Penerimaan Pucuk Segar Pembeberan dan Pelayuan

basah hasil penggilingan dihamparkan diatas meja FU yang bergerak perlahan hingga mencapai ruang pengeringan. Tujuan proses ini yaitu untuk mendapatkan bubuk teh basah yang berwarna coklat tua dan harum baunya akibat aktivitas Enzim Polifenol Aoksidase. Pada proses penggilingan dilakukan uji mutu, yang disebut Green Dhool Testing terhadap bubuk teh yang keluar dari mesin CTC menuju ke FU. Pengujian ini dilakukan pada tiap seri yang dilaksanakan tergantung pada kondisi kematangan bubuk dan kebutuhan dalam penentuan waktu atau jadwal Oksidasi Enzimatis. e. Pengeringan Pengeringan bertujuan untuk menghentikan proses oksidasi enzimatis dan mengeringkan teh agar dapat tahan disimpan lama. Pengeringan dilakukan dengan Mesin Fluid Bed Dryer FBD dengan sumber panas pada Mesin Heat Exchanger HE. Pengeringan dilakukan selama 13 – 18 menit. Kadar air bubuk yang keluar dari FBD antara 2,5 – 3,5 persen. Sebelum proses pengeringan mesin harus dipanaskan dahulu 10 – 20 menit dengan udara panas. Kematangan bubuk teh yang keluar dari mesin FBD diperiksa secara inderawi dilihat, diraba, dicium dan non inderawi pengujian dengan alat. Pengujian mutu inner quality dilakukan untuk penilaian penampakkan air seduhan aroma, rasa dan warna air. Pengujian dilakukan dengan cara menimbang 5,6 gram bubuk teh lalu dimasukkan kedalam cangkir seduhan, dituangkan air mendidih 96 dan ditutup selama lima sampai enam menit, kemudian air seduhan tersebut dituangkan ke dalam mangkok seduhan. Penilaian aroma dilakukan dengan cara menghirup udara seduhan teh dengan membuka sedikit tutupnya. Penilaian rasa dilakukan dengan cara mencicipi air seduhan yang ada dalam mangkok. Penilaian warna air dilakukan dengan cara mengamati air seduhan dalam mangkok. Pengukuran kadar air bubuk teh dilakukan dengan alat Sartorius yang caranya hampir sama dengan pengukuran kadar air pucuk layu dan data tersebut dicatat dalam buku pengeringan. Kadar air bubuk teh 2,5 – 3,5 persen. Pengujian lainnya adalah berat jenis bubuk, pengukuran dilakukan dengan alat Tea Densimeter. Bubuk teh ditimbang 2,5 gram lalu dimasukkan kedalam gelas ukur Tea Densimeter dan alat diset sejumlah 20 kali ketukan kemudian ditekan tombol On. Kemudian permukaan bubuk diratakan dan dilihat volumenya, selanjutnya dibandingkan dengan Standar Mutu Densitas Teh Hitam CTC SMDTH CTC.

f. S o r t a s i

Sortasi bertujuan untuk memisahkan jenis teh yang dihasilkan berdasarkan ukuran partikel, berat jenis dan kandungan serattulang, sehingga diperoleh partikel bubuk teh yang seragam sesuai dengan standar yang diinginkan pelanggan atau pasar. Lama waktu yang dibutuhkan antara 1 – 2 jam. Ruangan sortasi bersuhu 20 C – 25º C dan pada kelembaban 50 - 60 persen agar tidak terjadi penurunan mutu bubuk teh kering karena sifatnya yang Hidrocopis mudah menyerap air. Proses sortasi teh hitam CTC dibagi menjadi dua jalur, yaitu jalur A Halus dan jalur B kasar. Tujuannya untuk memproses ulang teh yang tidak memenuhi syarat mutu pada jalur A dan diulang pada jalur B. Bubuk teh dari pengeringan masuk ke Mesin Midle Tone untuk memisahkan teh kasar dan halus. Bagian yang kasar masuk ke Mesin Mini Crusher B dan bagian halus masuk ke Mesin Vibro Blank A. Vibro Blank berfungsi untuk memisahkan daun dan serat, bagian yang berwarna hitam dari daun, sedangkan coklat dari batang. Bagian yang lolos masuk ke Mesin Vibro Mesh yang berfungsi untuk memisahkan daun dan serta jenisnya. Setelah itu masing-masing jenis teh dimasukkan ke Mesin Chotta Sifter Conveyor untuk meratakan ukuran. Untuk memisahkan teh berdasarkan berat jenis dan debu teh dimasukkan ke Mesin Suction Winower. Pada suction winower terdapat empat keluaran bubuk teh, pintu satu dan dua berukuran berat, sedangkan pintu tiga