Proses Pengolahan Pabrik Pengolahan

Urutan proses pengolahan teh hitam CTC di PTPN VIII Gunung Mas dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Proses pengolahan teh hitam CTC No Proses Pengolahan Kegiatan Mesin yang digunakan Tujuan 1. Penerimaan pucuk teh Menerima pucuk teh dari pemasok teh - Mengetahui kualitas dan kuantitas pucuk teh yang akan diolah 2. a. Pembeberan b. Pelayuan a. Membeberkan pucuk teh b. Melayukan pucuk teh Withering Through WT a. Memecahkan gumpalan pucuk teh b. Mengurangi kadar air pucuk teh 3. Analisis petik dan pucuk Mengamati pucuk teh yang akan diolah - Mengetahui kelayakan pucuk teh 4. Penggilingan dan fermentasi a. Pemisahan pucuk teh dari material lain seperti ulat dan krikil b. Proses penggilingan pertama dengan ukuran 1 cm c. Menghancurkan lebih halus d. Proses fermentasi e. Uji hasil a. Grean Leaf Shifter GLS b. Barbora leaf Conditioner BLC c. Crushing Tearing Curling CTC d. Fermenting Unit FU a. Menghancurkan sel-sel daun b. Memberi kesempatan terjadinya reaksi enzimatis c. Proses Crushing Tearing Curling CTC 5. Pengeringan a. Mengeringkan teh yang telah digiling b. Uji hasil a. Fluid Bed Dryer FBD b. Head Exchanger HE Menghentikan oksidasi enzimatis agar teh dapat disimpan lebih lama 6. Sortasi Memisahkan teh yang telah digiling berdasarkan ukuran a. Midle Tone MT yang terdiri dari Mini Crusher dan Vibro Black b. Chotta Sifter Conveyor CSC c. Suction Winower SW d. Vibrek Memisahkan bubuk teh yang dihasilkan berdasarkan ukuran partikel, berat jenis, dan kandungan serattulang 7. Pengepakan Mengemas produk yang telah dihasilkan Conveyor Tea Bulker CTB Melindungi produk dari kerusakan, memudahkan transportasi, penyimpanan dan pemasaran. Proses pengolahan teh hitam tersebut diuraikan berikut :

a. Penerimaan Pucuk Segar

Tujuannya adalah untuk mengetahui kuantitas dan kualitas pucuk yang akan diolah, serta menjamin dan memastikan bahwa pucuk teh bisa dilayukan sehingga siap untuk digiling. Penerimaan pucuk teh ini membutuhkan waktu selama 1 - 2 jam dalam sehari.

b. Pembeberan dan Pelayuan

Pembeberan bertujuan untuk memecahkan gumpalan pucuk teh untuk memudahkan sirkulasi udara. Lama waktu yang dibutuhkan 10-24 jam. Pembeberan dilakukan dengan cara menurunkan pucuk dari Monorail alat pengangkut container dan dibeberkan pada Mesin Withering Trough WT. Sebelum pucuk disimpan pada mesin WT, udara segar telah dialirkan terlebih dahulu. Isi setiap mesin WT 20–30 kgm² dengan ketinggian beberan 30–40 cm. Pelayuan bertujuan untuk mengurangi kadar air pucuk segar sehingga didapatkan kadar air 68 – 74 persen dan memudahkan dalam proses penggilingan serta fermentasi. Untuk mendapatkan kelayuan yang seragam dan sempurna dilakukan pembalikan satu sampai dua kali atau sesuai kebutuhan. Pembalikan bertujuan untuk meratakan pelayuan antara pucuk bagian bawah dengan bagian atas. Lama pelayuan antara 10 – 24 jam tergantung keadaan pucuk dan cuaca. Sebelum pucuk teh digiling, dilakukan pengujian kadar air pucuk layu dengan cara mengambil contoh pucuk yang telah dibalik sebanyak 1 satu kg yang diambil dari masing-masing bagian Withering Trough lalu diaduk rata dan diambil sebanyak 10 gram. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat ukur Sartorius yang dilakukan oleh Mandor pelayuan atau petugas uji mutu dan hasil pengujian dicatat dalam buku pelayuan. Pucuk teh siap digiling apabila kadar air berkisar antara 68 – 74 persen dan kerataan layuan 90 persen. Kerataan kelayuan pucuk pada Withering Trough diketahui dengan melakukan analisa kerataan layuan dengan cara mengambil pucuk layu secara acak sebanyak 1 satu kg lalu diaduk dan diambil contoh 500 gram. Pucuk layu dengan pucuk kurang layu dipisah lalu masing-masing ditimbang dan dihitung persentasenya. Hasil analisa dicatat pada buku pelayuan. Pucuk dengan kadar air dan tingkat kelayuan yang sesuai siap untuk digiling.

