Identifikasi Anggota Rantai Pasokan Perencanaan Manajemen Rantai Pasokan

2.1.2. Identifikasi Anggota Rantai Pasokan

Menurut Heizer dan Render 2001 rantai pasokan mencakup seluruh interaksi antara pemasok, manufaktur, distributor, dan pelanggan. Interaksi ini juga berkaitan dengan transportasi, informasi penjadwalan, transfer kredit dan tunai, serta transfer bahan baku antara pihak-pihak yang terlibat. Siagian 2005 menyatakan manajemen rantai pasokan berkaitan langsung dengan siklus lengkap bahan baku dari pemasok ke produksi, gudang, dan distribusi kemudian sampai ke pelanggan. Sementara peusahaan meningkatkan kemampuan bersaing mereka melalui penyesuaian produk, kualitas yang tinggi, pengurangan biaya, dan kecepatan mencapai pasar diberikan penekanan tambahan terhadap rantai pasokan. Rantai pasokan dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3. Gambar 2. Rantai Pasokan Siagian, 2005 - Informasi penjadwalan - Arus kas - Arus pesanan Perusahaan Persediaan Distribusi Pelanggan - Arus kredit - Arus bahan baku Pemasok Gambar 3. Rantai Pasokan Heizer dan Render, 2001

2.1.3. Strategi Manajemen Rantai Pasokan

Strategi manajemen rantai pasokan diperlukan untuk membantu pencapaian tujuan perusahaan yang diinginkan dalam strategi perusahaan. Strategi rantai pasokan mencakup hal yang lebih luas dan keluar dari batas internal perusahaan. Didalamnya akan tercakup keputusan strategis tentang jaringan pasokan supply network yang mencakup keputusan tentang pemasok mana yang akan dipilih, pemasok mana yang akan diajak menjadi mitra jangka panjang, dimana saja lokasi gudang dan pusat distribusi akan didirikan, apakah akan melaksanakan sendiri kegiatan logistik warehousing, transportasi, dll. Pujawan 2005 mendefinisikan strategi rantai pasokan adalah kumpulan kegiatan dan aksi strategis di sepanjang rantai pasokan yang menciptakan rekonsiliasi antara apa yang dibutuhkan pelanggan akhir dengan kemampuan sumber daya yang ada pada rantai pasokan tersebut. Tujuan strategis rantai pasokan adalah menghasilkan produk yang murah, berkualitas, tepat waktu dan bervariasi. Pemasok Informasi penjadwalan Arus kas Arus pesanan Arus kreatif Persediaan Arus bahan baku Persediaan Pemasok Pemasok Pemasok Perusahaan manufaktur Distributor Pelanggan Pelanggan Pelanggan Siagian 2005 menyatakan strategi adalah rencana aksi organisasi untuk mencapai misi, dimana misi adalah latar belakang keberadaan organisasi menjadi batasan dan fokus untuk organisasi dan konsep yang akan menjadi landasan organisasi bergerak. Unsur-unsur pembuatan strategi manajemen rantai pasokan menurut Sisilian dan Satir dalam Siagian 2005 terdiri dari: 1 Faktor Primer yaitu, keunggulan bersaing dan fleksibilitas permintaan. 2 Faktor Sekunder , yaitu kapabilitas proses, batas waktu proses, dan risiko strategi.

1. Faktor Primer

a. Keunggulan Bersaing Secara umum keunggulan bersaing menurut Porter 1980 dapat diperoleh melalui diferensiasi produk yang unik atau lebih dari produk yang sudah ada, kepeloporan biaya meminimalkan biaya tanpa mengurangi nilai dan kualitas produk, dan respon yang cepat yang ditandai dengan sifat fleksibel, reliabel, cepat tanggap terhadap perubahan-perubahan. b. Fleksibilitas Permintaan Fleksibilitas menutur Slack 1990 dipengaruhi beberapa faktor, yaitu produk itu sendiri, campuran produk, volume, dan tipe pengantaran. Pengukuran dari fleksibilitas permintaan dapat dilihat dari ketepatan pengantaran, peramalan permintaan yang tepat dan lain sebagainya.

