Analisa Petik dan Analisa Pucuk Penggilingan dan Fermentasi.

pucuk layu dan data tersebut dicatat dalam buku pengeringan. Kadar air bubuk teh 2,5 – 3,5 persen. Pengujian lainnya adalah berat jenis bubuk, pengukuran dilakukan dengan alat Tea Densimeter. Bubuk teh ditimbang 2,5 gram lalu dimasukkan kedalam gelas ukur Tea Densimeter dan alat diset sejumlah 20 kali ketukan kemudian ditekan tombol On. Kemudian permukaan bubuk diratakan dan dilihat volumenya, selanjutnya dibandingkan dengan Standar Mutu Densitas Teh Hitam CTC SMDTH CTC.

f. S o r t a s i

Sortasi bertujuan untuk memisahkan jenis teh yang dihasilkan berdasarkan ukuran partikel, berat jenis dan kandungan serattulang, sehingga diperoleh partikel bubuk teh yang seragam sesuai dengan standar yang diinginkan pelanggan atau pasar. Lama waktu yang dibutuhkan antara 1 – 2 jam. Ruangan sortasi bersuhu 20 C – 25º C dan pada kelembaban 50 - 60 persen agar tidak terjadi penurunan mutu bubuk teh kering karena sifatnya yang Hidrocopis mudah menyerap air. Proses sortasi teh hitam CTC dibagi menjadi dua jalur, yaitu jalur A Halus dan jalur B kasar. Tujuannya untuk memproses ulang teh yang tidak memenuhi syarat mutu pada jalur A dan diulang pada jalur B. Bubuk teh dari pengeringan masuk ke Mesin Midle Tone untuk memisahkan teh kasar dan halus. Bagian yang kasar masuk ke Mesin Mini Crusher B dan bagian halus masuk ke Mesin Vibro Blank A. Vibro Blank berfungsi untuk memisahkan daun dan serat, bagian yang berwarna hitam dari daun, sedangkan coklat dari batang. Bagian yang lolos masuk ke Mesin Vibro Mesh yang berfungsi untuk memisahkan daun dan serta jenisnya. Setelah itu masing-masing jenis teh dimasukkan ke Mesin Chotta Sifter Conveyor untuk meratakan ukuran. Untuk memisahkan teh berdasarkan berat jenis dan debu teh dimasukkan ke Mesin Suction Winower. Pada suction winower terdapat empat keluaran bubuk teh, pintu satu dan dua berukuran berat, sedangkan pintu tiga dan empat berukuran ringan. Untuk memastikan teh bersih dari serat setelah keluar dari suction winower teh masuk ke Mesin Vibrek, lalu ditimbang kemudian disimpan di Peti Miring sampai mencukupi untuk pengepakan.

g. Pengepakan.

Pengepakan bertujuan untuk melindungi produk dari kerusakan, memudahkan transportasi, penyimpanan, kemasan dalam jumlah jenis tertentu dan pemasaran. Pengepakan merupakan akhir proses pekerjaan di pabrik sebelum barang tersebut dikirim ke pembeli. Teh akan dikemas apabila telah mencukupi untuk dibuat satu Chop ekspor dan satu KB lokal. Jenis teh yang akan dikemas dikeluarkan dari peti miring melalui conveyor ke Tea Bulker. Tea Bulker berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sebelum pengepakan. Jika persediaan teh dalam Tea Bulker mencukupi, maka dilakukan pengepakan dengan mengeluarkan bubuk teh melalui corong pengeluaran. Bubuk teh dikemas dalam Paper Sack yang beratnya 0,7 Kg dilapisi dengan fail untuk mencegah kenaikan kadar air dalam teh kering. Bubuk teh di kemas sambil ditimbang kemudian dipadatkan menggunakan tea bag packer selama 15 detik. Kemudian dipadatkan press menggunakan bag shaver , sehingga ketebalannya menjadi sekitar 20 cm. Waktu yang dibutuhkan pada proses pengemasan sekitar 2 dua jam tiap kali produksi. Mutu produk dijaga oleh badan pengawas mutu di setiap urutan proses pengolahan. Produksi yang dilakukan PTPN VIII Gunung Mas tidak menggunakan bahan baku penolong. Kendala yang dihadapi oleh PTPN VIII Gunung Mas dalam melakukan proses produksi adalah cuaca dan alat atau mesin produksi. Cuaca mempengaruhi lamanya proses pelayuan sehingga akan mempengaruhi lamanya proses pengolahan. Usaha yang dilakukan adalah dengan memaksimalkan fungsi mesin Withering Trough agar kualitas pucuk yang dilayukan sesuai dengan yang diharapkan. Kendala kedua yaitu alat atau mesin yang kondisinya tidak selalu baik. Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kendala ini adalah dengan melakukan perawatan mesin secara teratur yang dikelola oleh bagian teknik. Selain itu, dilakukan pengarahan kepada para