c. Analisa Petik dan Analisa Pucuk

Analisa Petik dan Pucuk bertujuan untuk mengetahui berapa analisa pucuk yang memenuhi syarat. Analisa Petik dilakukan dengan cara mengambil pucuk yang telah dibeberkan pada Withering Trough masing-masing bagian satu titik lalu aduk rata kemudian ditimbang +- 100 gram dan berlangsung selama 1 satu jam.

d. Penggilingan dan Fermentasi.

Penggilingan dan fermentasi bertujuan untuk menghancurkan pucuk teh layu menjadi partikel kecil, sehingga mempunyai cita rasa yang diinginkan dalam kondisi yang terkendali, sesuai standar dan bebas kontaminasi. Penggilingan pucuk layu dilakukan sesuai dengan nomor girik urutan turun giling. Pucuk layu masuk ke mesin Green Leaf Shifter GLS dipisahkan dari material yang tidak diinginkan seperti ulat dan kerikil. Kemudian masuk ke Mesin Barbora Leaf Conditioner BLC yang tujuannya untuk memudahkan dalam proses selanjutnya, dimana pada proses ini pucuk layu dipecah-pecah dengan ukuran kasar 1 cm. Kemudian masuk ke Mesin Triplek Crushing Tearing Curling CTC melalui conveyor yang telah dahulu diratakan dengan speader. Pada mesin CTC bubuk basah digiling melalui tiga tahap, yaitu CTC I , CTC II, CTC III yang dibedakan berdasarkan ukuran gigi dan celah antar pasangan Roll-nya. Butiran teh kemudian masuk ke Mesin Fermenting Unit FU yang diratakan oleh speader. Pada proses fermentasi ini bubuk halus basah hasil penggilingan dihamparkan diatas meja FU yang bergerak perlahan hingga mencapai ruang pengeringan. Tujuan proses ini yaitu untuk mendapatkan bubuk teh basah yang berwarna coklat tua dan harum baunya akibat aktivitas Enzim Polifenol Aoksidase. Pada proses penggilingan dilakukan uji mutu, yang disebut Green Dhool Testing terhadap bubuk teh yang keluar dari mesin CTC menuju ke FU. Pengujian ini dilakukan pada tiap seri yang dilaksanakan tergantung pada kondisi kematangan bubuk dan kebutuhan dalam penentuan waktu atau jadwal Oksidasi Enzimatis. e. Pengeringan Pengeringan bertujuan untuk menghentikan proses oksidasi enzimatis dan mengeringkan teh agar dapat tahan disimpan lama. Pengeringan dilakukan dengan Mesin Fluid Bed Dryer FBD dengan sumber panas pada Mesin Heat Exchanger HE. Pengeringan dilakukan selama 13 – 18 menit. Kadar air bubuk yang keluar dari FBD antara 2,5 – 3,5 persen. Sebelum proses pengeringan mesin harus dipanaskan dahulu 10 – 20 menit dengan udara panas. Kematangan bubuk teh yang keluar dari mesin FBD diperiksa secara inderawi dilihat, diraba, dicium dan non inderawi pengujian dengan alat. Pengujian mutu inner quality dilakukan untuk penilaian penampakkan air seduhan aroma, rasa dan warna air. Pengujian dilakukan dengan cara menimbang 5,6 gram bubuk teh lalu dimasukkan kedalam cangkir seduhan, dituangkan air mendidih 96 dan ditutup selama lima sampai enam menit, kemudian air seduhan tersebut dituangkan ke dalam mangkok seduhan. Penilaian aroma dilakukan dengan cara menghirup udara seduhan teh dengan membuka sedikit tutupnya. Penilaian rasa dilakukan dengan cara mencicipi air seduhan yang ada dalam mangkok. Penilaian warna air dilakukan dengan cara mengamati air seduhan dalam mangkok. Pengukuran kadar air bubuk teh dilakukan dengan alat Sartorius yang caranya hampir sama dengan pengukuran kadar air