2. Faktor Sekunder

a. Proses Faktor kapabilitas sangat berkaitan dengan sejauh mana perusahaan dapat menjalankan aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan dan sangat bergantung pada tipe kegiatan. b. Kematangan Proses Faktor kematangan proses sangat berkaitan dengan tingkat kinerja proses, bagaimana proses ini dapat tanggap dan memenuhi penawaran pasar. c. Risiko Strategi Risiko yang dimaksud disini adalah adanya penyebaran risiko, yaitu risiko yang diterima perusahaan akibat adanya kebocoran informasi tentang produk dan layanannya, baik itu yang diterima atau diberikan pemasok, sehingga pesaing dapat mengetahui strategi-strategi perusahaan. Dalam prosesnya strategi manajemen rantai pasokan memiliki 3 tiga tujuan, yaitu: 1. Menurunkan biaya, strategi manajemen rantai pasok yang dijalankan harus dapat meminimalkan biaya logistik yang terjadi. 2. Menurunkan modal, strategi ditujukan untuk meminimalisasikan tingkat investasi di dalam strategi logistik. 3. Meningkatkan pelayanan, strategi rantai pasokan harus secara proaktif dijalankan salah satunya adalah pelayanan harus selalu diperbaiki. Menurut Siagian 2005 terdapat beberapa strategi manajemen rantai pasokan ynag dapat digunakan, yaitu sebagai berikut: a. Postponement, yaitu strategi untuk menunda modifikasi atau penyesuaian terhadap produk selama mungkin. Dalam menerapkan strategi ini melibatkan perusahaan secara mendasar terhadap proses manufaktur suatu perusahaan dan operasi internal. Dengan bantuan dan rancangan pemasok, suatu perusahaan manufaktur dapat mempertahankan karakteristik generik dari produknya selama mungkin. Postponement dapat dilakukan berkaitan dengan teknologi dan karakteristik proses, karakteristik produk, dan karakteristik pasar. b. Drop Ship, yaitu strategi yang sering digunakan distributor. Pada awalnya tahapan produk dari pemasok untuk sampai ke tangan pelanggan cukup panjang Gambar 4. Tetapi melalui strategi drop ship, pemasok langsung mengirimkan ke pelanggan pemakai dan bukan kepada penjual, agar menghemat waktu dan biaya pengangkutan ulang seperti Gambar 5. Hal lain yang dapat menghemat biaya mencakup penggunaan kemasan khusus, label khusus, dan lokasi tertentu dari label atau kode barang barcode. Gambar 4. Aliran produk dari pemasok ke pelanggan akhir Siagian, 2005 Gambar 5. Strategi Drop Ship Siagian, 2005 c. Pembentukan lini kredit bagi bank. d. Penurunan float bank ketika uangnya sedang dalam transit. e. Pengkoordinasian produksi dan jadwal pengiriman dengan pemasok dan distributor. f. Pemanfaatan yang optimal atas ruangan di gudang penyimpanan. Kunci manajemen rantai pasokan yang efektif adalah penyeimbangan arus produksi dengan permintaan pelanggan yang selalu berubah-ubah. Strategi manajemen rantai pasokan yang dijalankan dapat dilihat kinerjanya melalui cash flow, savings, dan return on invesment ROI. Menurut Heizer dan Render 2001, sebuah perusahaan harus memutuskan strategi rantai pasokan untuk pembelian item-item dari luar. Strategi pertama adalah negosiasi dengan banyak pemasok dan memainkan satu pemasok dengan yang lainnya. Strategi yang kedua adalah mengembangkan hubungan jangka panjang bekerjasama dengan sedikit pemasok yang akan bekerjasama dengan pembeli untuk memuaskan pelanggan akhir. Strategi yang ketiga adalah integrasi vertikal, dimana perusahaan dapat memutuskan untuk menggunakan integrasi vertikal ke belakang dengan membeli pemasoknya. Strategi Pemasok Manajemen rantai pasokan Pelanggan Pemasok Manufaktur Distributor Retailer Pelanggan yang keempat adalah kombinasi beberapa pemasok dan integarsi vertikal, yang dikenal dengan sebutan “Keiretsu”. Pada metode keiretsu , pemasok menjadi bagian koalisi perusahaan. Terakhir, strategi kelima adalah mengembangkan perusahaan-perusahaan maya yang menggunakan pemasok dengan dasar ‘pada saat dibutuhkan’. Ballou 2004 menambahkan pendekatan yang inovatif dalam strategi rantai pasokan dapat memberikan keunggulan kompetitif pada perusahaan.

