidak pernah dengar informasi
tepung ubi jalar 74 -
Sumber: Hasil wawancara dengan perusahaan sumber informasi Informasi mengenai tepung ubi jalar tersebut diperoleh dari dinas
perindustrian selaku pihak pemerintah yang mencoba mengenalkan kepada industri mengenai tepung ubi jalar. Namun, informasi yang diberikan oleh
dinas perindustrian kurang merata karena dari 19 perusahaan yang dijadikan sumber infor masi hanya 5 perusahaan yang pernah mendengar
informasi tepung ubi jalar dari dinas perindustrian. Sentra Pengembangan Agribisnis Terpadu SPAT merupakan salah satu pusat agribisnis yang
memproduksi tepung ubi jalar di Malang. Informasi mengenai tepung ubi jalar dan produk-produk olahannya di dapat salah satu perusahaan dari
kunjungan yang dilakukan ke SPAT-Malang. Selain itu, terdapat produsen penghasil tepung ubi jalar lain di Indonesia diantaranya CV. Kaki Patani di
Kuningan dengan merek Sari Kamuning serta PT. Bogasari Flour Mills yang pernah mengeluarkan produk tepung ubi jalar bermerek Sari Umbi.
Informasi mengenai keberadaan tepung ubi jalar pernah diberikan oleh perusahaan-perusahaan ini kepada beberapa industri, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Bogasari melalui programnya dalam pengenalan produk dan resep bersama UKM-UKM, serta CV. Kaki Patani melalui
kegiatan atau pameran yang diikuti seperti food and beverage yang diselenggarakan di Jakarta. Kegiatan promosi lain yang sedang digencarkan
oleh CV. Kaki Patani, adalah melalui internet dan kunjungan langsung ke industri pengolahan pangan berbahan baku tepung.
Diantara 26 perusahaan yang dijadikan sumber informasi dan pernah mendengar informasi tepung ubi jalar, hanya 8 diantaranya yang
pernah melakukan percobaan. Tepung ubi jalar tersebut diolah menjadi cheese stick dan kolak biji salak oleh sumber informasi tersebut. Cheese stick
yang dihasilkan dari tepung ubi jalar memiliki hasil yang memuaskan karena menghasilkan produk yang renyah. Sedangkan untuk kolak biji salak
memiliki hasil yang kurang bagus karena menimbulkan aroma atau bau yang sedikit menyengat jika dibandingkan dengan menggunakan ubi jalar
segar.
Tepung ubi jalar dapat berkembang dengan baik jika fungsi-fungsi produksi, pemasaran, serta penelitian dan pengembangan dapat berjalan
secara selaras. Pemerintah selaku pemegang kebijakan juga cukup berperan dalam pengembangan tepung ubi jalar. Ubi jalar merupakan salah satu
sumberdaya lokal yang memiliki banyak manfaat dan mudah ditanam di hampir seluruh wilayah di Indonesia. Pengembangan pemanfaatan ubi jalar
selaku pangan penghasil karbohidrat diharapkan dapat membantu mewujudkan ketahanan pangan Indonesia. Diharapkan setiap rumah tangga
memiliki ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup, mutu dan gizi yang layak dan aman untuk dikonsumsi. Dengan melakukan diversifikasi pangan,
akan membantu mengatasi ketergantungan konsumsi pangan beras yang akan mempengaruhi jumlah kebutuhan atau permintaan terhadap beras.
Hal ini dapat berpengaruh pada kebijakan import beras dari luar negri. Dengan mengurangi import beras akan membantu para petani karena beras
import yang dijual cenderung memiliki harga yang lebih murah, hal ini membuat petani harus menekan harga gabahnya agar dapat bersaing
dengan produk import. Selain membantu para petani, mengurangi import dapat menghemat devisa negara. Program diversifikasi pangan dengan
mengenalkan makanan alternatif selain nasi beras sedang dilaksanakan, yaitu dengan mengenalkan produk-produk berbahan baku tepung terutama
dalam bentuk mie. Namun sayangnya bahan baku pembuatan tepung, terutama tepung terigu, merupakan produk impor karena gandum sebagai
bahan baku terigu tidak dapat ditanam bebas di seluruh wilayah Indonesia. Dengan mengembangkan tepung ubi jalar sebagai substitusi tepung terigu
diharapkan dapat mengurangi jumlah kebutuhan tepung terigu, sehingga dapat mengurangi jumlah import gandum.
Pengembangan tepung ubi jalar yang berasal dari sumberdaya lokal dapat mensubstitusi tepung terigu dapat dijadikan sebagai salah satu upaya
pengurangan import gandum dari luar negri. Informasi mengenai tepung ubi jalar masih kurang dimiliki oleh masyarakat, sehingga perlu adanya
kerjasama industri tepung ubi jalar yang telah berdiri dan akan berdiri, industri pangan, serta pemerintah untuk melakukan sosialisasi atau
pengenalan. Selain itu pengenalan akan manfaat diberikan oleh tepung ubi jalar juga harus diberikan untuk menaikan nilai ubi jalar.
5.3.2. Aspek Produksi