Faktor Primer Faktor Sekunder

Siagian 2005 menyatakan strategi adalah rencana aksi organisasi untuk mencapai misi, dimana misi adalah latar belakang keberadaan organisasi menjadi batasan dan fokus untuk organisasi dan konsep yang akan menjadi landasan organisasi bergerak. Unsur-unsur pembuatan strategi manajemen rantai pasokan menurut Sisilian dan Satir dalam Siagian 2005 terdiri dari: 1 Faktor Primer yaitu, keunggulan bersaing dan fleksibilitas permintaan. 2 Faktor Sekunder , yaitu kapabilitas proses, batas waktu proses, dan risiko strategi.

1. Faktor Primer

a. Keunggulan Bersaing Secara umum keunggulan bersaing menurut Porter 1980 dapat diperoleh melalui diferensiasi produk yang unik atau lebih dari produk yang sudah ada, kepeloporan biaya meminimalkan biaya tanpa mengurangi nilai dan kualitas produk, dan respon yang cepat yang ditandai dengan sifat fleksibel, reliabel, cepat tanggap terhadap perubahan-perubahan. b. Fleksibilitas Permintaan Fleksibilitas menutur Slack 1990 dipengaruhi beberapa faktor, yaitu produk itu sendiri, campuran produk, volume, dan tipe pengantaran. Pengukuran dari fleksibilitas permintaan dapat dilihat dari ketepatan pengantaran, peramalan permintaan yang tepat dan lain sebagainya.

2. Faktor Sekunder

a. Proses Faktor kapabilitas sangat berkaitan dengan sejauh mana perusahaan dapat menjalankan aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan dan sangat bergantung pada tipe kegiatan. b. Kematangan Proses Faktor kematangan proses sangat berkaitan dengan tingkat kinerja proses, bagaimana proses ini dapat tanggap dan memenuhi penawaran pasar. c. Risiko Strategi Risiko yang dimaksud disini adalah adanya penyebaran risiko, yaitu risiko yang diterima perusahaan akibat adanya kebocoran informasi tentang produk dan layanannya, baik itu yang diterima atau diberikan pemasok, sehingga pesaing dapat mengetahui strategi-strategi perusahaan. Dalam prosesnya strategi manajemen rantai pasokan memiliki 3 tiga tujuan, yaitu: 1. Menurunkan biaya, strategi manajemen rantai pasok yang dijalankan harus dapat meminimalkan biaya logistik yang terjadi. 2. Menurunkan modal, strategi ditujukan untuk meminimalisasikan tingkat investasi di dalam strategi logistik. 3. Meningkatkan pelayanan, strategi rantai pasokan harus secara proaktif dijalankan salah satunya adalah pelayanan harus selalu diperbaiki. Menurut Siagian 2005 terdapat beberapa strategi manajemen rantai pasokan ynag dapat digunakan, yaitu sebagai berikut: a. Postponement, yaitu strategi untuk menunda modifikasi atau penyesuaian terhadap produk selama mungkin. Dalam menerapkan strategi ini melibatkan perusahaan secara mendasar terhadap proses manufaktur suatu perusahaan dan operasi internal. Dengan bantuan dan rancangan pemasok, suatu perusahaan manufaktur dapat mempertahankan karakteristik generik dari produknya selama mungkin. Postponement dapat dilakukan berkaitan dengan teknologi dan karakteristik proses, karakteristik produk, dan karakteristik pasar. b. Drop Ship, yaitu strategi yang sering digunakan distributor. Pada awalnya tahapan produk dari pemasok untuk sampai ke tangan pelanggan cukup panjang Gambar 4. Tetapi melalui strategi drop ship, pemasok langsung mengirimkan ke pelanggan pemakai dan bukan kepada penjual, agar menghemat waktu dan biaya pengangkutan ulang seperti Gambar 5. Hal lain yang dapat menghemat biaya mencakup penggunaan kemasan khusus, label khusus, dan lokasi tertentu dari label atau kode barang barcode. Gambar 4. Aliran produk dari pemasok ke pelanggan akhir Siagian, 2005 Gambar 5. Strategi Drop Ship Siagian, 2005 c. Pembentukan lini kredit bagi bank. d. Penurunan float bank ketika uangnya sedang dalam transit. e. Pengkoordinasian produksi dan jadwal pengiriman dengan pemasok dan distributor. f. Pemanfaatan yang optimal atas ruangan di gudang penyimpanan. Kunci manajemen rantai pasokan yang efektif adalah penyeimbangan arus produksi dengan permintaan pelanggan yang selalu berubah-ubah. Strategi manajemen rantai pasokan yang dijalankan dapat dilihat kinerjanya melalui cash flow, savings, dan return on invesment ROI. Menurut Heizer dan Render 2001, sebuah perusahaan harus memutuskan strategi rantai pasokan untuk pembelian item-item dari luar. Strategi pertama adalah negosiasi dengan banyak pemasok dan memainkan satu pemasok dengan yang lainnya. Strategi yang kedua adalah mengembangkan hubungan jangka panjang bekerjasama dengan sedikit pemasok yang akan bekerjasama dengan pembeli untuk memuaskan pelanggan akhir. Strategi yang ketiga adalah integrasi vertikal, dimana perusahaan dapat memutuskan untuk menggunakan integrasi vertikal ke belakang dengan membeli pemasoknya. Strategi Pemasok Manajemen rantai pasokan Pelanggan Pemasok Manufaktur Distributor Retailer Pelanggan yang keempat adalah kombinasi beberapa pemasok dan integarsi vertikal, yang dikenal dengan sebutan “Keiretsu”. Pada metode keiretsu , pemasok menjadi bagian koalisi perusahaan. Terakhir, strategi kelima adalah mengembangkan perusahaan-perusahaan maya yang menggunakan pemasok dengan dasar ‘pada saat dibutuhkan’. Ballou 2004 menambahkan pendekatan yang inovatif dalam strategi rantai pasokan dapat memberikan keunggulan kompetitif pada perusahaan.

2.1.4. Perencanaan Manajemen Rantai Pasokan