2.1.4. Perencanaan Manajemen Rantai Pasokan

Siagian 2005 menyatakan perencanaan manajemen rantai pasokan terdiri dari enam 6 topik, yaitu: a Tingkatan perencanaan, b Luasnya daerah perencanaan, c Tujuan pelayanan pelanggan, d Strategi fasilitas lokal, e Keputusan persediaan, dan f Strategi transportasi. a. Tingkatan Perencanaan Perencanaan manajemen rantai pasokan bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang what apa, when kapan, how bagaimana, dan hal tersebut berlangsung pada tiga tingkatan, yaitu strategis, taktikal, dan operasional. Perbedaan utama antara tiga tingkatan tersebut ditentukan oleh waktu untuk perencanaaan. Perencanaan strategis digolongkan sebagai perencanaan jangka panjang logistik dengan waktu lebih dari satu tahun. Perencanaan ini berhubungan dengan kebijakan-kebijakan perusahaan dalam menjalankan perusahaan. Perencanaan taktis merupakan perencanaan logistik jangka menengah dengan waktu kurang dari satu tahun. Perencanaan operasional berorientasi pada kegiatan operasional logistik sehari-hari dengan jangka waktu harian atau jam. Setiap tingkatan memiliki persfektif yang berbeda. Perencanaan strategis bersifat umum, sedangkan perencanaan operasional bersifat pasti. b. Luasnya Daerah Perencanaan Kegiatan logistik menyangkut empat keputusan penting meliputi : 1 Tingkatan layanan kepada pelanggan 2 Lokasi fasilitas logistik, yaitu menentukan strategi logistik dapat berjalan lancar dan menjamin akan mendapatkan stock 3 Keputusan persediaan, berkaitan dengan persediaan yang dimiliki dan kecukupan Stock barang 4 Keputusan transportasi, yaitu memilih model transportasi yang akan digunakan. c. Tujuan Pelayanan Pelanggan Pada tingkat pelayanan jasa yang rendah pemusatan persediaan dapat dilakukan di beberapa tempat, akibatnya biaya menjadi lebih mahal. Tetapi, pada usaha dengan pelayanan jasa yang tinggi maka akan terjadi sebaliknya. d. Strategi Fasilitas lokasi Perencanaan logistik terhadap fasilitas lokasi, sangat bergantung pada posisi geografis dari tempat penyimpanan dan tempat sumber daya. Menetapkan jumlah, lokasi, besarnya fasilitas, dan menentukan pasar yang dituju adalah cara penentuan produk yang tepat untuk dipasarkan. Menentukan biaya rendah atau mendapatkan keuntungan yang maksimal adalah tujuan dari perencanaan strategi fasilitas lokasi. e. Keputusan Persediaan Keputusan persediaan menunjukan tata cara bagaimana persediaan diatur. Kebijakan yang diambil perusahaan biasanya mempengaruhi keputusan fasilitas lokasi, untuk itu kebijakan ini digolongkan sebagai strategi logistik. f. Strategi Transportasi Keputusan transportasi yang digunakan sangat bergantung pada mode, seperti ukuran pengiriman, rute pengiriman, dan penjadwalan. Selain itu, problem jaringan logistik dapat dilihat dari jaringan kerjanya. Jaringan tersebut menggambarkan pergerakan barang mulai dari toko pengecer – gudang – pabrik – pemasok atau vendor. Jaringan kerja yang akan dibuat sangat bergantung pada hal-hal berikut: 1 Kapan direncanakan, 2 Pola permintaannya, 3 Pelayanan pelanggan, mencakup kemampuan pengadaan persediaan, kecepatan pengiriman barang, dan kecepatan serta ketepatan memenuhi permintaan, 4 Karakteristik produk, meliputi berat, volume, harga dan risiko, 5 Biaya logistik, dan 6 Kebijakan harga terhadap barang. Menurut Heizer dan Render 2001, apabila sebuah perusahaan memutuskan untuk membeli bahan baku daripada membuatnya, maka dia harus mengelola rantai pasokan pembelian. Mengelola rantai pasokan pembelian mempertimbangkan berbagai faktor, seperti biaya persediaan dan transportasi, ketersediaan pasokan, kinerja pengiriman, dan mutu pemasok.

2.1.5. Mengelola Manajemen rantai Pasokan